envy [END]

194 17 1
                                    

[Beberapa tahun setelah mereka pergi dan membawa anak itu dari Omelas ke Seoul]

Untuk Jin.
Hai.

3 tahun berlalu,kami telah memenuhi janji mu. Ya,kami..pergi ke kota impian mu.

Tapi sepertinya waktu berlalu,semua juga berubah. Sayangnya kami tidak melihat festival apapun. Dan,ah lupakan. Tapi pemandangan nya memang sangat indah. Aku mengakuinya.

Jin.

Maafkan aku.
Aku tidak bisa menjaga Jimin dengan baik. Aku kakak yang bodoh. Sangat bodoh. Maafkan aku. Andai,andai waktu itu aku berhati-hati dan..

Semua salahku.

Maaf. Sekali lagi,maaf.

Namjoon

"Hyung,itu bukan salahmu."
Namjoon masih tidak bisa terlepas tentang ingatan tragedi itu.

Ada sedikit cerita ketika kita pergi pulang.

Ketika kami pulang,masinis kereta terlihat senang dan lega.

"Jadi bagaimana liburan kalian?"

"Ya,begitulah."

"Kalian menikmati nya?"

"Ya."

"Hmm,padahal setahu ku,kota itu sudah ditinggal kan."

"Oleh warganya. Kami hanya menemukan satu motel berisi satu keluarga."

"Wah,mereka hebat masih bertahan di Omelas."

"Memangnya kenapa?"

"Sudah tidak ada kehidupan disana. Memangnya kalian tidak mendengar tentang anak yang dikurung di bawah tanah untuk keindahan Omelas?"

"..."

"Sudah."

"Apa kalian masuk ke sana?"

"Ya."

"Anak itu pasti kesakitan sekarang."

"Ah,tidak dia disini. Kami membawanya."

"A-apa!?" Ekspresi masinis itu berubah. Seakan tidak percaya.

"Kenapa?"

"Kalian membawa anak itu? Bagaimana dengan warga itu? Mereka tidak melarang kalian? Hah?"

"Tidak. Mereka diam saja."

"Berarti,mantranya telah hancur."

"Hancur?"

"Ya,hancur." Anak kecil itu ikut berkata.

"Aku adalah semacam mantra disana. Itu selalu dilakukan warga Omelas untuk kesejahteraan Omelas. Tanpa mantra itu,Omelas akan hancur dan bahkan hilang." Jelas anak itu.

"Teman kalian,anak yang agak pendek,kemana dia?"

"Dia,tidak sehat.. sehingga.."

"Meninggal?"

"Iya."

"Bagaimana bisa?"

"Kami tidak tahu."

"Kurasa itu jawaban terbodoh."

"Apa kalian sudah dengar?"

"Apa?"

"Omelas itu kota bayangan."

"Hah?"

"Kalau mantranya hilang,kota itu akan hilang tanpa jejak. Hancur tanpa serpihan. Ingatan akan kota itu tetap ada. Namun,berita yang sebelumnya tersebar di media apapun,akan hilang tanpa sisa."

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Karena dulu aku warga Omelas."

"..."

"Aku merasakan semua pengabdian itu."

"Kau pernah dikurung!?"

"Tidak, sebenarnya,hampir..tapi,temanku menggantikan ku."

"..."

"Lalu dia meninggal kelaparan,,setiap malam aku datang melihat nya. Dia tampak menyedihkan,aku tidak kuat. Sayangnya dia berpikir kalau aku membencinya. Aku pikir dia sudah gila dan stress karena semenjak dia mengabdi sebagai mantra,dia suka berbicara sendiri."

"Kau juga begitu kah? anak kecil?"

"Tidak,kok. Aku sudah tahu hal seperti itu pasti datang padaku jadi aku sudah bersiap mati." Kata anak kecil itu acuh.

"Syukurlah,setidaknya kalian tetap pulang dengan keadaan terhibur,walaupun kalian kehilangan teman kalian."

"Ya,begitulah."

—-o0o-—

Dan benar saja,apa yang dikatakan masinis itu.
.
Keesokan harinya,kita tiba di Seoul dan mendapati warga kota heboh.
.
Kami dengar Kota Omelas hilang dari peta.
.
Semua riwayat tentang kota itu hilang dari media, internet maupun koran.
.
Mereka mengakui mantra itu benar benar ada.
.
Mereka berpikir,bahwa Omelas sudah kehabisan anak untuk mantra kota itu.
.
Stasiun Kereta juga ikut menghilangkan rute ke Omelas.
.
Tapi kami tidak menghiraukan kabar itu,yang terpenting janji Jin sudah ditepati. Walau Jimin harus meninggal di sana.

[END]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The City Named Omelas -- "BTS FANFIC" [END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang