1.Tunas yang Tumbuh

3.4K 211 7
                                    

"Cepat panggil Yang Mulia sekarang." Ucap salah seorang pelayan setianya tersebut.

Erangan kecil keluar dari mulut mungilnya akibat nyeri yang ia rasa dibagian dada sebelah kiri dan cukup membuat pelayannya sadar bahwa sang nona sadar.

"Xiaojie, xiaojie..bertahanlah sebentar lagi anda pasti akan sembuh." Ucap pelayan Qi sembari menggenggam tangan kanan nona nya itu.

(Xiaojie:Nona muda)

"Untunglah Yang Mulia adalah kultivator yang hebat jadi hanya dua hari saja untuk memulihkan keadaannya." Ucap tabib kepercayaan istana tersebut sembari mengobati luka akibat tembusan panah.

(Kultivator:Ahli beladiri)

Tanpa menghiraukan keaugungan dan kesopanan permaisuri Shin berjalan dan setengah berlari menuju kamar anaknya.

Tak peduli para pelayan dibelakangnya yang tidak dapat mengimbangi langkahnya itu.

Sekitar setengah dupa (satu dupa=30mnt), wanita nomer satu di negeri itu pun datang dan sampai di kamar sang putri.

Sang penjaga yang mengumumkan kedatangan permaisuri pun didengar langsung oleh tabib dan pelayan yang ada di dalam ruangan tersebut.

Mereka berangsur mundur dan turun dari ranjang majikannya tersebut.

Menangis dan terus menangis...
Itulah yang dapat dirasakan oleh sang permaisuri melihat anak perempuan satu-satunya terkulai lemah di atas ranjang.

"Yi'er bangunlah sayang." Itulah kata-kata yang dapat diucapkan sang permaisuri sambil mengusap peluh sang putri akibat menahan sakitnya.

Tanpa sadar Xiang Yi pun menitikan air mata ketika ada seseorang yang jelas-jelas mengkhawatirkannya dan, Siapa dia?

Xiang Yi tidak bisa bergerak karena sakit di tubuhnya tapi dia tidak tuli dia bisa mendengar apa yang ia dengar didalam ruangan tersebut

Dan apa? Pelayan? Tabib? Yang mulia? Apa aku sudah di surga? Tapi semua ini terasa nyata. Xiang Yi hanya berkata dalam hati sambil berpikir apa yang sedang ia alami.

***

"Semua ini karena Yang Mulia, karena membiarkan Yi'er pergi berperang." Tanpa mengurangi rasa hormat permaisuri Shin pun berkata demikian. Sinis, lebih tepatnya sinis

"Tenanglah permaisuri, Yi'er pasti akan sembuh sebentar lagi, buat apa aku mengirimnya ke perguruan Diang kalau tidak untuk melatihnya agar menjadi wanita yang tangguh."

Ucap Kaisar Guan, Guan Tian Yi yang tak lain adalah raja kelima dari kekaisaran Yang Hou.

Ia pun menyingkap dan memegangi lengan bajunya agar tidak terkena tinta yang sedang ia tulis.

"Sampai kan surat ini pada pangeran Hong dan panglima Ming." Ia pun langsung dapat anggukan dari salah satu prajuritnya tersebut.

"Apa lagi yang mau anda lakukan Yang Mulia." Permasuri yang tak bisa menahan rasa penasarannya itu pun langsung bertanya pada sang suami.

"Aku mengirim surat pada pangeran Hong dan panglima Ming untuk menyuruhnya kembali ke istana karena kupikir kemenangan sudah ditangan kita mengingat pemimpin mereka sudah ditebas oleh pedang putri kita kala di medan perang."

Penjelasan panjang lebar tersebut hanya dapat anggukan dari permaisuri Shin.

"Lantas apakah wilayah kita sekarang semakin luas Yang Mulia?" Ucap permaisuri Shin.

"Benar permaisuri, wilayah kita sekarang otomatis menjadi lebih luas, dan sekarang sumber daya kita jadi lebih banyak karena mengingat kerajaan Rou di wilayah selatan memang subur dan hijau." Ucap kaisar Guan.

Rebirth of The Freaky Wangfei | HIATUS |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang