Untukmu Casana

73 6 0
                                    

     Aku berpikir kalau aku ingin sedikit lebih dipandang oleh Casana, aku harus memperbaiki penampilanku. Tapi dengan modal anak kosan yang jauh dari orang tua. Sangat merepotkan jika aku meminta uang ke orang tuaku untuk memperbaiki penampilanku di sekolah seperti membeli tas baru. Yang dimana itu sangat bertolak belakang dengan tujuan utamaku tinggal jauh dari orang tua.

     Di rumah, aku berdiri di depan cermin. Aku memandangi bagaimana penampilanku.. Karena besok adalah hari senin, dimana hari itu adalah kegiatan upacara dan aku sering mendapatkan barisan pertama dan pasti aku menjadi pusat sorotan seluruh murid yang berbaris-karena ribut. Hehehe. Jangan ditiru, ingat!

Upacara adalah acara menghormati jasa para pahlawan yang gugur mendahului bangsa. Dengan jiwa raga dan tumpah darahnya ia membela bangsa dari penjajah, kerusakan, dan keburukan yang terjadi.

     Aku menonton tentang bagaimana style yang bagus untuk seorang pria berumur 16 tahun di Youtube. Banyak video yang tersedia, aku akhirnya memilih video yang paling menarik buatku. Channel review Indonesia yang teratas di youtube saat itu sangat menarik perhatianku, karena pembawaan videonya sangat kusuka. Sangat sentolop kalau kata youtuber channel Tara Arts. Tapi bukan hanya itu saja. Beberapa channel luar kutonton dan juga tertarik seperti setelan ala Justin Bieber dan Zayn Malik. Kali aja mukaku juga berubah.

     Setelah aku menonton, ada satu hal yang aku dapat petik. Yaitu yang mengatur penampilan kita adalah kita sendiri. Jangan membebani diri sendiri untuk menjadi orang lain. Akhirnya aku ingat dulu ada penyanyi sewaktu aku SMP stylenya menarik akhirnya aku mulai mencoba cara dia berdiri dan berjalan sampai rambutnya. Tapi rambutnya tidak kesampaian karena di sekolahku rambut panjang sangat ditentang oleh pihak sekolah. Aku tak tahu apa salah rambut panjang hingga di tindak sampai sebegitunya.

     Pada awalnya aku merasa susah untuk menjadikan itu diri aku sendiri. Karena biasanya aku berjalan seperti orang yang kurang ada semangat hidup. Tapi aku yakin kalau dibiasakan akan menjadi bagian dari diri aku sendiri. Dan ini juga tidak membebani diriku sendiri sebab aku melakukan perubahan pada diriku yang positif, dari yang berdirinya kurang semangat jadi lebih tegap dan lebih tampak semangat yang masih membara.

     Keesokan harinya aku sudah siap dengan gaya baruku. Masuk kelas dengan gaya yang sudah kupelajari dan kupersiapkan dari rumah. 

     Hal yang ingin kucari selanjutnya adalah teman. Karena dari awal masuk sekolah aku selalu menutup diri dengan orang-orang dan memilih untuk sendiri. Kali ini aku harus mulai membuka diri kepada orang-orang agar bisa berteman denganku.

     Aku bertemu lagi dengan anak yang waktu itu menyamperi aku tiba-tiba. Saat ini ia juga tiba-tiba datang dari belakang aku dengan meminum minuman yang dia beli dari kantin.

"Gimana? Udah ada progress?" tanya dia

"Udah, tapi masih terlalu kecil yang aku lakukan" lanjutku "Oh, iya kalau boleh tau nama kau siapa ya?" 

"Namaku? Raihan, tinggalku di dekat sungai Maknifen kelurahan Jambu Hijau"

"O..ohh, oke!" aku menggaruk kepalaku karena bertemu dengan orang seunik ini. Karena biasanya orang berkenalan akan memberikan namanya saja. Akan tetapi ini langsung memberikan alamatnya kepada aku bak aku adalah orang yang terpilih untuk dipercayanya. 

"Namaku Rafi, senang berkenalan dengan anda" Aku mengulurkan tanganku.

"Bukan berkenalan, tapi senang membuat kesepakatan denganmu" 

"Kesepakatan?"

"Berkenalan menurutku terlalu mainstream. Anak muda harusnya membuat inovasi" katanya dengan yakin.

Segelas Green TeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang