i won't hear it

951 253 43
                                    

Sejak kejadian dua hari yang lalu, jeongin malas untuk keluar kelas, ia lebih menyibukkan diri membaca novel atau tidur waktu istirahat. Bukan bermaksud untuk lari dari masalah tapi untuk kali ini jeongin lebih memilih menghindar. Ia takut jika harus ikut campur lalu masalah yang ditimbulkan semakin runyam.

Seharusnya dari awal semua tidak seperti ini, walaupun seperti yang diharapkan tapi kalau harus merebut posisi seseorang bukannya itu malah sangat jahat. Baginya bentuk kesedihan pun tak pernah berubah.

Bel pulang sekolah sudah berdering daritadi tapi jeongin tak kunjung juga keluar dari kelas. Padahal suasana sekolah pun sudah sepi. Kalaupun ingin menghindari ryunjin ataupun hyunjin tidak harus pulang terakhir sendiri kan.

Tangannya menumpu kepalanya di atas meja seraya memandang area luar lewat jendela. Memastikan dengan matanya sendiri kalau ryunjin sudah pulang.

Pintu kelas berdebam mengalihkan atensi jeongin.

"Jeongin"

Inilah hal yang paling ditakutkan jeongin, ryunjin yang datang membawa harapan tinggi padanya.

"Bagaimana tentang permintaanku kemarin, kau bisa kan?" Jeongin tersenyum kecut, pertanyaan yang selalu terngiang ngiang di pikirannya sekarang menjadi kenyataan.

Sebelum menjawab jeongin sudah memikirkannya matang matang, "Maaf, tapi aku tidak yakin, aku hanya mengenal hyunjin sebatas nama dan tetangga selain itu aku pikir tidak"

"Tapi dia selalu membicarakanmu tentang betapa manisnya kau saat tersenyum dan hal kecil tentangmu, apa kau yakin jika itu hanya sebatas tetangga" sangkal ryunjin tidak terima.

"Bukannya itu wajar karena kami baru mengenal"

"Apa iya, dia sudah membicarakanmu sudah lama, lebih dari satu tahun jeongin"

"Dia selalu ingin melihatmu tersenyum, jujur dulu aku sangat cemburu denganmu tapi aku rasa kau pantas mendapatkannya, hyunjin menginginkanmu bukan aku"

"Aku kalah, jeongin"


🍋🍋🍋

Ini chapter lemon yang paling panjang, maaf ya kalau ceritanya bosenin.

lemon.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang