Semua tamu undangan terkejut melihat Dika berteriak kaget.
"Dik, ikut gue" ucap Yoyo.
Dika mengikuti Yoyo dengan wajah shock. Yoyo membawanya ke taman hotel tempat Lisa akan menikah.
"Lu pasti kaget, tapi setaun yang lalu Lisa berhenti ngejar-ngejar lu dan tunangan sama temennya dari kecil" terang Yoyo.
Dika masih terkejut. Entah mengapa dia ingin menangis.
"Gue inget, kayaknya dulu gue pernah bilang ke elu, kalau Lisa itu walaupun macem syampah kelakuannya, dia banyak yang suka" tutur Yoyo sambil tertawa kecil.
Dika akhirnya membiarkan air mata lepas dari sudut matanya.
"Lahhhh... Kok lu nangis? Dulu aja Lisa lu lepeh, padahal udah ngejar-ngejar ga tau malu" ucap Yoyo.
"Aku juga ga ngerti. Kenapa aku nangis ya? Haha" ucap Dika sambil memasang tawa palsu.
"Dik, kalau emang bener lu dateng dari masa lalu, mungkin aja ini sebenernya teguran buat lu, karena ga jujur ama diri lu sendiri" ucap Yoyo.
Dika menunduk. Mungkin memang benar.
"Sekarang lu masih punya kesempatan. Lisa masih duduk manis di ruang tunggu bride. Mereka belum ngucap sumpah pernikahan" terang Yoyo.
Dika menoleh.
"Mending lu datengin dia. Lu ungkapin semua yang sebenernya lu rasain. Keputusan yang Lisa ambil, itu hak dia. Yang penting lu udah ngungkapin semua" lanjut Yoyo.
"Serius ga apa-apa Yo?" tanya Dika.
"Serius.... Daripada lu ganggu mereka pas lagi sumpah pernikahan macem Fernando Jose ke Rosalinda" terang Yoyo.
Dika pun mengangguk.
Jika tak dicoba, tak akan tau.
****
- Bride's waiting room -
Dika tiba di ruang tunggu pengantin wanita. Dengan hati-hati dia mengetuk pintu.
"Masuk" jawab suara yang sangat dikenalnya.
Dika disambut dengan pemandangan bidadari dari kahyangan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ya ampun Dika??" ucap Lisa setelah mengetahui bahwa Dika yang datang.
Ia langsung menuju ke arah Dika dan memeluknya.
"Dik, makasih udah dateng" ucap Lisa sumringah.
Dika tersenyum kaku.
Beberapa menit mereka hanya terdiam.
"Ada apa Dik? Sampai dateng nyamperin ke sini?" tanya Lisa dengan nada bahagia.
Dika memandang wajah Lisa. Beberapa saat lagi. Jika dia tidak berbicara, wanita yang sedari SMA selalu menghantui pikirannya ini, akan jadi milik orang lain.