Kaito Hitagawa.
Ya, namanya Kaito Hitagawa. Pria itu, yang tengah tidur itu bernama Kaito.
Tampan sekali bukan? Seperti namanya pula.
Tapi,
Tunggu, apakah kalian tidak merasa aneh?
Dari mana Hyejin tahu nama pria itu? Bahkan mereka belum pernah berbicara sama sekali satu sama lain.
Tapi ini dunia mimpi kan? Hyejin sudah sangat hafal tempat ini, dan ketika ia datang kesini ia sadar bahwa ini hanyalah mimpi.
Dan ketika seseorang bermimpi, bukankah sering kali kejadian tak masuk akal justru menjadi hal yang lumrah?
Bahkan ketika tiba-tiba mengenali nama pria ini Hyejin tak merasa bingung. Tiba-tiba saja ia berkata, "Ahh, Kaito Hitagawa, namanya Kaito Hitagawa."
Hanya itu. Dan ia tidak terkejut sama sekali dengan kenyataan itu.
Samar dari kejauhan ia melihat pria itu tersenyum dalam tidurnya seperti biasa. Dan satu hal yang baru saja Hyejin sadari adalah, setiap kali datang, setiap kali mimpi ia melihat pria itu memakai baju yang berbeda.
Seakan memang ia hidup dan berganti baju setiap hari layaknya orang normal. Tunggu, apa benar ini normal?
Mimpi yang sama setiap hari selama dua minggu ini disebut normal?
Ahh, Hyejin sedang bermimpi, ia tak berpikir sejauh itu.
Setelah dua minggu, ia baru tahu nama pria itu. Walaupun entah dapat dari mana, karena mendengar seorang berbisikpun tidak.
Dia hanya sekedar tahu, dan tiba-tiba nama itu muncul di kepalanya.
Perlahan kaki Hyejin melangkah mendekati pria itu, kali ini, meski tertidur namun Kaito mulai berekspresi. Kadang ia merengut dan tersenyum dalam tidurnya, dan itu membuat Hyejin senang.
Dan begitu Hyejin sampai didepan Kaito, pria itu membuka matanya perlahan, dan tersenyum menatap wajah Hyejin.
"Kita dimana?" Kata itu yang meluncur dari mulut Hyejin setelah dua minggu datang ketempat ini dan bertemu pria ini.
"Ini di Gwanghwamun." jawabnya singkat. Hyejin mendengar suaranya.
Ya Tuhan, mimpi apa ini? Apa mimpi diatas mimpi? Apa ada hal seperti itu?
Kemudian pria itu tersenyum lagi dan memperbaiki posisi duduknya yang menyandar di pohon maple yang berguguran.
"Gwanghwamun?" Tanya Hyejin kemudian.
"Ya. Tempat yang sangat indah saat musim semi di Korea. Tempat bersejarah bagiku." Jawabnya dengan tenang.
Sekali lagi Hyejin menganga tak percaya. Ya Tuhan, objek dihadapannya kini sedang berbicara. Dan dia hidup, dan dia bangun dari tidurnya, dan dia terasa NYATA.
Ini mimpi..
ini hanyalah mimpi...
"Aku di Korea?" Tanya Hyejin lagi.
Pria itu mengangguk sambil tersenyum senang. Seakan dia dan Hyejin bukanlah sepasang orang asing lagi.
Dan memang sudah tidak terasa asing, dua minggu berturut-turut, bertemu dan berada ditempat yang sama dalam jarak yang dekat membuat perasaan mereka tak asing lagi.
Meskipun untuk berbicara baru dilakukan hari ini.
"Yoongi. Namaku Min Yoongi." Ujarnya sebelum Hyejin bertanya lagi.
Hyejin mengerutkan keningnya, agak bingung, bukankah namanya tadi ...
"Kaito Hitagawa nama jepangku. Namaku di Korea Min Yoongi. Bukankah lebih baik? Bukankah kau Korea juga?" tanyanya lagi melihat kebingungan di wajah Hyejin.
Tunggu, bukankah ini aneh? Sangat aneh bukan?
Tapi ini mimpi dan rasanya baik-baik saja.
