Pertanyaan itu selalu diutarakan oleh Meyza setiap kali ibunya berujar, " Kamu mau melihat fajar? Ini sungguh cantik."
.
.
.
Dahiku hanya berkerut menanggapi perkataan ibu, karena rasanya malas sekali untuk memerintah tubuhku untuk beranjak dari tempat tidurku yang nyaman sekali..
..
Di fikiranku muncul kembali rekaman hidup yang sudah tak menarik. Hanya serupa waktu yang sia- sia. Tak ada sukacita atau warna warni ceria seperti pelangi. Bagiku, hidup terdimensi menjadi plafon kamar, tembok ungu, meja rias, rak buku, serta kasur yang semakin hari menghisap tubuhku.
.
.
.
Percayalah, dulu aku tak begini. Semua tahu. Aku adalah gadis ceria, penuh semangat. Gadis yang selalu terlihat bahagia. Tapi sekarang? Lihatlah! Aku bagaikan bunga yang telah lama tak terkena siraman air dan tak pernah terpapar sinar matahari. Ah... andai saja kalian tahu bahwa menjadi "aku" yang sekarang disebabkan oleh dia. Ya, lelaki itu.
.
.
.
.
YOU ARE READING
Hello, Sunshine!
Short StoryMeyza. Seorang gadis yang duduk di jenjang perkuliahan, yang amat menyukai fajar. Ralat. Mencintai. Hingga akhirnya bertemu dengan sosok laki-laki bernama Faris, lelaki penyuka senja. Kemana cinta mereka bermuara? Ataukah mereka akan seperti fajar d...