Changbin memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas sosok yang ia lihat di balik rimbunan pepohonan itu.
Ah, apa sih, pikir Changbin. Salahnya juga tidak menggunakan kacamatanya, padahal matanya sedikit rabun.
"Kenapa, Bin?" tanya Chan.
Changbin segera menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gapapa bang, gue lagi mikir mau beli apa," jawab Changbin.
Bohong.
Biarpun ia lelaki, halusinasinya barusan cukup mengganggu pikirannya. Ah, tidak, Changbin. Jangan kau pikirkan, atau ia akan benar-benar muncul.
ahuuuuu ahuuu
Satu hal lain yang Hyunjin benci dari pedesaan adalah, suara alami burung hantu dan jangkrik yang seaakan bersahutan pada malam hari. Tidak ada yang salah pada hewan-hewan itu, hanya saja jangan di saat gelap gulita seperti ini.
"Bang, lo denger sesuatu?" tanya Hyunjin.
"Apa?" balas Changbin.
"BURUNG HANTU WKWKWK, PARNO YA LO, ANJIR WKWKWK," seru Hyunjin.
"Diem lo, gue tampar nih," sungut Changbin.
"Ssst! Jangan berantem, baru aja segini udah berantem," lerai Chan. "Bibir, lo juga jangan kebanyakan bacot ah, dingin-dingin gini kebanyakan bacot, tambah dower ntar,"
"Yaudah iya," kata Hyunjin.
Hyunjin mengalah, kemudian diam sambil melihat jalanan. Ingin sekali ia mengumpat setiap kali ia hampir terjatuh akibat jalanan desa yang rusak dan berlubang.
"Kok gak sampe-sampe sih? Kita kesedot lubang hitam apa gimana?" tanya Hyunjin.
"Kesedot lubang idung lo, bawel," omel Changbin.
"Suara burung hantunya serem sumpah, bang. Ga boong gue,"
"Minta digelindingin ke sawah ya lo,"
Changbin menghela nafasnya. Ia lelah menghadapi Hyunjin, namun ia juga tidak bisa menolak fakta bahwa ia juga takut. Jalanan gelap yang seperti tanpa ujung, disponsori oleh suara burung hantu, apa lagi yang kurang?
"Eum, Bin, Jin, lo ngerasain sesuatu gak?" tanya Chan tiba-tiba.
Bulu kuduk mereka seketika meremang, "A–apa, bang?" tanya Hyunjin.
Chan menenggak salivanya, keringat dinginnya bercucuran. Ia tidak ingin menakuti adiknya, namun tidak bisa dipungkiri, ia ketakutan, atau bahkan SANGAT ketakutan.
"Gu–gue gak tau, perasaan gue aja, atau emang dari tadi ki–kita cuma muter muter?" tanya Chan pelan.
Changbin dan Hyunjin langsung menoleh ke sekitar mereka dengan was-was. Keadaan jalan yang sangat gelap membuat mereka tidak begitu memperhatikan sekitar mereka.
"Gi–gimana, bang? Anying jangan nakut-nakutin gue lah anjir," cicit Hyunjin.
"Gue gak bercanda, Hyunjin. Tanpa sadar gue ngitung... Kita udah ngelewatin bangunan ini dua kali..." kata Chan.
Keduanya serempak menoleh pada bangunan yang tidak terlalu tua, namun cukup mencekam, yang terletak tepat di sebelah kanan Chan.
"Udah jangan diliat, gue takut," kata Chan.
"Gimana lo bisa tau kita udah ngelewatin bangunan ini dua kali?" tanya Changbin.
Chan mendadak menghentikan langkahnya, membuat kedua adiknya ikut berhenti, masih di depan bangunan tua itu.
"Gue ada tepat di sebelah bangunan ini, Bin. Hyunjin sibuk ngomong, lo sibuk nyenterin jalan, dan gue, gue ngeliatin sekitar, jaga-jaga kalo ada yang mencurigakan. Dan gue yakin kita udah ngelewatin bangunan ini dua kali," jawab Chan.
"Tapi jalanan ini lurus, bang. Kita semua tau kan, kita udah ngelewatin jalan ini, dan jalan ini emang lurus??"
"Maka dari itu, Bin. Gue juga ngerasa jalan ini lurus, harusnya gak ada alasan kenapa kita bisa ngelewatin bangunan ini lagi,"
Hyunjin memicingkan matanya untuk membaca plang keterangan di dekat gerbang masuk.
"SD 9, tapi gue yakin SD ini masih dipake," kata Hyunjin.
"C–coba lanjut jalan dulu. Siapa tau setelah tiga kali ngelewatin SD ini, kita bisa keluar," kata Chan.
Changbin dan Hyunjin terpaksa menurut, karena tidak ada jalan keluar lain. Mereka kompak diam sepanjang perjalanan, menatap ke arah aspal berlubang yang Changbin terangi menggunakan hpnya.
"Astaga, kaget!" seru Hyunjin.
"Hati-hati," kata Chan.
"Perasaan bolak balik gue hampir jatoh karena bolongan—"
Hyunjin tidak melanjutkan omongannya, melainkan menatap lurus ke depan.
Jantung ketiganya berdegup kencang. "Bang, ki–kita bener-bener ngelewatin SD ini lagi?"
- udah 2 chapter aja ya, minggu depan up lagi chapter 3
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Rigmarole ➖stray kids
FanfictionBrothers night goes wrong tonight. Oh wait, what is it? m/t/h written by Penguanlin, 2019.