7.Kegembiraan

1.1K 69 5
                                    

Yang nungguin Huang Yi Sha mana nih suaranya... Maafin auhtor ya udah buat kalian nunggu lama setelah hiatus.
.
.
.
Euuuhh..

"Capek sekali tubuhku, eksekusi tadi sangatlah menegangkan." Keluh putri Huang Yi sedari tadi yang sudah berada diatas ranjang empuknya.

Disisi lain sudah ada pelayan Qi yang siap 24jam melayani nonanya itu.

"Apa putri mau dipijit sebentar?" Tawar pelayan dengan sopan.

"Benar juga, kalau begitu pijit kakiku sebentar saja dan aku akan pergi lagi untuk berkultivasi ke guru Yang."

Keseharian Xiang Yi sekarang sangatlah jauh berbeda dari kehidupan Xiang Yi yang dulu dimana sekarang dia disini hidup sebagai putri Huang Yi Sha yang berkepribadian tangguh.

Jelas saja kegiatannya sudah ada jadwalnya tersendiri untuk aktivitasnya dari pagi dan saat ini sudah waktunya untuk berkultivasi disektenya.

"Nona apa anda bahagia sekarang,, mengingat nona akan dinikahkan oleh Yang Mulia kaisar dengan putra mahkota." Pelayan Qi berucap dan memecah keheningan selama ia memijat kaki putri Huang Yi.

"Apa maksudmu,, aku mau dinikahkan dengan saudaraku?" Jawab putri Huang Yi dengan nada yang kaget.

"Apa dunia ini sudah gila bagaimana bisa menikahkan anaknya sendiri dengan anaknya yang lain dan jelas saja masih ada ikatan darah..kenapa dunia ini sangat aneh meskipun aku tahu aku dan putra mahkota lahir dari rahim yang berbeda tapi ayah dan suami ibu kita sama dan satu orang."

Xiang Yi memang tak habis pikir dengan keadaan ini dan kenapa saat ini ia malah memikirkan Wong Li dan ingin menolak pernikahan ini.

"Aku akan menolak pernikahan yang Yang Mulia kaisar katakan,, saat ini juga aku akan pergi ke kediamannya."

Dengan sedikit mengangkat hanfu bagian bawah ia pun berjalan sedikit berlari menuju kediaman ayahnya yang tak jauh dari paviliunnya.

"Ada yang bisa saya bantu putri." Sergah pelayan yang berjaga didepan kediaman kaisar dengan kata yang sopan tentunya.

"Dimana Yang Mulia kaisar aku ingin bertemu dengannya." Sedikit terengah engah dan mengatur nafas ia menjawabnya lantaran akibat berlari dari kediamannya itu.

"Yang Mulia sekarang sedang berada diruang belajarnya putri beliau sedang mengurus data-data yang harus beliau selesaikan." Jawab tenang pelayan itu.

Tanpa basa basi ia segera melanjutkan perjalanannya menuju ruang belajar ayahnya dengan ditemani pelayan Qi tentunya.

"Yang Mulia putri Huang Yi ingin menghadap." Meskipun perasaannya saat ini campur aduk dia masih tetap mementingkan tata krama istana.

"Masuklah nak."

Jawab santai kaisar Guan didalam sana.

Ketika pintu dibuka saat itulah ia mulai berjalan dan mengatur nafas, dengan anggun dan sopan tentunya ia duduk didepan sang ayah sambil menahan perasaan yang campur aduk didalam sana.

"Yang Mulia maafkan hamba, apakah benar dengan apa yang  telah dikatakan oleh orang-orang jika hamba akan dinikahkan dengan putra mahkota?"

Sebelum ayahnya memulai percakapan ia pun dengan emosi yang ia pendam namun sedikit elagan itu pun, ia menghujam sang ayah dengan kata-kata dan pandangan sedikit bingung.

Mendengar kalimat yang dilontarkan sang anak yang terkesan sangat frontal dan blak-blakkan itu pun ia hanya berekspresi semestinya.

"Memangnya kenapa apa kamu senang sampai ingin memastikan kabar ini  langsung pada fuhuang atau jangan katakan jika kamu akan menolak lantaran kamu sudah memiliki pria incaran mu?"

(Fuhuang:ayah kekaisaran) 'Biasanya digunakan untuk berbicara santai dan untuk mempererat rasa kekeluargaan'

"Bukan begitu Yang Mulia, hamba bingung kenapa hamba dinikahkan dengan saudara hamba sendiri Yang Mulia, sedangkan diistana ini atau diluaran sana masih ada pria lain yang baik hebat seperti diriku dan tentunya tidak berhubungan darah."

Putri Huang Yi tahu kenapa ayahnya menikahkan dirinya dengan dengan putra mahkota tidak lain yakni dengan alasan kesamaan pribadinya yang tentunya sangat cocok untuknya.

Namun, putri Huang Yi tidak tahu wajah putra mahkota atau pun tentang sifat-sifat lainnya.
Yang ia tahu hanya sekedar ia memiliki kakak berbeda ibu dan itulah putra mahkota.

"Aku tahu dan bisa menebak kalimatmu Huang Yi, aku tahu jika kau menolak akan perjodohan ini." Saat ini ia sudah menutup buku yang sedari tadi ia geluti dan amati pandangannya saat ini tertuju pada anaknya.

"Bagaiman jika aku memberimu tugas dan jika kau berhasil menyelesaikannya maka aku tidak segan-segan membebaskanmu dari perjodohan ini dan perlu diingat kamu diperbolehkan menikah dengan pria pilihanmu sendiri."

Dengan mengulum senyum seakan menimang sang anak kaisar Guan berucap dengan hati yang tulus dan benar-benar mempercayai pilihan putrinya untuk menjalani sisa hidupnya.

***

Senang. Gembira.
Itulah yang saat ini putri Huang Yi rasakan. Bagaimana tidak dengan perkataan kaisar Guan tadi yang membebaskannya dari perjodohan tersebut.

Dengan kata lain ia sendirilah yang bisa memilih orang yang ia cintai menjadi teman hidupnya selama ia masih menghirup udara.

Wong Li, dengan menyebut namanya dalam hati pun sudah bisa membuatnya tersenyum dalam diam, ya Wong Li lah yang ia harapkan menjadi suaminya.

Tidak semudah yang ia bayangkan, kali ini bukan satu tugas yang akan ia selesaikan namu dua, yakni pertama perintah kaisar Guan dan yang kedua tentunya lebih berat dari peperangan antar benua.

Bagaimana tidak yang kedua dia harus bisa mendapatkan hati Wong Li dan Wong Li harus memiliki perasaan yang sama terhadap satu sama lain dengannya.

Saat ini ia bingung karena dia seorang wanita akan sangat aneh jika dia menjukkan perasaan yang berlebih terhadap seorang pria. Jadi mau tidak mau dia harus berpikir keras dan memutar otak untuk menjukkan pada Wong Li jika dia sebenarnya menyukainya.

Tentunya dengan rencana yang mulus dan tidak kentara agar tidak menjadi aneh jika ia bersikap demikian.
.
.
.
.
.
Jangan lupa vomment ya, makasih
<gmw>
💜Afmasr

Rebirth of The Freaky Wangfei | HIATUS |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang