21

7 1 0
                                    

“Kamu bisa menipu orang lain, menutupi kesedihanmu. Tapi kamu tidak bisa menipu dirimu sendiri”

-Ineffable-

Pagi-pagi sekali Lisha telah bangun dari tidurnya. Ia terbangun karena notifikasi di ponselnya yang membuat Lisha terganggu.

Setelah ia mengecek ponselnya, Lisha terkejut bahwa yang telah menganggu tidurnya. Dia adalah Aidan. Aidan Syahm, teman SMP Lisha dulu.

Adian Syahm : Bangun woi

Aidan Syahm : Heh kebo.

LishaBaqir : Tumben bgt chat.

LishaBaqir : Kenapa?

Aidan Syahm : Kenapa, ga boleh?

Aidan Syahm : Gue mau ngajak lo pergi hari ini. mumpung gue bolos. Lo libur kan hari ini?

LishaBaqir : Lah? Kok lo tau sih kalo gue libur hari ini.

Aidan Syahm : Ya tau lah, Aidan gitu loh.

LishaBaqir : Njs.

Aidan Syahm : Ok sip. Gue jemput lo ntar jam 8 pagi ya?

LishaBaqir : Mau ngapain njir pagi-pagi banget

Aidan Syahm : Gue mau ajak lo kesesuatu tempat.

LishaBaqir : Ok. Gue tunggu.

Setelah Aidan mengakhiri obrolan mereka dengan cara membaca pesan dari Lisha. Lisha pun menutup ponselnya. Ia jadi teringat dulu pada saat berada satu kelas dengan Aidan. Ia teringat dulu pernah memiliki perasaan lebih terhadap Aidan, tapi hanya berujung cinta sepihak.

Flashback On

“Woy Lis, Bagi tugas matematika dong. Gue belum ngerjain nih” Ucap lelaki yang duduk dibangku sebelah Lisha.

“Apaan sih Dan. Kerjain sendiri sono.” Jawab Lisha

“Pelit lo” ujarnya. Ia melihat Lisha yang sibuk sedang sibuk menulis, lalu ia punya rencana untuk menjahili Lisha dengan merebut buku Lisha.

“AIDANNNNN!! KEMBALIIN BUKU GUE GAK!” Teriak Lisha sambil mengejar Aidan yang berlari membawa bukunnya

“Nih ambil sendiri” Jawabnya sambil masih berlari.
Setelah Aidan, mendapatkan jalan buntu ia tak bisa berlari lagi. Tapi ia tak menyerah untuk menjahili Lisha sebelum Lisha memberikan dia jawaban tugas matematika

“SINIIN GAK BUKUNNYA. AWAS AJA LO!” ucap Lisha sambil coba meraih bukunya ditangan Aidan.

“Eits eits, gakena gakena” Ledeknya sambil mengangkat buku Lisha tinggi-tinggi.

“Makanya, tumbuh tuh keatas. Jangan malah kesamping” lanjutnya

“RESE YA LO!”

“Gue kasih bukunya, tapi ada syaratnya. Lo harus nyontekin tugas matematika ke gue. Gimana?” Tawar Aidan kepada Lisha

“Siniin dulu buku gue” jawab Lisha

“Setuju dulu dengan persyaratannya apa ga?”

“Iyadeh iya. Siniin buku gue” Ucap Lisha pasrah

“Nah, anak pintar” Jawab Aidan sambil menepuk-nepuk kepala Lisha.

“Kalian bedua ngapain woy dipojokkan sana?” Tanya ketua kelas mereka yang sering dipanggil Fahmi.

“Wah wah, Aidan lo mau apain Lisha woy” lanjut Ricky teman Aidan

“Apaan sih lo Rik! Bilangin temen lo tuh biar gausah rese!” Ucap Lisha dengan nada penuh penekanan. Setelah itu, Lisha kembali ketempat duduknya.
Tanpa aba-aba Aidan mengikuti Lisha kembali ketempat duduknya. Ya tentu saja untuk menagih tugas matematikanya.

“Tugasnya mana?”

“NIH!” jawab Lisha sambil menyerahkan bukunya ke Aidan.

“Makasih Lisha yang baik hati dan tidak sombong” jawabnya sambil kembali ketempat duduk dan menyalin tugas Lisha. Lisha hanya dapat menghela napasnya panjang. Tetapi dalam hati kecilnya ia merasa sangat bahagia ketika ia sedang berdekatan dengan Aidan.


“HEH KEBO!” sapa Aidan pada Lisha

“Apaan sih Dan. Gue bukan kebo tau!” jawabnya

“Kantin kuy. Gue traktir deh tenang aja” ajak Aidan

“Tumben lo baik, rasa-rasanya ada maunya nih" Jawab Lisha dengan tersenyum sinis pada Aidan.

“Hehe gue mau curhat dan minta bantuan lo” Ujarnya.

“OK. Yuk kantin”

Setelah sesampainya mereka sampai di kantin dan memesan minum untuk menghilanngkan dahaga mereka. Lisha pun bertanya pada Aidan “Mau curhat apaan?”

“Jadi gini... ehm” “bentar-bentar minum dulu, haus gue” lanjutnya

“Hmm”

“Jadi gini, gue sebenernya suka sama Risti. Gue udah lama suka sama dia. Gue pengin nembak dia buat jadi pacar gue. Lo mau bantuin gue ga Lis?” Ucap Aidan yang membuat Lisha terkejut sekaligus membuat hatinya sakit.

“Woy Kebo! Lo ngedengerin gue ga sih?” tanya Aidan memecahkan lamunan Lisha

“Ah i-iya denger kok”

“Lo kenapa sih Lis?” tanya Aidan

“Ga, ga kenapa-kenapa kok” jawabnya bohong.

“Lo bisa bantu gue kan?”

“Mmm. Gimana ya, gue kan ga terlalu deket sama Risti. Lo juga cowo yakali mau nembak cewe aja minta bantuan gue sih. Cowo tuh harusnya berani nembak sendiri dong.” Ucap Lisha

“Wah bener juga lo. Ntar gue dianggap lemah lagi ya. Ok deh gue bakal nembak Risti sendirian”

“Hmm. Eh udah bel nih. Ke kelas yuk. Tapi gue ke toilet dulu. Lo ke kelas duluan aja” ajak Lisha

“Oke”

Setelah sesampainya Lisha di toilet. Ia menumpahkan segala rasa sakitnya dengan menangis. Ia baru sadar  tentang perasaanya terhadap Aidan. Bahwa Lisha menyukainya. Tapi sayangnya Aidan suka dengan perempuan lain yang membuat Lisha harus menyimpan rasa sukanya kepada Aidan sendirian.

Flasback Off

 

🔥🔥🔥

HAI TAYOOOOOO

Gimana gimana? Tambah seru kan ceritanyaa. Ditambah masalah baru, orang baru dan bakalan gimana lagi ya ceritanya. Ikuti terus kelanjutan ceritanya gaessss

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang