Uyghur

41 1 0
                                    

*📜 Tughan Khan dan Jihad Melawan China di Turkistan*

Hari ini, viral berita diskriminasi muslim Uighur oleh otoritas China. Mereka dijebloskan di kamp-kamp pengasingan massal, dilarang menjalankan ritual agama, dan dijadikan target indoktrinasi paham komunis.

Uighur adalah suku muslim yang menempati daerah otonomi Xinjiang, China. Wilayah ini sendiri masih di sebut Turkistan Timur oleh muslim Uighur. Karena itu, pihak China ‘memaksa’ mengganti namanya menjadi Xinjiang. Ini upaya Chinaisasi Turkistan Timur.

“Sejarah terus dipergulirkan”, begitu al-Quran menjelaskan. Hari ini, muslim Uighur di Turkistan Timur dipaksa tunduk pada komunis China. Jauh sebelumnya, orang-orang kafir China juga telah berusaha mencaplok wilayah muslim tersebut.

Sejarawan muslim, seperti Ibnu Atsir (w.630 H), ad-Dzahabi (w.748 H) dan Ibnu Khaldun (w.808 H) mencatat pernah ada agresi pasukan kafir dari China untuk menguasai wilayah Turkistan. Namun di sana muncul pahlawan muslim bernama Tughan Khan yang berhasil menghalau hal tersebut.

Dalam Siyar A’lam an-Nubala, ad-Dzahabi menceritakan, Tughan Khan (طغان خان) adalah penguasa muslim di wilayah Turkistan, Balasagun (sekarang kota di Kirgizstan), Kashgar (China bagian barat), Hotan (China), dan Otrar/Farab (Kazakhstan). Beliau sosok pemimpin religius dan adil, serta pejuang yang berani.

Tughan Khan menggantikan posisi saudaranya Ilak Khan (إيلك خان) dalam memerintah wilayah tersebut. Pada masa Ilak Khan (w.403 H) terjadi perselisihan antara dirinya dengan sultan Mahmud bin Sabaktekin al-Ghaznawi, sang penakluk tanah Hindustan. Perselisihan ini bukan saling adu mulut saja, tapi sudah tahap saling berperang satu sama lain.

Sebelum Ilak Khan wafat dan digantikan Tughan Khan. Beliau mengirim surat kepada Sultan Mahmud Sabaktekin untuk rekonsiliasi, dan usaha inipun berhasil menyudahi perselisihan keduanya.

Dalam catatan Ibnu Atsir di kitab al-Kamil fi at-Tarikh, disebutkan diantara isi surat itu adalah:

المصلحة للإسلام والمسلمين أن تشتغل أنت بغزو الهند و أشتغل أنا بغزو الترك و أن يترك بعضنا بعضا

“Maslahat bagi Islam dan umatnya adalah ketika engkau fokus berjihad di India dan saya di Turkistan, kemudian meninggalkan perselisihan antar sesama kita”.

Pada masa Tughan Khan, pasukan China melancarkan ekspansi merebut wilayah Turkistan. Ibnu Khaldun menceritakan di tarikh-nya, ketika Tughan Khan menderita sakit berkepanjangan, bergeraklah 300 ribu pasukan China memanfaatkan situasi tersebut untuk merebut wilayahnya.

Mendengar hal ini, bangkitlah beliau dari pembaringanya seraya berdoa, “Ya Allah sembuhkanlah aku, agar bisa melawan mereka, (baru) kemudian matikan aku bila Engkau berkehendak”, (allahumma ‘afini laaghzuwahum, tsumma tawaffani in syi’ta). Setelah mengucapkan doa ini, Allah angkat penyakitnya. Kemudian beliau mengajak umat Islam bersama-sama berjihad dijalan Allah.

Mengetahui Tughan Khan sembuh dan memobilisasi umat Islam untuk berjihad. Akhirnya, tentara China mundur, tidak jadi menyerang. Mendengar info tersebut, Tughan Khan tidak lantas membiarkan mereka begitu saja. Dikisahkan, beliau dan kaum muslimin mengejar mereka, hingga akhirnya tersusul.

Dan terjadilah perang besar antara umat Islam dan pasukan China. Ad-Dzahabi menyebutkan, perang tersebut terjadi pada tahun 408 H. 200 ribu tentara musuh mati, 100 ribu menjadi tawanan. Setelah itu, Tughan Khan dan pasukannya kembali ke Turkistan, beberapa saat kemudian beliau meninggal.

Ada banyak pelajaran bagi umat Islam dari kisah ini. Diantaranya; rivalitas antara keimanan dan kekufuran adalah sebuah keniscayaan. Perbedaan pendapat antara elit pimpinan umat Islam adalah sebuah dinamika. Ia akan menghasilkan maslahat, ketika mereka mensikapinya dengan bijaksana, sebagaimana sikap Ilak Khan dan sultan Mahmud bin Sabaktekin. Kondisi tidak sempurna bukan penghalang perjuangan, Tuhan Khan walau sedang sakit, beliau tetap berjihad.

Terakhir, sejarah selalunya terulang, hanya waktu, tempat dan aktornya yang berbeda. Saat ini, muslim Uighur sedang mengalami diskriminasi dari komunis China. Tapi di sana ada sebuah keyakinan, bahwa pertolongan Allah akan datang, selama mereka mau berjuang menegakkan agama-Nya. Dan menjadi kewajiban setiap muslim untuk ambil bagian dalam menolong mereka dengan berbagai cara dan kemampuan yang ada. _Wallahu a’lam_ [ ]

Muh Ridwan

Sumber: al-Kamil fi at-Tarikh Ibnu Atsir, Siyar A’lam an-Nubala ad-Dzahabi, & Tarikh Ibnu Khaldun

Let's Go To Hijrah, Because Hijrah Is BeuatyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang