Setelah berlalu cukup lama di perjalanan. Inilah saat saat dmna aku, bintang, dan merlia akan bersama sama melakukan tes masuk sekolah itu.
Setelah sampai di depan gerbang sekolah, betapa terkejutnya aku melihat banyaknya siswa dari segala penjuru negeri sihir yang ingin mengikuti tes kompetisi ini.
Terlihat banyak pula pangeran, putri, dan juga rakyat sepertiku yang datang untuk kompetisi itu.
"uhh.. Rame banget ya..", ucap merlia yang memecah keheningan diantara kami bertiga.
"tau gini gak usah ikut deh", ucapku menyindir bintang, hehe...
"eh eh eh.. Gak bisa.. Sekali udah datang harus tetap ikut. Kita harus berjuang", ucap bintang menyemangatiku dan merlia. Terlihat sekali dari raut wajahnya ia nampak ingin sekali berada di sekolah ini.
"huh... Iya iya bintang.."
"ehh.. Itu kyaknya loket pengambilan nomor antrian deh. Kesana yuk", ucap bintang.
"hemm".
Setalah salah satu diantara kami mengambil nomor antrian. Ya kalian pasti taulah siapa yang ngambil?. Siapa lagi kalau bukan bintang.
Kamipun melihat nomor yang dipegang oleh sahabatku itu. Betapa terkejutnya aku sampai sampai aku terduduk di lantai.
Gimana gak syok coba? Kalian tau kita nomor berapa? Bintang nomor 5440, merlia nomor 5441 dan aku nomor 5442..
Gila!! Kita dapat nomor 5000 an.. Huh.. Pasti lama nih nunggunya..
"eitss.. Liat deh belakang nomornya ada tulisan khusus", ucap bintang yang membuatku seketika berdiri dan membaca tulisan yang dikatakan bintang
"kepada seluruh peserta yang merupakan seorang pangeran ataupun putri dari berbagai kerajaan di negeri sihir bisa mengikuti tes lebih dulu.
Terima kasih", ucapan bintang membuat kepalaku dan kepalanya mau tak mau menoleh ke arah sang putri mermaid itu."apa? Aku tak ingin meninggalkan kalian.. Lebih baik menunggu disini. Asalkan bersama kalian", ucap merlia yang membuatku berkaca kaca..
Betapa beruntungnya aku memiliki sahabat seperti mereka yang baik hati dan mau menerima apa adanya diriku.
Kamipun berpelukan kemudian untuk saling menyalurkan kekuatan dan semangat pada diri kami.
Setelah itu, kami bertiga menuju ke suatu tempat untuk menunggu nama ketiganya dipanggil
"ehh.. Itu ada kursi kosong tuh.. Kesana yuk biar gak capek berdiri"
"ayo ayo.. Iya nih ini juga lelah banget"
Kamipun menunggu di kursi taman itu. Dan keheninganpun menjadi teman bagi kami bertiga
"emm.. Kira kira nanti tes nya apa ya?", ucap bintang si pencair suasana.
"entahlah mungkin hanya menunjukkan kekuatan kita saja", ucap merlia
"maafkan aku teman teman aku tak bisa menyusul kalian yang lolos. Kekuatanku terlalu lemah sehingga aku tak bisa seperti kalian", ucapan seseorang yang berada dekat di kursi kami, membuat kami bertiga menegang.
Setetes air berhasil lolos dari mataku. Aku takut jika aku akan berpisah dengan kedua temanku ini. Yang pastinya akan ada jarak yang tercipta bila salah satu dari kita ada yang tidak lolos.
Aku terlalu takut. Takut jika harus sendirian seperti dulu yang tak punya teman. Aku terlalu lemah bila sendirian.
Seperti terasa ada seseorang yang memegang tanganku. Aku menoleh ke pemilik tangan itu. Dan kudapati disana merlia dan bintang yang sama sepertiku. Menangis sejadi jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Of Rain
Fantasiakisah persahabatan penuh petualangan antara raina, bintang, dan merlia yang harus berjuang mengalahkan kerajaan hitam terkuat di negeri sihir bernama "devils kingdom".. di sela sela petualangan mereka akan berkisahkan campuran bumbu bumbu cinta keti...