Ciara membuka kotak berukuran besar yang ia simpan didalam gudang cukup lama. Kotak itu sangat kotor dan berdebu. Ciara meminta Alice untuk menyingkir karena tak mau putrinya terkena debu.
"Sebentar, Alice tunggu disitu dulu. Biar ibu bersihkan dulu, ya." Ucap Ciara pada Alice. "Apa ibu menyimpan Ayah disana? Jadi, setelah ini Alice punya Ayah?" Ciara tersenyum geli mendengar ucapan dari putrinya.
Takut putrinya kecewa, ia akan menjelaskan apa isi kotak itu kepada Alice sebelum membukanya. Jika tak sesuai dengan harapan, ia takut Alice akan bersedih. Tak baik untuk kesehatannya nanti.
"Ibu tidak menyimpan Ayah disini, Sayang. Ini isinya adalah beberapa barang milik Ayah dan foto-foto Ayah. Nanti jika ibu menyimpan Ayah didalam kotak, Ayah tidak bisa bernafas." Alice tidak sabar menunggu ibunya membersihkan kotak berwarna putih tersebut.
Ibunya sudah selesai membersihkan kotak itu. Walaupun tidak bersih seratus persen. Setidaknya debu-debu itu tidak membuat orang terbatuk atau bersin.
Ciara mengangkat kotak itu mendekati Alice. Wanita itu menaruh kotak itu tepat dihadapan Alice. "Setelah melihat apa isinya, ibu harap jangan sekali lagi berpikir bahwa Ayah tidak menyayangi Alice, ya?" Gadis kecil itu tersenyum.
"Baik, ibu. Alice janji." Ciara membuka kotak tersebut. Hatinya terasa sedikit sakit dan jantungnya terasa berdebar. Sudah lama ia tak membuka kotak ini. Bertahun-tahun lamanya ia menyimpan semua barang-barang yang berhubungan dengan Jeffrey dikotak ini.
Alice kagum dengan isi dari kotak tersebut. Banyak barang-barang yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Ada jaket berwarna abu-abu muda disana. Ada juga kalung dengan liontin bunga mawar. Gadis kecil itu mengambil liontin itu.
"Ibu, bunga mawar ini sama seperti bunga mawar milik Belle di Film Beauty And The Beast." Ciara tersenyum mengangguk. Memang. Bahkan alasan Jeffrey membelikannya kalung dengan liontin itu karena Ciara menyukai bunga mawar dalam film princess itu.
"Alice mau memakainya?" Tanya Ciara pada putrinya yang terlihat sangat tertarik dengan kalung berliontin The Enchated Rose tersebut. "Tapi, ini milik ibu. Apa Ayah membelikan ini untuk ibu?" Ciara mengangguk.
"Tapi, sekarang jadi milik Alice." Ucap Ciara sambil memakaikan kalung mawar itu keleher putrinya. "Cantik sekali, putri ibu." Ucap Ciara. Gadis kecil itu tersenyum sambil terus menatap kalung liontin mawar milik ibunya.
"Apa ini jaket milik Ayah?" Alice mengangkat ke udara jaket tersebut sambil memandangnya kagum. "Jaket Ayah besar sekali. Pasti tubuh Ayah tinggi." Ciara mengangguk. Jeffrey memang tinggi. Beberapa tahun lalu seingat Ciara, tinggi lelaki itu kurang lebih mencapai 181cm. Tak tahu berapa tinggi lelaki itu sekarang.
"Wah, apa ini Ayah Alice?" Alice terkagum ketika melihat seorang lelaki dalam foto mengenakan seragam sekolah yang dilengkapi jas berwarna kuning.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Vie en Rose
RomanceWanita itu hanya menginginkan kesembuhan putrinya. Tak perduli bahwa harga dirinya akan terjun bebas. Mengemis dihadapan lelaki yang pernah singgah dihatinya cukup lama memang bukan ide yang bagus. Tapi, ia tak punya pilihan. Hanya cara ini yang bis...