-; cerita ini saya persembahkan Untuk bang Alvin, yang biasa saya panggil bang Alpin. Fambest yang saya kenal karena dunia rp.💜
happy reading!💖
ZHATA'S POV
"Zhata! Ayok mandi hujan!"
"Zha, kamu kenapa? Kok kamu nangis? Siapa yang bikin kamu nangis?! Beritahu aku biar aku pukul orangnya!"
"Tuh kan. Kamu tuh manis kalo senyum."
"Gimana cupcake matcha buatan aku? Enak kan? Kamu makannya sampai belepotan gitu."
"Zhata habis dimarahin mama ya? Makanya jangan bandel."
Suara itu, sapaan itu, teriakan itu... sangat ku rindu.
"Zha, barang kamu sudah siap?" Mama menepuk bahuku dengan pelan, sehingga membuyarkan lamunanku.
Aku menoleh. "Sudah, ma."
"Ayo masuk ke mobil." Mama tersenyum tipis lalu menarik koper.
Aku mengangguk pelan lalu masuk ke mobil. Ah, aku sangat merindukannya. Sudah 8 tahun kami tidak bertemu, dan akhirnya dapat bertemu kembali.
***
"Zhata masih ingat Nucas?" Mama memulai obrolan di dalam mobil.
"Nucas Angkasa?" Tanya bang Juna.
"Yang ditanya siapa, yang nyahut siapa."
"Gua kan cuma nanya."
"Alesan."
"Bodo amat."
"Udah udah. Kalian ini ya, selalu berantem gini." Mama tertawa pelan.
Aku menghela nafas. "Masih, ma."
"Mereka masih disana loh. Sejak kita pindah ke Jakarta, mereka belum pindah kemana-mana. Nucas juga masih sekolah disitu." Ujar mama.
"Dulu tuh ingat banget si Zhata kemana-mana bareng Nucas. Apa-apa Nucas. Ternyata lu pernah bucin ya, dek." Bang Juna tertawa keras.
Aku melempar bantal beruang ku padanya. "Bacot ih! Kek gak pernah bucin aja. Lagian Nucas tuh cuma sahabat masa kecil Zhata."
KAMU SEDANG MEMBACA
bulan dan matahari
Genç Kurgu"Kata orang, bulan dan matahari itu gak bisa nyatu. tapi, kalo takdir berkata bisa, gimana?"