VOTE TUH GRATIS LOH BENERAN
KENAPA KALIAN2 TIDAK MAU VOTE UNTUK MEN SUPPORT STORY INI? 😢😢😢
Tapiii TERIMA KASIH
Untuk kalian yg selalu VOTE dan COMMENT story ini
Gue hafal kalian2 yg sering VOTE dan COMMENT..
Dan gue ber TERIMA KASIH akan hal itu..
Simple emang! Tapi bikin gue merasa di HARGAIN 😭
.
.
.
"NO!!.. LIERAA!!!"
"AAAKHHHH!!" Liera teriak dari dalam kamar mandi dan rasanya gue udah hampir pingsan
*Bruk
Gue ambruk ke lantai, rasanya tulang kaki gue melunak, dan gak sanggung menopang tubuh
"MBAK KIERA!!"
"HUAAA!!"
Punggung gue menyentuh lantai kamar gue, kepala gue mengadah ke atas, beberapa kali mengerjap menatap lampu yg menggantung di langit2 kamar gue
"Kir..!"
Wait?
Suara berat siapa itu yg manggil gue?
"MBAK KIERA CICAK MATI!!"
Hah?!
Cicak mati?
Gue memutar otak gue berpikir sangat keras, perlahan menemukan apa yg sebenarnya terjadi
"Kiera!.." suara berat itu manggil gue lagi, gak jauh dari tubuh gue yg terbaring di lantai dekat kasur gue
Gue langung menoleh ke sumber suara yg berasal kuat dari telinga kanan gue
"J..jom?!" Gue melebarkan mata saat melihat cowok yg menyandang status sebagai pacar gue dan idola adik gue itu sedang tengkurap di bawah kolong kasur
Mas jom nyengir kuda saat gue sedang berpikir atas hal2 yg membingungkan ini
"Ka..kamu, gak di.. kamar ma(..)"
"MBAK KIERA!" Liera keluar dari kamar mandi dan membentak gue
Gue terlonjat kaget dan bangun mengganti posisi menjadi duduk
"Ada cicak mati itu.. di kamar mandi!! Jijik aku mbak..."
Gue hanya memandang Liera kosong
"Mbak!"
Panggil Liera dan gue mulai tersadar
"Kok malah nglamun sih!"
"Eh! Iya2 kenapa?" gue langsung berdiri, sempet curi pandang ke arah bawah kasur gue, tempat dimana mas jom bersembunyi
"Ituu ada cicak mati!!"
"Ya Ampun.. cuman cicak mati kamu kok histeris banget sih?! Ku kira ada apa tau gk?"
Gue menyeka keringat yg ada di kening gue
"Sana! Ambil sapu sama cikrak!" Perintah gue lalu nunjuk ke arah pintu kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
Tsundere | Rian Ardianto
Fanfiction[Hiatus] Kepribadian mereka bertolak belakang tapi cinta memaksakan untuk bersama. Hari demi hari menjadi seperti ujian, sifat dan sikap masing2 menjadi sesuatu yang mereka benci. Rian Ardianto, atlet yg dingin kalem dan irit ngomong jatuh hati sama...