Empat

207 51 42
                                    

"Arsy yang mana, Bro?"

Firman jadi ikut-ikutan nguping pembicaraan Jessica dan Ilham. Mereka berdua seru membahas topik tanpa mencari jawaban soal Matematika ditulis di papan tulis, dengan soal log yang begitu banyak dan rumit.

Logaritma adalah hal yang paling tidak disukai keduanya, baik Firman maupun Ilham. Apalagi jika Bu Hesty dengan suara pelan menjelaskan dan tulisan yang hanya bisa terbaca oleh orang beriman. Sayangnya, Ilham kurang beriman.

Sedari tadi, Firman, teman sebangkunya Ilham fokus dengan gambaran anime nya di buku bagian belakang.

Alasan cowok menyukai anime salah satu nya karena cewek di anime cantik-cantik dan tidak memiliki suatu kekurangan apapun, ada yang sampai mengedit-edit mukanya agar berpasangan dengan anime layaknya orang pacaran. Tapi Firman tak seakut itu. Ia hanya hobi menggambar dikala sedang bosan, seperti sekarang.

"Iya dia anak X-3 IPA," Jessica menjawab seadanya. Kurang dari satu menit, bel istirahat berbunyi.

"Sampai disini materi yang saya sampaikan. Jangan lupa pertemuan berikutnya kita ulangan harian." Ibu Hesty tersenyum dan segera keluar kelas, diiringi helaan napas murid-murid yang lain, "Tolong, gue ga ngerti materi tadi, Ajarin!!"

○○○

"Gue boleh bareng kan? Makan disini?"

Jessica menghampiri Raina dan Arsy yang tengah duduk di bangku jejeran kantin sedari tadi. Arsy bergeser, memberi tempat bagi Jessica untuk duduk disebelahnya.

"Cie elah, temen gue nambah satu lagi nih," Arsy diam sebentar. "eh btw lo nyaman ga sama kelas barunya?"

"Nyaman kok. Tapi yah gitu, gue ternyata sekelas sama temen SMP gue dulu. Ngeselin sih orangnya. Masa bahu gue di colek-colek gini sama dia. Mana sok kegantengan lagi." Jessica menjawab sambil memeragakan apa yang ia ucap.

"Geli tau!" Arsy menggerdikkan bahunya.

"Sorry. Cuma Example."

"Namanya siapa? Emang sih anak X-4 MIPA lebih nakal dibanding kelas lain. Tapi semuanya pada pinter-pinter. Saingannya itu.. kaya musuh dalem selimut." Raina pun membuka mulutnya dan berbicara lebar.

Memang, seluruh penjuru kelas sudah tau bagaimana isi kelas X-4 MIPA. Bahkan Kepala Sekolah pun sudah tau keributan-keributan layaknya sebuah pasar didalam X-4 MIPA dan biasanya hari-hari tertentu, Kepsek melakukan patroli dadakan, mengecek kelas kosong dan ribut. Kelas ini salah satu korbannya dan paling banyak dibicarakan di ruang guru karena biang keroknya bukan beberapa saja, tapi hampir seluruh.

"Namanya itu Ilham. Ituloh yang sok ganteng." Jessica menyebut-nyebut nama Ilham seperti seseorang yang paling dibencinya.

"Ilham?!" Raina dan Arsy terkejut.

"Iya Ilham, kenapa? Bukannya kalian udah pada kenal, ya? Kok kaget gitu?"

"Ng-Ngga pa-pa kok," Arsy diam sebentar, hingga akhirnya dia menanyakan kembali. "Ngga ada ngomongin gue kan tadi?"

"Hmm. Ada."

"Apa?!?!" Arsy makin penasaran.

"Gue bilang, gue pindah kesini karena mau satu sekolah bareng lo."

○○○

Pulang. Salah satu hal yang disukai para anak murid ketika hari sudah mulai siang dan gejala mengantuk menyerang. Anak-anak melafadzkan 'Alhamdulillah' dan segera bangkit dari kursinya.

TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang