Wafeesha melangkah cepat memasuki rumah Sonal yang megah. Rumah itu nampak sepi. Sonal pun sudah jarang pulang kesini.
Wafeesha langsung menendang pintu rumah Sonal. Tak peduli tindakannya ini mengundang perhatian dan berbagai bentuk protesan.
Satu persatu ruangan di rumah Sonal Wafeesha periksa.
Hingga ia memutuskan ke kamar orang tua Sonal. Dan Wafeesha menemui pemandangan menyesakkan.
Didalam, Nita--mama Sonal sedang meringkuk diatas tempat tidur. Isak tangisnya samar-samar terdengar ditelinga Wafeesha.
Pada akhirnya gadis itu memutuskan untuk mendekat kearah Nita. "Tante?"
Jantung Nita berdegup kencang, segera wanita paruh baya itu melihat ke sumber suara, dan menemukan Wafeesha tengah berdiri memandang tajam kearahnya.
"Feesha?"
"Om mana, tante?" Wafeesha langsung melempar pertanyaan pada Nita, hingga sukses membuat wanita paruh baya itu bungkam.
"Tante?", tanya Wafeesha sekali lagi.
Wafeesha sudah bisa menerka, jika ayah Sonal yang membuat segalanya menjadi rumit. Ia masih ingat saat Temmy--papa Sonal hampir memukulnya, saat ia melihat Temmy memukuli Sonal. Sampai kapanpun kejadian itu akan tetap membekas, mungkin berlaku sampai seumur hidupnya.
"Papanya Sonal ada di hotel Cekrawalas.", jawab Nita dengan suara tertahan.
"Buat apa om disana?", tanya Wafeesha lagi.
Nita menghela napas. "Ada acara dengan rekan bisnisnya."
Wafeesha menganggukkan kepala. "Tante ikut saya ke hotel."
Nita memasang wajah terkejut. "Untuk apa, nak?"
Wafeesha menatap Nita dengan sorot mata sendu. "Siapa tau tante menemukan alasan lain kenapa om mau menceraikan tante."
"Sonal sudah menceritakan segalanya sama kamu?"
Wafeesha mengangguk. "Iya. Bahkan Sonal memberitahu Feesha alasan om menggugat cerai tante. Awalnya Feesha nggak percaya, tapi saat ini Feesha mau membuktikannya. Ayo, tante!"
Nita dengan langkah lemah mengikuti Wafeesha. Keduanya akan menuju hotel dimana Temmy berada.
***
"Mas, kapan kita menikah? Aku tidak sabar menanti datangnya hari bahagia kita itu."
"Sabar, sayang! Aku harus mengurus perceraian dengan istriku. Dan, aku akan memperjuangkan hak asuh anakku."
Wanita yang duduk dipangkuan pria itu berdecak. "Untuk apa mengambil hak asuh anakmu?"
"Aku sayang sama anakku. Dan aku akan menempuh berbagai macam cara agar ia memilih tinggal bersamaku."
Brak!
Pintu kamar terbuka paksa, berhasil mengagetkan kedua orang yang tengah bermesraan itu. Bahkan wanita dengan pakaian minim itu bangkit dari pangkuan pria yang duduk dengan pandangan menajam itu. Wanita itu sibuk memakai pakaiannya yang sudah ia biarkan terletak diatas lantai.
Nita dan Wafeesha menatap kesal kearah dua orang itu.
Nita melangkah kearah Temmy. "Jadi ini alasan kamu mau berpisah sama aku, mas? Kamj ternyata ada main sama sekretaris kamu ini!", ujar Nita menunjuk wanita yang tengah bersama suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana
Teen FictionWafeesha sudah lama menyukai Joshua. Tapi masalahnya, Joshua tak pernah bisa melihat kasih sayang yang Wafeesha berikan padanya. Karena bagi Joshua, Wafeesha itu bagai makhluk asing yang ditinggalkan koloni-koloninya. "Ini perasaan cinta, bukan amb...