Part 13

21 2 0
                                    

Happy Reading gessss😘😘😘😘

"Nama Gue....."

*******

"Nama Gue Muhammad Dava  Pradana , panggil saja Dava sayang juga boleh" ucap Dava  sambil mengedipkan  sebelah matanya ke arah Raina yang membuat  cewe di kelas itu  menjerit histeris

"Ganjen banget " ucap Rainan memutar bola malas

"Selanjutnya" ucap Bu Wati

"Deandra Pramuditya Fernando Widbell" ucap  laki-laki dengan datar.

"Keren banget"

"Tampan"

"Anak keluarga Widbell dan Pradana"

"Anak orang kaya"

"Sayangnya dingin" begitulah kira kira seloteh para siswi dikelas itu.

"Sudah diam anak-anak,, ayo kalian berdua silahkan duduk dibelakang Raina dan Mega" Yang hanya dibalas kerutan didahi oleh kedua cowo tampan itu.

"Oh iya , ibu lupa. Mega Raina  angkat tangan kalian" mendengar  namanya dipanggil dengan ogah-ogahan mengacungkan tangannya.

Degg.....

Jangtung mereka berdedak begitu cepat saat tak sengaja mata mereka bertatapan.

#Mega Pov on

   Suara sepatu fantovel menggema memasuki ruang kelas  yang tiba-tiba menjadi senyap. Tak ada yang berani bersuara, yang ada hanya suara kangkah kaki. Entah siapa yang datang, mungkin Bu Wati, ah aku tak peduli akan hal itu. Lebih baik aku tidur saja, mungkin akibat aku menangis semalaman dan akhirnya tak bisa tidur.  Aku merasa sahabatku, Raina berusaha membangunkan ku tapi aku sama sekali tak berniat untuk bangun.

"Meg, bangun Bu wati udah masuk tuh" begitulah  kira-kira ucapan Raina   berusaha membangunkanku. Tapi aku sama sekali tak peduli.

"Bentar ihhh" ucapku  sama sekali tak berpaling dari tempat. Setelah itu aku tak mendengar suara Raina lagi, mungkin dia kesal sebab aku tak mau bangun. Lalu kudengar Bu wati  berbicara sesuatu entahlah berbicara apa aku tidak tau dan mungkin tak ingin tau yang pasti hal itu sungguh  berita yang bagus sebab membuat murid-murid dikelasku menjadi ricuh. Ku dengar Raina berguman sesuatu entahlah aku tak peduli akan hal itu. Saat aku ingin benar -banar tertidur, kudengar  Bu Wati menyebut namaku dan Raina menyuruh kami mengangkat tangan.

"Oh iya ibu lupa,, Mega Raina angkat tangan kalian" begitulah kira kira ucapan bu Wati, dengab ogah-ogahan . Saat aku membuka mata dan mengangkat tanganku, lalu aku memandang kearah depan.

Deg...

Tak sengaja pandanganku bertabrak dengan pandangan laki-laki asing yang berdiri didepan kelas. 

"Siapa dia ? sepertinya tidak asing. Sudahlah apa peduliku " kataku sesudah memutuskan kontak mata kami dan mengangkat bahu acuh. Kedua laki-laki itu lalu berjalan kearah meja yang telah ditunjukkan.

#Mega Pov end

#Andra Pov on

   Hari ini adalah hari pertama gue sekolah di SMA Karya bintang. Gue gak sendiri  pindah kesekolah ini, ada sahabat gue Dava. Dia ikut pindah kesekolah ini  dengan alasan gak mau pisah sama gue. Aneh memang, kadang pikiran-pikiran tak masuk akal  selalu memasuki  otak tampanku ini. Apa dia gay? ah tidak mungkin bahkan dia saya punya banyak cewek yang bertebar dimana-mana. hhhh.....Saat ini gue berjalan menuju ruang kelas  yang akan gue tempanti. Dengan  tangan yang gue masukin  saku dan berjalan cool selama melewati koridor cukup sepi. Ya sekarang sudah jam masuk bukan, sedangkan Dava di tak jauh beda denganku.  Saat kami sampai di ruangan  yang bertuliskan  XI MIPA 1 tiba-tiba guru yang mengantar  kami berhenti lalu  membalikkan badannya menghap kami.

"Kalian tunggu di sini sebentar" ucap Bu? entahlah siapa namanya gue lupa, yang hanya dibalas anggukan kepala oleh kami. Setelah itu gue mendengar guru tadi berbicara di kelas itu kalu mendadak kelas itu ricuh. Ahh... alay sekali itulah pikirku. Setelah itu kami berdua  di persikahkan untuk masuk. Kami berdua berjalan cool dengan tangan yang kami masukkan kedalam saku celana.  Banyak pasang mata yang memandangku dan juga Dava dengan tatapan kagum, tapi pandanganku jatuh kearah meja yang terdapat  seorang gadis menelungkupkan kepalanya. Aneh sekali gadis itu, berani-beraninya tidur dikelas. Batinku tak habis pikir sambil menggelengkan kepala ku.
"Lo kenapa?" tanya Dava memandangku aneh, yang tak gue respom sedikitku.

"Ck" Decaknya kesal karena pertanyaannya tak   gue balas sedikitpun.

" Ayo Nak perkenalkan diri kalian" ucap iya Bu Wati, aku baru mengingatnya. Padahal tadi di rungan kepala sekolah beliua telah memperkenalkan namanya.

"Nama gue Muhammad  Dava Pradana, panggil saja Dava sayang juga boleh."  Ucap Dava sambil mengedipkan  sebelah matanya  kearah seoarang gadis yang duduk di samping perempuan yang gue perhatikan tadi. Tapi malah siswi lain yang menjerit histeris. Ternyata Dava tak berubah-berubah  ia masih tetap sama, Playboy.

"Ganjen banget" ucap gadis itu sambil memutar bola matanya dengan malas. Ingin sekali gue tertawa melihat Dava di cueki seorang gadis. Tapi gue  tetap stay cool untuk menjaga image.

"Selanjutnya" ucap Bu Wati

"Deandra Pramyditya Fermanda Widbell" ucapku Datar.  Lalu  terdengar  bisik-bisik di kelas ini.

"Keren banget"

"Tampan"

"Anak keluarga Widbell dan Pradana"

"Anak orang kaya"

"Sayang dingin" begitulah  kira-kira celoteh para siswi di kelas ini sedangkan para siswa menatap kami dengan malas.

"Sudah diam anak-anak,, ayo kalian berdua  duduk dibelakang Raina dan Mega." Yang  hanya kali balas dengan tatapan bingung.

"Oh iya, ibu lupa. Mega, Raina angkat tangan kalian" intruksi Bu Wati lalu dua orang gadis  mengangkat tangan mereka dengan malas . Tapi pandanganku tertuju kepada gadis yabg tadi tidur dan sekarang sudah mengangkat tangannya dengan malas.

Deg...

Pandangan kami bertemu, sepertinya  gue gak asing dengan hadis itu tapi entahlah siapa dia.  Setelah itu gue dan Dava berjalan kearah bangku yang tadi ditunjukkan.

"Hai ....Sayang" bisikku ditelinganya  saat kami sampai di samping mejanya. Gue liat dia terkejut, tetapi gue langsung melanjutkan langkah menuju kami yang bertepatan dibelakang meja gadis itu.

#Nathan Pov end

tbc.....

Gak seru ya ceritanya? heheh maklum author masih amatiran......ayo jangan lupa vote dan comentnya ya teman-teman.

Jangan lupa juga baca ceritaku "Misterious girl" sebentar lagi bakal di up kok😊😊😊😊

Goodbye my former boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang