🍒🍇🍒🍇🍒🍇🍒🍇
Cahaya matahari menyeruak dari jendela yang tidak tertutupi horden. Aku merasa silau dan terbangun, menggosok mata ku, lantas melirik jam dinding. Masih jam 6 pagi, aku melirik kearah jendela.
Ternyata aku lupa menutup jendela, sudahlah lupakan saja. Dengan mata masih setengah terpejam, aku berjalan kearah kamar mandi. Membersihkan tubuhku agar kembali wangi, lantas berdandan agar terlihat cantik.
Aku turun, berjalan menuju dapur, lantas duduk di meja makan bergabung dengan Ibu dan Ayah untuk sarapan pagi bersama. Ibu dan Ayah menatapku dari atas sampai bawah, menatapku dengan penuh selidik.
"Joo, mau kemana?" Tanya Ibu dan Ayah saling tatap.
"Mau jalan sama Taehyung, Ibu, Ayah." Jawabku tanpa menoleh pada mereka.
"Oh, iya benar." Ucap Ibu dan Ayah kompak, lantas mereka saling tatap dan tertawa.
"Ayo, Joo. Dimakan." Ibu menatapku sambil tersenyum.
"Iya, Bu. Lihat, Joo sedang makan." Aku mengangkat sendok dan garpu ku.
"Oh iya." Ibu menepuk jidat, lantas menggeleng.
"Sudahlah, Joo. Jangan menggoda Ibumu, dia selalu tidak memperhatikan dengan baik, sejak kamu kecil malah." Aku tertawa dan Ibu melotot. Ayah hanya menggedikan bahu lantas terkekeh.
"Ayah, sepertinya kita harus mengganti kasur yang ada di kamar kita." Ibu memulai topik pembicaraan. Ya, yang di bicarakan kali ini adalah perihal tentang kasur di kamar Ayah dan Ibu. Ibu selalu saja bisa mencari topik yang pas disaat bersama seperti ini. Namun, baguslah Ibu mendapat topik yang tidak melibatkan diriku—bertanya tentang, apakah aku sudah mulai menyukai seseorang, apakah aku punya sahabat laki-laki, atau apakah aku sudah punya pacar. Selalu saja. Hal itu membuatku muak. Namun aku bersyukur untuk pagi ini, karena Ibu tidak menanyakan perihal tentang ku.
"Kasurnya kenapa lagi?" Tanya ayah.
"Per kasurnya rusak lagi, Yah, sudah tidak seempuk dulu." Aku hanya diam mendengarkan sambil mengunyah roti isiku.
Satu-dua menit percakapan tentang "kasur di kamar Ibu dan Ayah" masih menjadi topik saat ini. Aku melirik kearah jam dinding yang tergantung di atas kulkas. Sudah pukul setengah tujuh pagi. Aku menyudahi sarapanku.
"Ibu, Ayah. Joo pamit dulu ya, mau ketemu Taehyung." Aku membungkukan badanku lalu berjalan keluar rumah, menuju pinggir jalan dan menunggu Taehyung.
Lima-sepuluh menit berlalu, namun belum terlihat sama sekali batang hidung Taehyung. Kemana dia, dia sendiri kan yang mengajakku, awas saja jika dia tidak datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure In The World Of The Witch
FantasíaNamaku Bae Joohyun. Aku lebih sering di panggil Irene. Aku seorang remaja berumur 18 tahun. Aku tinggal di Skandinavia. Sebuah kota dengan populasi rendah. Namun semuanya baik-baik saja sebelum aku melewati sebuah dinding yang bersinar dan masuk...