01

65 8 2
                                    

Bumi terus berputar pada porosnya, menghasilkan siang yang penuh dengan dialektika dan malam yang indah tiada tara.

Kehidupan kembali berlanjut dibumi yang penuh dengan lika-liku. Lisha yang terbangun dari tidurnya melihat jam pada ponselnya yang terletak di atas nakas.

“Hmm. Masih jam 2 ternyata” gumam Lisha sambil meletakkan ponselnya kembali.

Lisha memang akhir-akhir ini suka terbangun dari tidurnya pada jam-jam seperti sekarang ini. Lisha mencoba menutup matanya lagi agar kembali tidur. Tapi hasilnya nihil.

Ia pun beranjak dari tidurnya menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan sholat tahajud.

Setelah selesai sholat tahajud. Lisha duduk di balkon kamarnya, menikmati hawa dingin dan gelap. Dalam keadaan seperti ini, Lisha akan selalu mengingat-ngingat kenangan masa lalunya. Dan saat ini ia mengingat masa dimana ia jatuh cinta untuk pertama kalinya saat berumur 5 tahun.

Flashback on 

“Lisha,sini! Darrel mau ajak Lisha ke rumah pohon. Lisha mau kan?” Ucap anak laki-lakiberumur 6 tahun yang memiliki nama lengkap Darrel Adzkia Andana. Memiliki kulit putih, bulu mata lentik dan lesung pipit, tinggi Darrel sedikit lebih pendek dari Lisha.

“Wah! Ayo Darrel! Lisha mau!” jawab Lisha sangat antusias. D-A-R-R-E-L, nama itu merupakan cinta pertama Lisha pada masa kecil. Tapi ia tak berani mengungkapkan perasaannya pada Darrel. 

“Baiklah. Kalau Lisha mau. Darrel ajak Dira juga ya. Biar tambah seru” Blamm! Dira. cewe itu adalah salah satu alasan Lisha menyembunyikan perasaannya pada Darrel. Karena katanya Darrel punya perasaan pada Dira. Yup! Bisa dikatakan itu cinta segitiga.

“Lisha? Nggapapa kan Darrel ajak Dira?” tanya Darrel

“Iya Darrel ngga papa” (dalam hatinya Jangan Darrel, jangan ajak Dira)

Mereka bertiga pun menuju ke rumah pohon. Ya, setelah Darrel dan Lisha membujuk Dira, karena awalnya Dira tidak mau ikut ke rumah pohon. Tapi karena usaha keras Darrel, akhirnya mereka bertiga berada disini, di rumah pohon  milik Darrel yang dibuatkan oleh ayahnya sebagai hadiah ulang tahun.

”Dira! Lisha! Sini! Lihat Darrel bikin tulisan ini” ucap Darrel. Dira yang merasa dipanggil langsung menghampiri Darrel. Begitupun dengan Lisha.

Boom!

Sakit. Satu kata yang muncul dalam benak Lisha. Ternyata Darrel mengukir nama pada pohon yang berada di rumah pohon tersebut. Yang membuatnya sakit itu hanya ada 2 nama. Nama Darrel dan Dira yang di dalam bentuk love. Ada nama Lisha? Jelas tidak. Itu yang membuat Lisha sakit. Tapi apa boleh buat, ia bukan siapa-siapa.

“Wah! Bagus banget Darrel! Ini Darrel yang bikin?” Ucap Dira takjub dan dijawab anggukan oleh Darrel.

“Lisha. Menurut kamu gimana. Bagus ngga” Tanya Darrel

“Ah...i-iya. Bagus kok. Keren” Jawab Lisha sambil tersenyum. Bukan senyum bahagia. Melainkan senyuman menyedihkan.

Flashback off

Tes.

Tanpa Lisha sadari air matanya keluar tanpa diminta. Lisha pun langsung menghapus air matanya itu. Tak terasa waktu terasa begitu cepat. Sekarang sudah pukul 5 pagi. Selama itu kah, Lisha melamun mengingat masa lalu? Lisha pun langsung berdiri meninggalkan balkon untuk mandi dan bersiap-siap, karena hari ini ia berangkat sekolah.

🔥🔥🔥





Hayho! Bagaimana part 1 nya. Pasti seru dong! Tunggu part-part selanjutnya ya!
Jangan bosen-bosen baca cerita ini ya!

See you later❣

JANGAN LUPA LIKE DAN COMMENT GAES!
KASIH KRITIK DAN SARAN JUGA TIDAK APA-APA.

TERIMA KASIH❣

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang