"Bang, jangan bercanda plis. Hyunjin belom balik, sumpah," kata Seungmin.
"Gue juga ga bercanda, anaknya bapak Wonpil." kata Changbin.
"Sialan," gumam Seungmin.
"Gue juga kaget pas lo bilang kita ke warung cuma tujuh menit. I mean, gak mungkin secepat itu," kata Chan.
"Jelas lah anjir, pertigaan jauh gitu, dan lo cuma jalan kaki??" kata Minho.
Chan dan Changbin berpandangan, memberikan kode agar Chan menceritakan apa yang baru saja menimpanya.
"Sebenernya, kita sempet diganggu di jalan. Lo tau SD 9 kan, Ho? Ki–kita diganggu di situ..." kata Chan.
"Hah?? Diganggu gimana??" tanya Minho panik.
"Ki–kita diputerin, jadinya kita ngelewatin SD itu tiga kali. Tiga kali, dan kita jalannya lambat banget, trus lo bilang kita ke warung cuma tujuh menit?? Gimana gue gak takut??" kata Chan.
"Astaga..." gumam Jeongin.
"Trus gimana? Pas balik lo ngelewatin tiga kali juga dong??" tanya Jisung.
Chan menggeleng, "Gak, pas balik kita gak kenapa-kenapa, cuma itu, si bibir ilang," jawab Chan.
"Kalian abis ngapain sih sampe diganggu gitu??" tanya Seungmin.
Chan dan Changbin kompak mengangkat bahunya, "Gue ngerasa gak ngapa ngapain," kata Changbin.
Chan mengangguk, "Sumpah, kita gak aneh-aneh!"
"Belakang sawah, deket SD tua itu emang kuburan, tapi rada ke dalem, kok bisa ampe diganggu sih??" kata Minho.
Jantung Chan dan Changbin seakan berhenti saat itu juga. "Kuburan?" tanya Chan lirih.
"Hyunjin selama di jalan ngapain?" tanya Woojin.
"Bentar, curiga gue bang Hyunjin selama di jalan misuh-misuh," kata Jeongin.
"OH IYA, selama di jalan, Hyunjin ngomong kasar sih, mana nyanyi lagu sayur kol," kata Changbin.
"Dih lo juga nyaut kan pas nyanyi," kata Chan.
"Udah gak usah saling nyalah-nyalahin!" seru Woojin menengahi.
"Pelajaran buat kita semua, hati-hati kalo ngomong, apalagi di tempat baru, kayak sekarang ini. Kita gak tau kan kalo di sekitar sini banyak kuburan?" lanjut Woojin.
Minho mengangguk, "Ada dua di sana, belakang SD sama belakang sawah," kata Minho.
"Trus kita mau gimana? Ini tengah malem dan gak mungkin kan kita bangunin ustadz setempat cuma buat nyari si bibir?" tanya Felix.
"Kita cari sendiri, jalan kaki, cara manual," jawab Woojin.
"TENGAH MALEM GINI? KE KUBURAN??" seru Jisung.
"Iya, anaknya Pak Brian. Bacotnya kurangin lah, lagi gempar ini," celetuk Seungmin.
"Gimana kalo kita telpon om Jinyoung, bilang anaknya ilang, suruh bikin baru, gitu," celetuk Jeongin.
"Weits, gobloknya, Minho nih yang ngajarin," kata Chan.
"Heh, baru dibilangin jangan sembarangan ngomong!" seru Woojin.
"Yaudah lanjut, gimana rencananya?" tanya Minho.
"Kayak tadi, kita jalan kaki nyusurin jalan ke warung itu. Tapi, Chan sama Changbin sini aja, gue tau kalian masih shook," jawab Woojin.
"Btw, tadi gue sempet ketemu dia," kata Chan.
"Di mana, bang?" tanya Changbin.
"Tepat di belakang kita, munculnya setelah kita ngelewatin SD tua," jawab Chan. "Tapi gue sengaja gak bilang ke lo maupun Hyunjin, gue gak mau lo ketakutan,"
"Makasih, bang," kata Changbin.
"Trus? Dia gak ngode apa gitu?" tanya Felix.
"Ngode gimana? Sebelum gue ngibrit ke dalem warung, dia kek senyum gitu," jawab Chan.
"Dan setelahnya, Hyunjin ilang. Great," kata Felix.
"Great, ndasmu, gimana kalo dia yang nyulik Hyunjin?" tanya Minho.
"Then, kita nyari Hyunjin di kuburan," kata Woojin.
"Yaudah, tinggalin aja bakarannya. Ini apinya tinggal aja gapapa kan?" tanya Seungmin sambil menjauh dari tungku.
"Tinggal aja. Bang, Bin, kalo Hyunjin balik langsung kabarin kita ya," pesan Minho.
"I–iya. Kalian hati-hati, jangan ngomong kasar, jangan lupa berdoa," kata Chan.
"Iya, bang," kata Jisung.
"Kita jalan sekarang. Kalo ada apa-apa, itu orangtua gue di dalem," kata Minho.
"Iya,"
cepetin aja deh biar cepet selese, gue pengen hiatus dulu :"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Rigmarole ➖stray kids
FanfictionBrothers night goes wrong tonight. Oh wait, what is it? m/t/h written by Penguanlin, 2019.