Lelaki Berkacamata

19 1 0
                                    

" Ah, indahnya......"

Bibirku dengan spontan membentuk garis lengkung nan cantik. Tanganku, ku lipat dibawah dagu dengan tumpuan kusen jendela. Pandanganku tak henti lepas mengarah ke luar jendela kamarku.

Entah mengapa kebanyakan orang membenci pagi, apakah banyak orang bermalas-malasan untuk memulai harinya untuk melanjutkan apa yang biasanya mereka kerjakan? Atau karena mereka bosan dengan apa yang mereka lakukan hanya itu-itu saja?

Tidak denganku, aku sangat mencintai pagi. Sangat. Setiap hari aku bangn subuh-subuh untuk menikmati indahnya matahari terbit dari depan jendela kamarku. Memandangi rona-rona jingga lembut mengitari euforia bangkitnya sang surya. Menawan.

Banyak orang menyukai senja, tapi tidak denganku. Bagiku,sore adalah waktu yang melelahkan, waktu dimana kebanyakan orang selesaimenyelesaikan aktivitas di hari itu dan kembali lagi ke rumah masing-masinguntuk melanjutkan aktivitas mereka esok hari. Bukankah senja itumenenggelamkan? Rasanya sang surya seperti menginginkannya untuk ikut terbenam


Aku memarkirkan sepeda motor di halaman parkir di depan Fakultas- ku. Sendiri, karena sahabatku Aqilla sedang tidak ada jadwal kuliah hari ini. Rambut yang diikat ekor kuda, kaus putih serta kemeja hitam dan tak lupa sepatu hitam dan celana jeans menjadi pilihanku untuk pergi berkuliah. Simple.

Pagi ini, aku berniat melangkahkan kaki ke perpustakaan kampus demi melanjutan beberapa tugas yang belum sempat ku selesaikan sebelum nantinya kelas dimulai pada jam 10.

Setelah buku yang au cari telah ku dapatkan, akhirnya aku menuju ruang tengah dimana disana tersedia beberapa meja dan kursi bagi para pengunjung perpustakaan yang ingin membaca buku atau mengerjakan tugas seperti yang aku lakukan disana. Sudah sekitar 20 menit disana, tiba-tiba

" Hai, boleh aku duduk disini?" tanya lelaki itu sembari menggeser kursi disebelahku hingga menimbulkan suara berderit pelan.

" Namaku Faris Pradana, dari fakultas Ekonomi. Siapa namamu?" timpal lelaki itu lagi sembari mengulurkan tangan kepada Meyza

" Meyza Tanubrata" balasku dan juga membalas uluran tangan lelaki itu

" Meyza Tanubrata? Nama yang cantik." Ulangnya

Sesaat, hanya ada kesunyian diantara aku dan lelaki disampingku ini, Faris. Sebenarnya aku ingin membuka percakapan, namun ku urungkan niatku karena Faris sudah lebih dulu memulainya

" Sepertinya, aku harus melanjutkan kuliah, karena sudah jam 9, kelas dimulai 5 menit lagi, mau ikut?" ujar Faris

" Oh, tidak. Kebetulan kelas ku akan mulai jam 10 nanti dan tugasku pun belum selesai, aku harus menyelesaikannya, duluan saja." Balasku

" Ok. Aku duluan ya, za...Bye cantik, nanti kita bertemu lagi ya." Balas Faris masih dengan senyumannya yang khas saat pertama kali ia mengajakku berkenalan beberapa menit yang lalu.

Ya, kembali sendiri aku diperpustakaan yang hanya ada beberapa orang pengunjung yang tentunya mereka sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Ku toleh kearah jam dinding disebelah kanan tembok perpustakaan, hufftt...masih lama. Aku putuskan untuk tetap berada di perpustakaan ini hingga tugasku sudah selesai.

Hello, Sunshine!Where stories live. Discover now