SMA

112 9 0
                                    

     Perkenalkan namaku Raffi Dinan Putra, biasa dipanggil sayang, eh maksudku Raffi. Aku lupa tinggiku berapa, seingatku 170an cm. Umurku masih muda, 16 tahun. Hobiku membaca wajah orang dan membahagiakan orang tua. Aku orangnya sangat jarang mendengar musik, bisa dipastikan aku orangnya sangat jarang galau. Dan juga aku masih single.

     Lima tahun telah berlalu. Aku tinggal di kota Pekanbaru, lebih tepatnya agak di tengah kota. Sebelumnya aku tinggal di rumah orang tuaku, tapi karena aku ingin lebih mandiri dan dewasa, aku memilih untuk tinggal sendiri. Rumah yang kutinggali sekarang adalah rumah tempat aku nge-kos. Lebih tepat disebut kamar kos sih. Kenapa baru masuk SMA sudah nge-kos? Karena aku ingin belajar mandiri dan keluar dari zona nyaman. Keren ngga tuh?

     Aku merasa, ketika berada di rumah itu serasa apa-apa aku tidak bisa bertindak seperti yang telah aku pelajari. Seperti aku pernah memberlakukan larangan membuang sampah sembarangan itu sering dikekang oleh orang tuaku. Sering aku melihat orang tuaku suka membuang sampah sembarangan. Sudah sering aku peringati dengan lembut akantetapi orang tua aku bersikukuh terus melakukan itu dengan berbagai alasan, ntah itu tidak ada tong sampah atau apalah. 

     Suatu hari aku membeli tong sampah dari duit tabunganku sendiri. Alhasil? Seribu alasan keluar dari mereka. Alasan mamaku kala itu adalah, tong sampah itu terlalu tinggi, jadi susah untuk memasukkan sampah tadi. Padahal tingginya itu selisih 10cm dari tempat mamaku menyapu.

     Satu lagi, yang paling ngeselin, kalau siang hari itu mereka sering boros listrik lampu. Tapi kalau tagihan listrik ngelunjak kalian tahu siapa yang disalahin?

Aku

     Terlebih-lebih aku belum bisa menahan emosi dan nafsuku. Jadi bisa dipastikan, batin aku di rumah pada saat aku di rumah itu, sering terluka karena orang tuaku sendiri. Daripada aku jadikan rumah sebagai ajang pencarian dosa, mendingan aku mulai belajar mandiri. Salah satunya tinggal sendiri. 

     Sebelum aku pindah ke tempat yang baru ini pun aku harus menghadapi hadangan dari mamaku juga. Kupikir mamaku emang sayang kepadaku, tak ada salahnya. 

Tapi tetap aja kerasa jengkel saat itu.

     Di rumah itu aku tidak merasakan adanya relasi yang baik antara aku dan keluarga. Apabila sekeluarga sedang berkumpul berdiskusi, biasanya bakal ada yang diganggu oleh gadgetnya, ntah itu di telepon oleh orang atau sekedar ingin bermain video game, ataupun nonton youtube yang ditonton pun channel clickbait. Sedih kadang melihat perkembangan konten youtube di Indonesia.

     Mulai hari ini semoga aku dapat mengubah nasib hidupku dan menerapkannya di rumah dengan apapun resikonya.   

Aku punya mimpi, bahwa suatu saat aku dan keluargaku dapat berkumpul bersama dengan baik. Tanpa ada gangguan-gangguan yang sebenarnya bukan gangguan alami.
Membayangkan aku berdiskusi, berdebat, dan bertukar pendapat dengan keluargaku saja sudah membuatku rileks.

     Aku punya cita-cita besar yang ingin ku wujudkan di dunia ini. Salah satu cara yang aku lakukan untuk mengejar cita-cita itu adalah dengan sekolah setinggi-tingginya dan belajar dengan tekun agar dapat mencapai yang aku dambakan. Semoga dengan cara yang aku lakukan ini diridoi oleh Allah Yang Maha Esa karena tanpa kuasanya aku tidak dapat melakukan apa-apa di dunia ini. Aamiin.

     Aku memulai hari demi hari dengan hal-hal yang baru, mungkin jarang kulakukan saat berada di rumah orang tuaku. Bangun pagi, cuci muka dengan air sejuk, gosok gigi, setelah itu mandi. Mandi pagi? Apa ngga menggigil itu badan? Menurut penelitian, bahwa mandi pagi itu sangat bermanfaat untuk kesehatan. Maka dari itu aku melakukannya. Walaupun hanya sekali ini. Hehehe.

Segelas Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang