Chapter 5

65 13 2
                                    

Hari ini kelas pertama Irene dimulai jam 7pagi. Sebelum pelajaran pertama dimulai Wali kelasnya Tuan Garricx Herdison mempersilahkan Irene memperkenalkan dirinya. Beberapa siswa di Asrama sudah mengetahui Irene karena saat pertama kali mengijakan kaki di tempat ini , mereka tampak terpukau dengan kecantikan si gadis.


"Halo.. Perkenalkan saya Irene Venixe , siswa pindahan dari Jaksonville." jawab irene dengan dingin & tenang. Semua penghuni kelas itu tampak antusias melihat irene yg memperkenalkan dirinya , namun beda dengan sang pemilik wajah cantik itu hanya memandang datar teman sekelasnya.


"Baiklah karena nona Irene sudah memperkenalkan diri , aku harap kau menyukai mata pelajaranku nona. Dan untuk bab pelajaran sebelumnya kau bisa meminjam catatan dari teman sebangkumu, mengingat sebentar lagi kita akan menghadapi ujian kelulusan. Sekarang kau boleh ke tempat dudukmu nona Irene." Irene berterima kasih kepada tuan Garricx lalu berjalan melewati beberapa siswa lainnya. Beberapa siswa perempuan berbisik bisik menatap pada dirinya. Sampailah irene di bangku yg di tempati oleh seorang lelaki bersenyum manis.


Kevin segera berdiri & mempersilahkan Irene duduk."Hay perkenalkan aku Kevin Herdison, Adik dari guru yg mengajar didepan itu."ucap Kevin antusias seraya menujuk ke arah Garricx sang kakak yg hanya di balas tatapan datar oleh Irene.

"ucap Kevin antusias seraya menujuk ke arah Garricx sang kakak yg hanya di balas tatapan datar oleh Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau menjadi temanku??"tanya si pria dengan senyum bak malaikatnya itu.
"Aku tidak tertarik berteman dengan siapa pun, jadi jangan berharap banyak padaku."Irene mengeluarkan buku jurnalnya dan mulai mencatat pelajaran yg di sampaikan wali kelasnya. Kevin tersenyum seraya berbicara dalam hati

"Ternyata kau benar benar istimewa ya , Irene

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ternyata kau benar benar istimewa ya , Irene. Aku akan berusaha menjadi temanmu karena Tuan Stefan memintaku menjagamu secara langsung. Suatu kehormatan melayani perintah beliau."
,
,
,
,
,
,

Tiada hari tanpa mendung di wajahnya. Dan isi dari fikiran sang vampire tampan "William" begitu kacau semenjak Ellie tertidur , berbagai cara setiap harinya ia pikirkan demi membalas dendam kekasihnya kepada sang Ayah. Jika dulu Will begitu mencintai keluarganya , tidak dengan sekarang. Will terlalu terobsesi akan Ellie tanpa Will sadari bahwa Ellie lah sumber dari semua kejadian buruk yg menimpa keluarganya dulu. Terlalu banyak nyawa yg sudah dikorbankan oleh keluarga Wellington demi kedamaian keluarganya. Namun Will dengan mudahnya termakan bujuk rayu seorang vampire wanita berparas cantik berhati iblis dan mempercayai segala kata - kata yg d ucapkan wanita itu.
"Aku sangat mencintaimu , Will." lalu sang gadis mulai mencium Will dengan panasnya itulah yg selalu Ellie katakan setiap kali Will bertanya apa yg sebenarnya terjadi antara dirinya dengan Stefan, sehingga membuat pria itu marah. Namun bukan Ellie namanya jika ia tak mampu berkilah dari setiap pertanyaan yg Will ajukan.
,

Brakkkkkk!!

"Apa yg kau lakukan disini??!"tanya Will pada dua orang yg berdiri di depan ruang pribadi miliknya dan juga Ellie.

Itu adalah Stefan ayahnya dan juga Xavier sang kakak.
Seperti hari - hari sebelumnya stefan akan datang bersama xavier memberitahu will untuk berhenti mencintai gadis iblis seperti Ellie. Will sudah muak mendengarnya.
"Aku rasa sudah cukup kau bersedih Will , berulang kali sudah Ayah katakan padamu bahwa gadis yg kau cintai selama ini bukanlah gadis baik, apa kau tidak bisa berhenti mencintainya dan menjalani hidupmu?"

Will hanya tersenyum sinis,

dan jawaban dari berpuluh puluh tahun telah Will sampaikan kepada Sang Ayah "Baiklah , aku akan berhenti mencintainya tapi dengan syarat kau harus mati dan menyerahkan tahta raja vampire kepada ayah Ellie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dan jawaban dari berpuluh puluh tahun telah Will sampaikan kepada Sang Ayah "Baiklah , aku akan berhenti mencintainya tapi dengan syarat kau harus mati dan menyerahkan tahta raja vampire kepada ayah Ellie. Bagaimana apa kau sanggup?"

"William! , Apa kau pikir?! Ayahmu seperti ini bukanlah keinginannya! Ini bukan seperti yg kau bayangkan , Will. Ellie dan keluarganya sangat bersalah disini! Aku mohon sadarkanlah dirimu" Xavier tampak marah

 Ellie dan keluarganya sangat bersalah disini! Aku mohon sadarkanlah dirimu" Xavier tampak marah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

dan menggenggam kerah baju Will , Xavier berbicara seperti itu karna ia sudah tau alasan. Stefan sudah menjelaskannya kemarin saat Irene sampai di asramanya. Dari yg Xavier tangkap bahwa Stefan hanya ingin melindungi William , Keluarga Wellington dan juga Irene. Karena Stefan pernah berjanji kepada Sang Istri untuk menjaga mereka.

"Jadi kau sekarang berpihak kepadanya , Kak??
Apa kau percaya dengan ceritanya sekarang?!"ucap Will sinis "aku kira kau akan berada di pihakku untuk bersama sama membunuh dia! Tapi kau malah membelanya! Ingatlah kak , bahwa ia telah mengorbankan Kak Michell anak kadungnya sendiri , Kakak yg sangat aku sayangi demi melindungi sebuah hal yaitu Tahta , memisahkan kita dari orang orang yg kita sayangi itu sangat menjijikan!"

"Bukan begitu will..."Xavier tampak lelah menjelaskan kepada adiknya ini. Hingga Stefan menepuk pundaknya. "Jangan pernah memihakku , boy. Karena aku sudah berlaku jahat padamu, memisahkanmu dari Michell. Bahkan aku dengan tega mengorbankan satu satunya anak perempuanku itu.

"Tapi Uncle, Will sudah keterlaluan.."
Belum sempat Stefan merbicara dengan Xavier dengan cepat Will memotong pembicaraan mereka.

"Bagaimana apa sudah menerima permintaanku , Ayah??" ketika Stefan ingin membalas ucapan anaknya, langkahnya terhenti. Xavier yg menyadarinya juga saling bertukar tatapan kepada Stefan. "Sial bau darah irene!" umpat lelaki itu dalam hati, saat itu juga Xavier meminta izin kepada Stefan untuk memastikannya. Will yg melihat itu hanya menyeringai pelan. "Apa Ayah menyembunyikan sesuatu dariku?!"

Wajah Stefan tampak terkejut dan seketika pula Stefan merubah kembali expresi wajahnya agar terlihat seperti biasa.
"Aku tidak menyembunyikan apa pun darimu. Mari kita berbicara di lain waktu, Aku akan kembali ke Asrama. Sampai jumpa besok , Son."dengan sekali langkah Stefan sudah pergi meninggalkan paviliun meninggalkan Will dengan segala pikiranya.
"Sebenarnya Apa yg mereka sembunyikan dariku..."


***










Chance (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang