Hari berganti begitu cepat setelah tes kompetisi itu. Dan yang membahagiakannya, raina, bintang, dan merlia berhasil masuk ke sekolah elit itu.
"Raina sudah belum!!", teriak bintang dari ruang depan sembari menunggu raina berkemas.
Hari ini mereka bertiga akan pindah ke asrama sekolah barunya. Semenjak insiden raina pingsan dulu. Mereka bertiga memutuskan untuk melupakan kejadian itu.
Meskipun sampai saat ini bintang sangat khawatir dengan keadaan raina.
Setelah menunggu cukup lama. Akhirnya raina datang dengan balutan dress rok putih polos dengan panjang selutut dan rambut yang seperti biasanya dikuncir kuda, dan tak lupa pula sepatu kets warna putih juga.
"ayo.. Sebelum berangkat kalian harus sarapan terlebih dahulu. Ibu sudah masak makanan kesukaan kalian lo.", ucap ibu raina dari arah dapur.
Raina pov
Sungguh ku tak pernah menyangka bisa berada di titik yang tinggi bersama mereka. Ya, mereka sahabatku.
Namun, disisi lain aku juga khawatir. Khawatir kejadian yang menimpaku saat masih kecil dulu terulang. Kejadian dimana aku hanya bisa duduk dibangku sendiri, menulis sendiri, dan pembullyan.
Hanya bintang dan merlia yang mengerti keadaanku. Dulu, sebelum kami bertiga bertemu. Aku hanyalah gadis kecil yang penakut dan pemalu. Sehingga, ya itu tadi aku harus menerima resiko pembullyan.
Tapi takdir berkata lain, awal dari kisahku dan 2 sahabatku bertemu adalah dari kejadian yang tak sengaja kita lakukan secara bersamaan, yaitu ketika kita sama sama pergi ke sebuah toko sihir yang ada di negeri ini.
Aku tak begitu menyukai keramaian. Tapi aku suka membaca buku buku tentang dongeng dan sejenisnya. Sehingga ibuku memutuskan pada waktu itu membawaku pergi ke sebuah toko sihir yang didalamnya terdapat berbagai toko toko lainnya.
Ibu membawaku ke sebuah toko buku yang bisa dibilang sederhana. Dapat dilihat dari luar penjaga tokonya adalah seorang kakek tua yang menghabiskan waktunya untuk mengurus toko buku tersebut.
Ketika sampai aku berusaha mencari cari sebuah buku di rak rak yang tersedia, hingga menemukan buku yang kucari. Namun, saat aku memegang buku serasa terhambat untuk mengambilnya. Seakan akan ada yang mencegahku untuk mengambilnya.
Aku berusaha sekuat tenaga mengambil buku tersebut. Tiba tiba dari belakangku muncul seorang gadid imut yang membantuku dengan berbalut pakaian kerajaan. Sudah dipastikan dia adalah putri. Ya yang saat ini menjadi temanku yaitu merlia.
Aku dan merlia terus saja menarik buku itu hingga tanpa kami sadari rak yang berisi buku buku tersebut roboh karena ulah kami.
Dan yang mengejutkannya, ternyata di belakang tak tersebut yang juga menginginkan buku itu adalah gadis kecil berambut kepang dengan wajah manisnya. Yaitu merlia.
Itulah kisahku bertemu ketiga sahabatku ini. Sungguh bahagia rasanya bisa berada satu sekolah dengan mereka bertiga, bahkan yang paling bahagia adalah kita bertiga akan sama sama berjuang mengejar mimpi di sekolah ternama negeri sihir ini.
Saat ini di ruang makan kami semua sedang menyantap makanan yang dibuatkan oleh ibuku. Dan suara dentingan sendok yang bergesekan memenuhi ruang makan ini.
"bu, maafkan aku yang harus meninggalkan ibu sendiri", ucapku sembari menangis dihadapan ibu dan sahabatku.
Tatapan mereka semua kini teralin kepadaku. "tak apa nak, berjuanglah untukmu dan untuk ibu. Temukan jati dirimu disana, dan ingat jangan mudah menyukai dan mempercayai orang lain ya nak. Bisa jadi mereka akan menyakitimu suatu saat nanti", ucapan ibuku membuat kedua temanku sekarang beralih menatap ibuku. Laib denganku yang hanya bisa menundukkan kepala saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Of Rain
Fantasíakisah persahabatan penuh petualangan antara raina, bintang, dan merlia yang harus berjuang mengalahkan kerajaan hitam terkuat di negeri sihir bernama "devils kingdom".. di sela sela petualangan mereka akan berkisahkan campuran bumbu bumbu cinta keti...