"Nanti mengkol kiri ya Mal."
"Siap Anas."
"Jujur ya gua rada geli lu panggil gua Anas tapi gua seneng kalau yang manggil itu lu."
"Cie gombal aja mbaknya."
"Emang barusan itu gombalan ya?"
Akmal langsung belok kiri seperti yang di perintahkan oleh Tasya. Ternyata Tasya tidak sekaku yang Akmal bayangkan, dia anaknya mudah bergaul tapi Tasya nya saja yang tidak menyadarinya.
Tasya turun dari motor Akmal dan langsung melepas helm milik laki-laki tersebut.
"Nih, makasih ya. Oh iya kalau lu gak malu nih ya kalau gak mau juga gakpapa sih, kalau butuh teman curhat atau teman ngobrol lu bisa hubungin gua kok."
Akmal masih terdiam diatas motornya.
"Hei, Mal. Gua pamit ya duluan."
"Oh, ya maaf Nas gua agak lola tadi maaf ya."
"Iya gakpapa."
"Em, mana sini id Line lu biar kita bisa chatting-an."
Sekarang malah Tasya yang terdiam dengan perkataan Akmal.
"Woi Anas ngapa jadi ngelamun sih. Mana id Line-nya?"
"Oh iya lupa mumpung gua kantongin pulpen nih. Mana tangan lu."
Lalu Akmal menyodorkan tangannya kepada Tasya.
"id Line: tasyaanas11. Oke gua duluan bye."
Akmal masih memandangi tangannya yang bertuliskan id Line milik Anas yang ada emoticon love-nya. Tanpa ba-bi-bu lagi Akmal langsung pulang ke rumahnya.
---
Setiap kali ia masuk ke rumah, ia langsung menjadi seseorang yang paling kesepian. Hidup sendirian tanpa ada yang menemani saat-saat seperti ini uang bagi Akmal bukan sesuatu yang penting. Karena uang tidak bisa membawa orang-orang yang Akmal sayang kembali. Ia bosan menjalani hidup seperti ini. Rumah besar ini tidak ada artinya jika tidak ada kehangatan didalamnya.
Ia menaruh tasnya di meja belajar dan merebahkan diri di kasur sambil mengingat perkataan yang Shofie katakan di sekolah tadi. Penolakan terus dilakukan oleh otak Akmal. Pasalnya otak Akmal selalu menyuruh Akmal untuk selalu berusaha mendapatkan Shofie. Tapi Akmal lupa jika ia juga tidak boleh egois.
"Apa gua harus beneran move on aja ya."
Move on tentunya bukan untuk mencari pelarian atas sakit hatinya. Ia bukan laki-laki yang suka mematahkan hati perempuan buktinya saja pacar pertama Akmal adalah Shofie dan banyak wanita cantik yang Akmal temui tetap saja tidak ada yang bisa menggantikan Shofie. Lalu ia melihat id Line milik Tasya yang hampir hilang dengan cepat Akmal menyalin id Line tersebut ke hpnya.
Akmal selalu memendam masalahnya sendiri. Ia bukan anak yang pandai menceritakan masalahnya kepada orang lain tapi saat Tasya berkata seperti tadi rasanya Akmal ingin sekali menceritakan beban yang selama ini ia pikul sendirian.
AkmalAA
Anas ini Akmal.Belum ada balasan setelah itu. Ada alasan tersendiri mengapa Akmal belum mau move on dari Shofie. Karena Akmal tahu bahwa Shofie juga belum move on dari dirinya. Tapi Akmal sendiri tidak tahu kenapa Shofie menyuruhnya menjauh dari dirinya.
---
Terkadang perempuan bisa saja tiba-tiba menangis karena alasan yang tidak jelas. Kali ini Shofie menangis karena kebingungan dengan keputusan yang ia buat. Ada 2 penyesalan yang ia buat dalam hidupnya yaitu memutuskan Akmal dan menjauhi Akmal.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETURN
Teen FictionAmazing cover from @melgraphic RETURN : "Terimakasih telah kembali kepadaku" Ini tentang pertemuan yang belum usai di masa lalu. Banyak cerita yang harus diselesaikan. Banyak kejelasan yang belum terungkap oleh Akmal Agam Agler. Setahun berpisah de...