Cerita ini murni milik saya. Jadi kalian dilarang menjiplak, menyalin mempost atau meng-hak milik ff ini tanpa se-izin saya sebagai penulis. Tolong hargai saya sebagai penulis ff ini.
Disini saya hanya meminjam nama-nama anggota EXO sebagai imajinasi saya di ff ini.
Maafkan jika typo masih merajarela (?)😅
Happy reading kaka😘
Jangan lupa klik bintangnya~~
.
.
.
Café yang mereka datangi mulai sepi. Beberapa pengunjung yang memang berniat untuk menghangatkan badan mereka mulai pergi saat melihat jika hujan yang daritadi mengguyur Seoul telah berhenti.
Kini café itu hanya menyisakan beberapa pelanggan termasuk dua namja yang duduk saling berhadapan dengan segelas cappucino. Tak ada yang memulai percakapan semenjak mereka tiba di café itu sekitar 15 menit yang lalu.
Karena merasa tak akan ada pergerakan dari namja di hadapannya, akhirnya ia berinisiatif untuk bertanya terlebih dahulu. "Sebenarnya apa yang terjadi Sehuan-ah?"
"Tidak ada yang terjadi ge." Bukan jawaban yang itu dinginkannya sebenarnya.
"Lalu apa yang kau lakukan, berjalan sendirian di tengah hujan seperti itu tanpa menggunakan payung." Tanyanya lagi.
"Hanya ingin mencari udara segar. Dan tiba-tiba saja hujan." Jawabnya cuek.
Percaya? Tentu saja tidak! Apalagi ia sempat melihat mata merah di wajah rupawan itu. ia sebenarnya bisa menyimpulkan jika namja manis di depannya ini tengah menangis. Namun berusaha menutupinya dengan berada di tengah hujan.
Namun ia tak bisa melakukan apapun jika namja manis di hadapannya ini tak mau menceritakan apa yang tengah terjadi padanya.
Dengan hembusan nafas keras akhirnya dia menyerah. "Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Pulang tentu saja. Ini sudah hampir larut." Ujarnya tiba-tiba melihat jam tangan model lama yang melingkari pergelangan tangannya. Seketika wajah manis itu pucat, seperti aliran darah menjauhinya begitu saja.
Kulitnya yang memang putih bertambah pucat kala mengingat apa yang mungkin akan terjadi kemudian.
Sehun lekas memasukkan kembali ponsel yang ada di atas meja dan beranjak dari kursi untuk meninggalkan café secepat mungkin.
Namun usahanya ini digagalkan oleh lengan kekar yang menariknya untuk duduk kembali.
"Mau kemana?" tanya Kris.
"Pulang. Ini sudah larut ge, aku harus pulang."
"Baiklah, gege akan antar pulang."
Setelahnya Sehun hanya pasrah ditarik seperti itu oleh Kris menuju tempat parkir tak jauh dari café setelah sebelumnya Kris membayar minuman yang mereka pesan. Lagipula mungkin perjalanan pulangnya akan bertambah cepat bukan?
30 menit kemudian mobil yang dikendarai Kris berhenti di depan rumah Sehun. Sedetik kening itu berkerut heran dengan apa yang ia lihat. Namun Kris tak bisa bertanya untuk saat ini.
"Terimakasih atas tumpangannya ge."
"Tentu. Dan cepatlah mandi air hangat supaya tidak demam hmm?"
"Ok"
Dan itulah percakapan terakhir mereka sebelum Sehun melihat mobil Kris pergi menjauhi pekarangan rumahnya.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT DAY (END)
Romansini adalah ff lama dimana sudah pernah publis sebelumnya... Sehun yang memilih cinta terpendam, tersakiti bagitu saja oleh orang yang sangat ia sayangi. namun apa yang terjadi ketika kebanarannya terungkap??