[7]

4.2K 896 78
                                    

"AAAAAAAAAA!!!!!"

Keenam laki-laki itu segera melangkahkan kaki mereka kembali ke toko, pergi sejauh yang mereka bisa menjauhi sosok nya.

"ANJIR ANJIR ANJIR!!" pekik Jisung sesaat setelah mereka berhasil kembali ke toko.

Nafas mereka memburu, bulu kuduk mereka meremang. Jangan lupakan kepala mereka yang sedikit pening akibat berlarian tadi.

"Sumpah, gue gak sanggup pulang," kata Felix dengan peluh yang bercucuran.

"Pusing banget pala gue sumpah," keluh Seungmin.

Woojin kembali dengan membawa dua botol air mineral dingin dari dalam toko.

"Nih minum, tenang dulu, tarik nafas," kata Woojin.

"Sumpah sih anjir, ini pertama kali gue liat begituan," kata Minho.

"Emang selama ini lo gak pernah diliatin gitu?" tanya Seungmin.

"Gue kan gak sesering itu ke sini, biasanya juga kakek nenek gue yang ke rumah," jawab Minho.

Jeongin memicingkan mata rubahnya ke sekitar toko. Beruntung, sosok itu telah pergi dari tempatnya barusan, tidak seperti apa yang Chan alami. Tapi memorinya tentang penampilan mengerikan itu sepertinya akan tertanam secara abadi di benaknya.

"Separah apa sih Bang Hyunjin, sampe kita diganggu semua gini," gumam Jeongin.

"Hyunjin emang hobi misuh gak tau tempat, tapi gue tetep ga nyangka kalo dampaknya seserius ini," kata Seungmin.

"Bang, kalo kita harus banget masuk kuburan dan berakhir ketemu dia dan teman-temannya, gue gak sanggup, sumpah," kata Felix.

Woojin memijat keningnya. Tidak bisa dipungkiri, situasi ini cukup memusingkan dan menjepit keadaan mereka. Di satu sisi, mereka tidak bisa pulang tanpa Hyunjin, dan bahkan mereka tidak berani untuk sekedar kembali ke rumah Minho.

"Lix, gue gak bisa ninggalin lo di toko, tapi gue juga gak bisa maksa lo ngelanjutin perjalanan nyari Hyunjin kalo lo sendiri gak berani. Ah anjir, gue pusing juga," kata Woojin.

Minho menghela nafasnya, "Kita gak bisa terus diem di sini kan? Lanjut, atau enggak?" tanyanya.

"Ya mau gimana lagi, lanjut lah, masa kita mau bener-bener bilang ke om Jinyoung kalo Hyunjin ilang diculik sama si anu?" jawab Jisung.

"Permasalahannya adalah, Hyunjin ada di mana? Ada di dunia mana?" tanya Seungmin retoris.

"Gue gak mau sok berani apa gimana, tapi udah mau jam satu pagi. Menurut ff yang gue baca, jam tiga ntar si onoh semakin kuat," kata Jisung.

"Huft, ya udah, lo mau gimana, Lix?" tanya Minho.

"Gak ada pilihan lain kan? Yakali gue mau di sini sampe pagi. Yaudahlah gue ikut masuk kuburan..." jawab Felix.

"Kita ke kuburan yang di belakang SD dulu aja. Sejauh ini, kita semua diganggu di area situ, kan?" kata Minho.

"Lebih deket mana sih?" tanya Jeongin.

"Lebih deket kuburan yang di belakang sawah, tadi kita juga udah ngelewatin kuburan itu, tapi gak ada apa-apanya, kan?" jawab Minho.

"Bukan gak ada, lo aja yang ga liat, bang," gumam Jeongin.

"Hah? Apa Jeong?" tanya Jisung.

Jeongin segera menggelengkan kepalanya, "Enggak, gapapa," jawabnya.

"Yuk jalan. Inget ya jangan lupa baca doa, jangan ngosongin pikiran, jangan mikir aneh-aneh," pesan Woojin.

Keenam laki-laki itu berdiri kaku di depan SD 9, tepatnya di depan jalan kecil di sebelah SD yang akan mengarahkan mereka langsung menuju kuburan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keenam laki-laki itu berdiri kaku di depan SD 9, tepatnya di depan jalan kecil di sebelah SD yang akan mengarahkan mereka langsung menuju kuburan.

Gelap, gelap sekali.

Minho meneguk salivanya, "Ma–masuk?"

Woojin mengangguk dengan ragu. "Kalo gak masuk, kita gak bisa nemuin Hyunjin,"

 "Kalo gak masuk, kita gak bisa nemuin Hyunjin,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✔] Rigmarole ➖stray kidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang