Menjauh?

31 21 13
                                    

Sesampainya Akmal di rumah, ia langsung merebahkan tubuhnya di kasur kesayangannya itu mata nya menatap langit-langit kamar dengan perasaan yang amat sepi. Apa ia masih bisa mendapatkan cinta dari orang yang ia cintai?.

Setelah kepergian ibunya hari-hari Akmal mulai tidak berarti. Ayahnya yang hanya memberi fasilitas dan pergi bersama keluarga barunya membuat hidup Akmal semakin tidak adil. Ia menghela nafas panjang sambil membuka hp lalu mematikannya lagi. Ia bertanya dengan dirinya sendiri 'apa yang membuat dirinya bertahan sampai saat ini?'. Lalu sepintas nama langsung melintas dipikirannya sekarang yaitu Ify. Lagi-lagi nama itu yang membuatnya kembali ke masa-masa dimana ia memiliki segalanya. Kehidupan sekolah yang membanggakannya, memiliki keluarga yang hebat, kisah cinta yang sangat indah semua Akmal miliki saat ia masih berpacaran dengan Shofie. Tapi saat Shofie menghilangkan dirinya dari Akmal satu persatu kebahagian Akmal pun melepaskan dirinya.

"Bosen hidup kayak gini. Mau mati tapi dosa masih banyak. Mau nyari pacar masih gamon mulu dari mantan. Terus gua harus ngapain?."

Setelah uring-uringan tidak jelas diatas kasur ia baru ingat bahwa Fahri pasti memiliki id Line milik Shofie. Langsung ia memuji kepintaran yang dirinya miliki.
Ia langsung mencari kontak milik Fahmi dan langsung mengirim pesan kepada temannya itu.

1 jam tidak ada balasan dari Fahmi kemana perginya temannya ini sudah seperti artis yang banyak job saja sampai tidak bisa membalas pesan temannya sendiri.

---

Shofie masih di kamar nya saat ini ia masih memainkan hp nya sembari mengalihkan pikirannya dari laki-laki yang baru mengantarnya pulang. Pertanyaan ini selalu terngiang di pikirannya. Apakah ia sudah melupakan Akmal? atau sedang berpura-pura telah melupakan Akmal.

"Gak boleh, gak boleh, nih ya hati gua kasih tau. Gak ada yang namanya suka lagi sama mantan itu gak ada."

Bukan tanpa alasan ia berkata seperti itu. Perlakuannya terhadap Akmal di masa lalu ia rasa terlalu jahat jika ia harus menjalin kasih kembali dengan laki-laki itu. Sebenarnya bukan karena permintaan ayahnya yang ingin ia masuk ke SMA favorit akhirnya ia memutuskan Akmal. Baginya Akmal terlalu sempurna untuk disakiti dan ia tidak mau membuat Akmal harus buta cinta karena Shofie. Tapi semakin kesini kesannya malah Shofie yang jahat karena telah membuat Akmal patah hati. Jadi ini senjata makan tuan atau apa?.

"Plisss otak hilangin Akmal dari isi pikiran gua. Gua trauma sama itu anak gua gak mau nyakitin dia untuk kedua kalinya."

Menurutnya jatuh cinta dengan Akmal saja sudah suatu kesalahan besar. Harusnya diperlukan kesiapan hati dan diri saat ingin memutuskan untuk jatuh cinta dengan Akmal. Meyakinkan diri bahwa ia tidak akan menyakiti Akmal, meyakinkan hati agar tidak berpaling dari Akmal. Tapi Shofie hanya gadis yang tidak bertanggung jawab ia membiarkan Rajanya patah hati dan terjebak dalam kesepian yang mendalam.

Sahabatnya belum tahu sebenarnya Akmal adalah mantan Shofie karena mantan adalah sesuatu tidak perlu disebarkan luaskan, semakin sering kau membicarakannya maka semakin pula kau jatuh cinta kepadanya.

---

Memang benar-benar temannya yang satu ini. Fahmi tidak membalas pesan Akmal. Sampai pagi ini pun ia belum membalasnya.

"Wah, kebangetan kutu satu ini. Apa karena gua saingan abangnya jadi dia ga respon gua. Bener-bener nih abg labil."

Waktu yang terus berjalan mengharuskan Akmal pergi ke sekolah ia mengendarai motornya untuk pergi ke sekolah.

RETURN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang