Deru mesin jalanan bersaut-sautan, asap seperti awan memenuhi daratan ada yang hitam ada yang putih. Seharusnya sejuk dan banyak burung-burung bernyanyi di dahan pohon. Tapi manalah mereka sudi yang ada bisa mati terkontaminasi. Tukang koran berisik, para pengamen pun berisik, ketenangan hari ini sangat terusik, Jakarta di pagi ini sangat tidak asyik.
Paijo turun dari angkot busuk salah satu aktor kota. Di dalam penat dan bikin mual ditambah lagi ada ibu-ibu dan mbak-mbak yang genitnya seperti kucing yang minta dikawin.
"Berapa Bang? " tanya Paijo ke supir angkot
"Empat ribu maratus aje Dek!" jawabnya
"Ini Bang! " Paijo mengeluarkan selembar uang sepuluh ribu sampai ia menerima kembaliannya.
"Dadaaaah mas Ganteng...!!! " Suara dari Ibu-Ibu dan mbak-mbak sebagai sapa terakhir dari para penghuni angkot tua itu, akhirnya angkot itu hilang dari pandangan.
Paijo berjalan memasuki halaman sekolah, dahinya berkerut kala ia melihat keramaian di mading sekolah. Ia mendekati keramaian itu dengan tampang yang masih bingung. Perlu usaha lebih untuk mendekati dan tahu apa sebenarnya yang tertempel di mading itu yang bisa membuat penghuninya heboh. Dengan sedikit perjuangan mau berdesak-desakan dengan yang lain, kini jelas sudah ternyata yang tertempel di mading adalah kegiatan ekstra sekolah yaitu Camping di puncak yang mana nanti akan banyak kegiatan di sana dan malamnya akan ada puncak anugerah raja dan ratu kecantikan pilihan sekolah.
Puas membaca informasi tersebut Paijo membenarkan posisi tas ranselnya dan kembali memasuki ruang kelas.
"Bisa sampai sini Lu?? Salah siapa mandi lama banget, ngapain juga mandi lama-lama?" Bony sudah ada ditempat duduknya dengan gaya rese seperti biasanya.
Paijo hanya melihat sejenak dan tidak menggubris Bony, ia meletakkan ranselnya kemudian duduk.
"Paijo....!!! " teriak Evy dan Laras yang baru aja masuk kelas yang selalu heboh. Mereka sedikit berlari pecicilan mendekati bangku Paijo dan duduk di sana.
"Pai.. Elu dah tahu kan acara camping dan malam anugerah yang diadakan pengurus sekolah? " Laras duduk berhadapan dengan Paijo sambil memainkan rambutnya seperti biasa.
"iya kenapa? "tanya Paijo
"Lu mau kan jadi pasangan dansa Gue? mau yah? pliiiisss!" Laras mengkedip-kedipkan matanya di depan wajah Paijo.
Paijo terdiam sambil senyum dia malah membayangkan gadis yang memintanya menjadi pasangan dansanya adalah Cecilia, gadis cantik yang ia kagumi yang ia temui sebagai calon istri yang dijodohkan dengan Bony.
"Paijooooo... helo.. Kok malah bengong sih? " Laras mengibas-ngibaskan telapak tangannya di depan wajah Paijo. Sontak Paijo pun tersadar.
"Hmm memangnya penting ya acara itu? Aku malah gak begitu antusias untuk ikut" Paijo menurunkan tangan di dagunya lalu membongkar -bongkar isi dalam tas nya. Lalu dikeluarkannya buku dan alat tulis lainya.
"Yelah demi apapun hadir di acara itu penting buangeeet apalagi di malam anugerah ratu kecantikan sekolah.. dan gue yakin kalo elu jadi pasangan dansa gue maka peluang menyabet gelar cewek paling cantik di sekolah akan jatuh ke tangan gue..dan elu bakal jadi rajanya" kata Laras
Paijo melirik ke arah Bony.
"Kenapa harus sama aku? Itu ada Bony!"Bony langsung merapikan kerah kemejanya dan menata rambutnya sedemikian rupa.
"Bony?? "Laras dan Evy saling bertatap mata.
"No... Itu gak mungkin, yang ada gue malah dapat posisi paling terbawah gara-gara si Bony.. Oh tidaaaaak itu mimpi terburuk gue! " celoteh Laras
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Si Paijo
Teen FictionCerita tentang Bony Si remaja SMA Gendut dengan pipi Chubby yang sangat manja. Suatu hari Paijo sepupunya datang ke rumahnya dan tinggal bersamanya. Anak dari adik kandung Mama Bony itu memiliki body sixpack yang diimpi impikan Bony. Bukannya senan...