Cerita ini murni milik saya. Jadi kalian dilarang menjiplak, menyalin mempost atau meng-hak milik ff ini tanpa se-izin saya sebagai penulis. Tolong hargai saya sebagai penulis ff ini.
Disini saya hanya meminjam nama-nama anggota EXO sebagai imajinasi saya di ff ini.
Maafkan jika typo masih merajarela (?)😅
Happy reading kaka😘
Jangan lupa klik bintangnya~~
And di chap ini ada sedikit galau dan mungkin sedikit hurt. Maybe your need tissu or pentungan (?)
Happy reading, jangan lupa vote lagi yah.......
jadi ceritanya itu chapter depan udah tamat ya....
.
.
Adakah diantara kalian yang merasa jika mati lebih baik dari pada menjalani hidup yang sangat menyiksa? Itulah yang dipirkan Sehun saat ini. Berfikir bagaimana cara mati dengan cepat, meskipun Sehun sendiri yakin jika itu tak lama lagi melihat kedaannya untuk saat ini.
Namun apakah Sehun menyesal? Tentu saja tidak. Hanya saja ia tak menyangka jika orang 'itu' lah yang menghujatnya. Sehun akan tahan jika 'mereka' yang melakukannya. Tapi Sehun tak pernah tahan jika orang yang sangat berarti baginya yang mengatakannya.
Masih segar diingatan Sehun ketika pertama dan mungkin terakhir kalinya ia mengatakan perasaannya pada Jongin. Namun apa yang ia katakan membuat Sehun pesimis dengan hubungan mereka berdua.
"Hyun-ah, mulai hari ini kita tukar kursi. Aku tidak mau duduk dengan namja abnormal ini."
Semua murid di sana terkejut dengan perkataan Jongin. Selama ini memang Jongin tak pernah unjuk diri dalam mengerjai Sehun. Namun baru kali ini namja tampan itu menjatuhkan Sehun, seakan ia pun tak ingin jika namja berkulit putih itu berada di sini.
Sedangkan Sehun hanya menatap Jongin tidak percaya. Namja manis itu menundukkan kepalanya menahan air mata yang masih tertahan disepasang coklat caramelnya. Sehun menggigit bibir bawahnya begitu kuat, ia tak boleh menangis. Setidaknya tidak dihadapan semua orang.
Jongin sendiri langsung pergi meninggalkan kelas yang mulai terdengar berisik. Perasaannya sungguh tidak enak. Ia sendiri terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Ia tak menyangka jika ia akan mengucapkan kata-kata seperti itu.
"Oppa...... bukankah itu sedikit kejam. Meskipun aku masih trauma melihat wajahnya." Ujar Krystal menggenggam tangan kanan Jongin erat. Menyembunyikan sebagian wajahnya yang menyeringai jahat.
"Akan lebih bagus kalau dia pergi dari sini," ucap Jongin, yah ia yakin jika ini keputusan yang paling tepat.
Namun benarkah??
.
.
"Yah, kau mendengarnya namja abnormal? Hahahaha...... bahkan Jongin sendiri yang mengataimu seperti itu." ujar Hyunjoong.
"Lebih baik kau keluar dari sekolah ini. kau mempermalukan sekolah dengan orientasi mu itu dasar gay menjijikkan!!" lagi umpatan demi umpatan dilayangkan pada Sehun.
Tak lupa juga mereka menendang bahkan menjambak rambut halus itu hingga Sehun meringis menahan sakit. Namun apa daya ia hanya seorang diri sekarang.
Merasa tidak tahan akhirnya Sehun berontak dan berlari keluar ketika ada siswa yang lengah. Meninggalkan semua umpatan dari 'teman sekelas' nya.
Langkahnya perlahan berhenti di atap sekolah. Tempat persembunyiannya selama ini. Menjatuhkan tubuhnya yang semakin lemah, Sehun tersenyum miris mengingat perkataan Jongin. Dirinya memang abnormal karena menyukai namja.

KAMU SEDANG MEMBACA
THAT DAY (END)
Romanceini adalah ff lama dimana sudah pernah publis sebelumnya... Sehun yang memilih cinta terpendam, tersakiti bagitu saja oleh orang yang sangat ia sayangi. namun apa yang terjadi ketika kebanarannya terungkap??