Dan disinilah Hyejin sekarang. Menjenguk Yoongi yang terbaring tak berdaya.
Sekalipun semua keluarga dan teman dekat Yoongi bingung dengan kehadiran Hyejin yang terlalu tiba-tiba sambil menangis karena Yoongi.
Yoongi seumur hidupnya tidak pernah berhubungan dengan wanita. Dia selalu berhati-hati karena penyakitnya. Ia menjaga baik-baik hati dan perasaannya agar tidak menjalin hubungan dengan siapa-siapa. Karena Yoongi tahu hidupnya tak akan pernah lama.
Keluarga Yoongi sangat bingung dengan kehadiran Hyejin tentunya. Meski Yoongi punya banyak penggemar di kampus, namun tak ada yang sampai menangisinya seperti ini.
Seakan gadis ini memang benar-benar mengenal Yoongi dan takut kehilangan dirinya.
Bukan tak sedih, tapi keluarga Yoongi sudah sering menghadapi situasi seperti ini. Bahkan dua bulan ini bagai keajaiban bagi mereka, karena Yoongi bertahan tanpa apapun dan pergi ke kampus setiap hari.
Walau Yoongi mendadak jadi bisu dan hanya menggunakan isyarat untuk berbicara, semua orang senang karena Yoongi berjalan sendiri dan membuka matanya.
Mereka sudah bisa mengira jika keadaan seperti ini akan terjadi, bahkan terulang untuk yang kesekian kali.
Mungkin ini memang saat terakhir bagi Yoongi, karena kelihatannya ia begitu tenang beberapa hari belakangan ini. Sepertinya dia sudah ikhlas saat dibawa pergi oleh Tuhan. Mungkin apa yang ia harapkan dalam hidup sebagai permintaan yang terakhir sudah ia capai, meski tak satupun tahu apa hal itu.
Sementara Hyejin masih betah menangis disisi Yoongi yang terbaring lemah. Banyak sekali alasannya menangis. Sangat banyak.
Bahagia, Ya Tuhan pria ini nyata, aku tidak gila.
Sedih, bahkan aku belum pernah mengucapkan sepatah katapun padanya di dunia nyata.
Marah, karena saat terakhir dia datang dalam mimpi dan tidak pamit untuk pergi.
Rindu, rasanya perasaan ini begitu dominan hingga hati Hyejin hampir meledak karenanya.
Wajah ini, wajah yang selalu ia ingat setiap malam. Hidungnya, matanya yang terkatup rapat, bibirnya yang tebal dan indah, kulitnya yang putih pucat seputih kapas.
Hyejin tak pernah sekalipun melewatkan pemandangan ini, terlebih di awal perjumpaan mereka yang selalu diisi kebisuan.
Dan entah kenapa dan bagaimana, melihat Yoongi seperti ini bukanlah hal aneh bagi Hyejin. Walau belakangan Yoongi mulai hidup dan bercengkrama dengannya dalam mimpi itu, namun melihat Yoongi seperti ini hatinya sudah lumayan nyaman.
Apalagi ini bukan mimpi. Ini nyata. Yoongi di hadapannya kini adalah Kaito yang tinggal jepang. Bukan Yoongi yang menunggunya setiap malam di Gwanghwamun.
"Salam kenal Kaito. Aku Ayumi Yamada." ujar Hyejin serak sambil menggenggam erat tangan Yoongi. Air matanya masih jatuh berderai menatap wajah damai itu.
Walaupun hatinya cukup merasa dekat dengan Yoongi, tapi rasanya perkenalan seperti ini perlu dilakukan diawal perjumpaan mereka dalam dunia nyata. Apalagi ini di Jepang, dia Kaito bukan Yoongi.
Ya Tuhan.. Apa Yoongi akan bangun lagi? Akan melihatnya? Lalu memulai semuanya dari awal? Hyejin rela meskipun Yoongi dihadapannya kini tak mengenalnya seperti dalam mimpi.
Hanya Tuhan yang tahu. Hanya takdir yang bisa menjawabnya.
• Beautiful Nightmare •
Masih punya hati nurani gue. Jadi dabel ap. Makanya vote dong bebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Nightmare • MYG ✔️
FanfictionSemilir angin menyapu lembutnya pipi gadis cantik itu. Wajahnya menggugah semangat dan bahagia siapapun yang melihatnya. Matanya selalu teduh namun memancarkan cahaya bak intan berlian. Membuat yang sekarat dan hampir matipun hidup kembali jika mena...