11

21 5 4
                                    

“Tidak perlu marah karena cemburu.
Ingat! Kamu bukan siapa-siapa untuknya”

-Ineffable-



“Lisha. Ada teman kamu dibawah” Suara Laras-Bunda Lisha- memecahkan lamunan Lisha

“Siapa bun?”

“Katanya namanya Elang” Lisha hanya mengangguk-angguk paham. Sedetik kemudian ia terkejut mengetahui nama yang barusan Laras ucapkan

“Hah?! Kak Elang?!”

“Iya buruan, dia udah nungguin”

“Iya bun. Bentar Lisha ganti baju dulu” Laras mengangguk lalu keluar dari kamar Lisha

Mampus! kok gue bisa lupa sih. Batinnya

Setelah berganti pakaian, Lisha turun ke bawah untuk menemui Elang.

“Maaf ya kak, tadi aku lupa kalo ada janji sama kakak” Ucap Lisha

Elang hanya mengangguk-anggukan kepalanya. “Bunda kamu mana? Aku mau minta izin” tanyanya

Aneh memang, entah kenapa ketika bersama Elang, Lisha akan memanggil aku-kamu. Padahal biasanya lo-gue. Tapi ia selalu spontan ketika sedang bicara dengan Elang.

“Di dapur, bentar aku panggilkan” setelah itu Lisha beranjak menuju dapur dan kembali lagi ke ruang tamu bersama bundanya.

“Saya ijin bawa Lisha bentar ya. Mau ajak dia nonton pertandingan basketnya Elang” Ucapnya pada Laras

“Iya. Bunda titip Lisha ya sama kamu. Jangan pulang sampe larut malam. Batas waktu Cuma sampai jam 10.” Jawab Laras

“Iya tante, saya akan bawa Lisha pulang jam 10 kurang” Laras hanya mengangguk.
Lalu Elang menyalami tangan Laras, lalu ia  pergi keluar rumah Lisha. Lisha pun berpamitan pada bundanya.

“Bun, Lisha pergi dulu ya”

“Iya. Sukses ya nge-date nya” jawab bundanya

“Ish. Apaan sih bunda” Laras hanya terkekeh geli. Setelah Lisha mencium tangan bundanya. Ia langsung menyusul Elang yang tadi sudah keluar duluan.

Disepanjang jalanan menuju stadion dimana pertandingan basket akan diselenggarakan, Elang dan Lisha hanya diam saja. Tak ada yang membuka topik dulu. Setelah Lisha lama mempertimbangkan untuk membuka suara, akhurnya ia melakukannya

“Tadi kakak nunggu aku lama ya?” ucapnya sambil melirik kearah Elang

“Engga”

“Maaf ya kak, tadi aku kelupaan asli”

“Hmm”

“Kakak ngga marah kan?”

“Hmm”

Lisha hanya mendengkus sebal mendengar jawaban dari Elang. Lalu setelah itu keheningan kembali melanda mereka

🔥🔥🔥

Prittttt.........

Suara peluit dari wasit menandakan pertandingan sebentar lagi akan dimulai. Elang dan timnya langsung mempersiapkan diri ke lapangan. Setelah melakukan breafing sebentar. Akhirnya pertandingan basket SMA Pelita Harapan melawan SMA Rajawali dimulai 

“Kak Elang semangat!”

“ Go Elang! Go Elang! Go!”

“Elangkuuuu Semangat!”

Lisha merasa jengah mendengar teriakan-teriakan dari pada gadis yang berada di stadion ini. Rasanya ia ingin membekap mulut mereka. Lisha duduk di bangku khusus milik pemain SMA Pelita Harapan. Ya, itu karna paksaan Elang agar Lisha duduk disana.

Blamm

Elang mencetak three poin. Semua yang berada di stadion serentak bertepuk tangan serta memuji Elang.

“Waaaaaah!”

“Kak Elang hebat!”

Lisha sudah mulai sangat muak disana, mendegar celotehan-celotehan dari fans nya Elang. Ingin rasanya ia pergi dari sini sekarang. Tapi apa boleh buat, nanti resikonya akan lebih bahaya dari ini, jika ia kabur dari sini.

🔥🔥🔥

Suara peluit dari wasit menandakan pertandingan basket telah selesai. Semua penonton yang berada di tribun stadion bersorak gembira. Tentu saja itu disebabkan karena yang menjadi juaranya adalah SMA Pelita Harapan.

Lisha tersenyum bangga melihat Elang yang menjadi ketua tim basketnya mampu memboyong piala juara 1 untuk sekolahnya.

“Selamat ya kak” ucap Lisha sambil menyodorkan botol minum

Thanks” jawab Elang sambil tersenyum. What? Seriously? Untuk pertama kalinya Lisha melihat senyum manis milik Elang. Ia terpesona akan itu.

“Gue anter pulang, tapi gue ganti baju dulu” ucapnya. Lisha hanya mengangguk patuh

Setelah Elang berganti baju, ia mengantarkan Lisha pulang kerumahnya.

“Thanks ya Lis, udah nemenin gue tanding”

“I-iya kak, sama-sama” jawabnya lalu segera keluar dari mobil Elang dan masuk  kerumahnya.


🔥🔥🔥

"Lis, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" Ucap Elang membuat degub jantung Lisha mendadak lebih cepat dari biasanya.

"A-apa kak?"

"Aku suka sama....." Elang menggantungkan ucapannya

"Sama Salsa anak kelas XI IPS 2. Menurut kamu aku harus gimana?" Perlahan lahan senyum manis dibibir Lisha memudar.

Sakit. Satu kata yang mampu mendeskripsikan perasaannya sekarang
Maksud perhatian dia selama ini apa? Ketika Lisha sudah mencoba membuka hatinya untuk Elang. Tetapi dia malah menyukai orang lain. Elang sepertinya manusia yang tak punya perasaan. Dengan gampang nya ia bilang suka sama orang lain di depan Lisha.

Lisha mencoba menahan agar air matanya tidak keluar.

"Lis?"

"Kamu kok bengong sih. Aku tanya nih, aku harus gimana?" Tanyanya mengagetkan Lisha.

"Eh iya. Ma-maaf kak. Kalo menurut aku sih, kakak jujur sama Salsa tentang perasaan kakak sama dia" Lisha memasang senyum, senyum yang tersirat banyak makna disana.

"Wah, betul juga. Baiklah besok aku akan ngungkapin perasaanku pada Salsa" Elang menatap mata Lisha

"Terimakasih ya Lis, kamu udah dengerin curhatan kakak. Kamu emang temen yang baik. Kakak sayang kamu sebagai adik kakak sendiri"

"Hanya teman? hanya dianggap adik sendiri? Jadi, perhatiannya selama ini. Dia hanya nganggep aku cuma sebatas itu? Ngga lebih. Nyesel deh udah naruh harapan lebih" batin Lisha

"I-iya kak sama-sama"

"Kak udah mau bel, aku ke kelas dulu ya" Ucap Lisha sambil pergi meninggalkan Elang sendirian di kantin.

Sebelum Lisha masuk ke kelasnya, iya membelokkan dirinya ke kamar mandi. Lisha menangis sejadi-jadinya di salah satu bilik kamar mandi. Setelah merasa sedikit lega ia bergegas menghapus air matanya lalu kembali ke kelasnya

🔥🔥🔥


//Jangan suka berharap lebih ya gengss.
Nanti kaya lisha di-phpin doang haha😂
Author sedikit telat ya update nya. Maklumin si authornya lagi banyak pikiran haha.

Udah dulu lah ya. See youuu gengssss❣
Love youuu❣

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang