Nyatanya selama ini aku salah mencintai seseorang. Namun, aku coba bertahan untuk beberapa waktu. Tapi kian harinya, perlakuanmu membuatku makin terluka.
***
Seorang gadis menatap pintu sebuah cafe yang tak jauh darinya. Dua jam sudah ia duduk di sebuah bangku yang ada di salah satu cafe di Kota Malang.
Tapi selama itu pula orang yang ia tunggu-tunggu tidak kunjung datang. Lelah memang, tapi gadis itu tetap berusaha bertahan. Demi janji dan komitmen yang pernah ia ucapkan.
Matcalatte yang tadi ia pesanpun masih sama volumenya. Masih belum tersentuh sama sekali sejak datang tadi. Rasanya nafsu makannya sedikit berkurang karena moodnya kurang baik.
Berkali-kali gadis itu mengecek jam tangannya. Memastikan detik yang terus berlalu itu nyata adanya. Tak sedikit juga keluhan terucap di bibir gadis itu karena efek terlalu lama detik yang ia habiskan disana secara cuma-cuma.
Beberapa orang pun berlalu lalang melewatinya. Suasana yang tadinya ramaipun kian detik kian sepi. Apalagi saat senja mulai datang menjemput malam.
Dari arah pintu masuk seorang remaja SMA berseragam abu-abu tengah berjalan masuk. Cowok itu menyapu pandangannya ke sekeliling, dan saat matanya bertemu dengan seorang gadis yang ia cari, cowok itu pun segera menghampiri.
"Diego, kita----"
"Sorry gue gabisa, kita putus." sederet kalimat panjang yang diucapkan cowok itu seketika membuat sang gadis itu membeku.
P u t u s ?
"Lupain gue, dan gue bakal lupain lo. Anggep aja kita orang asing yang gak pernah kenal sebelumnya."
Mendengar itu air mata gadis itu seketika luruh. Dirinya menggeleng pelan ke arah cowok yang ada di hadapannya. Sementara cowok tadi malah diam. Bukannya merasa bersalah, ia malah pergi begitu saja.
Gadis itu menggeleng lirih. Tujuh ribu dua ratus detik ia telah berada disana. Tapi bukan hal ini yang mau ia dengar.
Orang yang pernah menjadi orang yang paling spesial telah melukainya dengan sedalam itu. Orang yang dulu ia bangga-banggakan dengan tanpa alasan mengucapkan kata-kata perpisahan dengan wajah tanpa bebannya.
Ternyata definisi arti cinta itu adalah tak terduga. Kita tak bisa memastikan kapan kita jatuh cinta dan kepada siapa kita menjatuhkan rasa.
Juga, kita juga tak bisa memastikan kapan rasa itu akan bertahan lama. Terkadang semuanya terasa menyakitkan. Dan kita hanya bisa mempersiapkan diri dengan semua rasa yang cepat berubah.
Memang, hidup bisa seunik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asteroica Mulatta
Teen FictionBiarkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Mungkin hubungan kita sudah berakhir dan ditelan oleh waktu, tapi di setiap celah di hatiku, di setiap alirah darah yang mengalir di organ tubuh dan sistem peredaran darahku, juga di setiap helaan nafas...