"Ya. Aku korea, namaku Park ... Hyejin."
"Salam kenal Hyejin." Ujarnya sumringah sambil tersenyum lebar.
"Tapi di jepang aku dipanggi—"
"Ayumi, benarkan?" Tebaknya lagi, dan Hyejin mengangguk tak berdaya.
"Tapi kita di Korea, aku panggil Hyejin saja bagaimana?"
"Ya. Itu lebih baik." Jawab Hyejin pasrah.
Entah kenapa rasanya di alam mimpi Hyejin lebih tidak berdaya dan sulit mengendalikan pikirannya dibanding dengan saat ia hidup didunia nyata.
Ia hanya akan pasrah dengan semua yang terjadi dan mengalir begitu saja di alam ini. Seakan memang alam bawah sadarnya yang melakukan itu semua.
Karena setelah ia bangun dan mengingat mimpi ini, Hyejin sendiri bingung dan bertanya-tanya, kenapa aku melakukan itu? Kenapa aku mengenalinya? Dia tidak tahu.
Dan pria itu, Min Yoongi menyuruh Hyejin duduk disebelahnya, ia menepuk tempat itu dengan tangannya, memberi isyarat.
"Kau nampak sudah terbiasa ada disini." Ucapnya kemudian.
Hyejin diam dan bisu, tentu saja tak asing. Bayangkan selama dua minggu ia datang kesana duduk, berjalan, berkeliling selama hampir 6 jam setiap harinya.
"Aku juga tidak tahu." Hanya itu kalimat yang bisa ia ucapkan.
"Kau pasti tahu kenapa."
"Karena aku belakangan sering mengunjunginya?" Tanya Hyejin kemudian.
"Sesuatu yang tidak kau kenal akan sulit untuk kau sayangi, apa kau tahu itu? Tak kenal maka tak sayang."
"Sepertinya aku sedang berbicara dengan sastrawan.." Ujar Hyejin bingung.
Yoongi tertawa. Ya Tuhan, ini benar-benar mimpi yang luar biasa. Dimana selama hampir dua minggu Hyejin memimpikan sosok pria tampan yang selalu tidur jika Hyejin datang namun hari ini dia tertawa dan berbicara.
Benarkah ini masih kebetulan? Sebuah mimpi?
Hyejin pikir ia terobsesi pada sosok ini makanya pria itu sering datang dalam mimpinya. Namun, entah kenapa sekarang Hyejin merasa ini adalah nyata. Kenyataan. Dan pria ini memang ada.
Entah di belahan dunia mana yang pasti pria ini ada. Dan hidup. Mungkinkah dia jodohku? Ujarnya dalam hati.
Yoongi mengangkat sebelah tangannya dan memperlihatkan jam tangan miliknya pada Hyejin.
"Sudah jam lima pagi, pulanglah. Besok datang lagi dan kita bertemu disini ya." Ujarnya kemudian.
Dan Park Hyejin yang dibodohi alam bawah sadarnya hanya mengangguk pasrah.
Lalu ...
KRING!
"AYUMI!" Suara alarm menyebalkan dikombinasikan dengan suara cempreng Ibunya membuat Hyejin membuka lebar-lebar matanya.
Sial. Ini sudah pagi saja.
Argh
Padahal baru saja bertemu dan berbicara, ahh kenapa harus terbangun? Sialan.
Hyejin beranjak dari tempat tidurnya kemudian melakukan rutinitas paginya. Ah, mengingat mimpi itu membuatnya bahagia.
Kenapa harus kembali ke dunia nyata yang menyebalkan ini?
Tapi ...
Apa benarkah besok mereka akan berjumpa lagi?
Ya Tuhan, tak sabar menunggu malam dan hidup dalam mimpi itu lagi.
• Beautiful Nightmare •
Komen dong beb. Gua males update sebenarnya, gegara ga da yg komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Nightmare • MYG ✔️
FanfictionSemilir angin menyapu lembutnya pipi gadis cantik itu. Wajahnya menggugah semangat dan bahagia siapapun yang melihatnya. Matanya selalu teduh namun memancarkan cahaya bak intan berlian. Membuat yang sekarat dan hampir matipun hidup kembali jika mena...