Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Tetapi di kelas 11-IPA 2 rupanya masih tersisa 2 murid yang belum beranjak dari tempatnya.
"Ayolah syell, gue anter ke perpus. Lo tadi denger sendiri kan pak Zidan nyuruh gue nganter lo ke perpus." ucap Almido kepada Syella yang kini tengah membereskan alat tulisnya.
"Buset pan malah diem aja."
Frustasi.
"Syell."
Hening.
"Syell."
Syella masih diam.
"Syella."
Masih tak ada jawaban
"RASYELLA!"
Barulah Syella menatap bingung lelaki disampingnya sambil menaikan sebelah alisnya, tanda bertanya.
"Ayo gue anter ke perpus. Jangan diem mulu napaaa dahhh, lo ini bener-bener, sabar gue tuh punya temen sebangku yang baru sehari kaya lo." keluh Almido
"Ayolah Syelll, istirahat bentar lagi abis. Dan lo belum sama sekali ngambil buku paket, habis ini mapel bu Via, lo gatau ya? bu Via itu guaalakkk banget tau Syell, haduhh bisa-bisa lo dijemur dilapangan kalo ketauan ga bawa buku paket. Oleh karna itu sebagai teman sebangku yang baik hati, tidak sombong dan menjunjung tinggi norma-norma pancasilaa, ayo gue anter lo ke perpus." celoteh Almido panjang lebar.
Syella hanya menggelengkan kepala tanda tak mau, lalu beranjak keluar meja menuju perpus.
"ASTAGFIRULLAH NYEBUT GUE NYEBUT, GUE UDAH NGOMONG PANJANG LEBAR CUMA DIBALES GELENGAN KEPALA? GELENGAN KEPALA CUII! COBA LO BAYANGIN" racau Almido tak jelas sambil mengusap wajahnya frustasi. Sampai-sampai tadi ada siswi yang mengurungkan niatnya untuk masuk kelas gara-gara melihat Almido seperti orang kesetanan begitu.
"WOI SYEL! TUNGGUIN!" teriak Almido sembari mengejar Syella yang sudah mendahuluinya.
Syella tiba-tiba berhenti di koridor, menyebabkan Almido pun ikut berhenti. Syella menatap Almido, dan Almido pun hanya menaikan sebelah alis tanda bertanya 'kenapa?'
"Eumm... Perpus dimana?" tanya Syella dengan nada yang sangat pelan, tapi untungnya Almido masih bisa mendengarnya.
"Ohh perpus, ayo ikut gue. Mangkanya lo tuh sotau sih jadi orang, kalo gatau tuh ya nanya, jangan diem aja, apalagi sok-sok an gengsi nerima ajakan gue"
Almido berdecih, tetapi tetap melanjutkan jalan menuju perpus dengan Syella disampingnya.
🍓🍓🍓
Kringgg!!!
Bel pulang berbunyi, bel yang dinanti-nanti semua murid karna dengan ini mereka bisa kembali bersantai-santai dirumah.
"Baik kalau gitu bapak permisi dulu anak-anak, Assalamualaikum." ujar Pak Nazar sembari keluar kelas.
"Syell, lo balik sama siapa?" tanya Almido sambil memakai tasnya.
"Papah." jawab Syella singkat, lalu fokus kembali merapihkan alat tulisnya.
"Ooh, yauda gue duluan ya, Hati-Hati!" teriak Almido sambil menuju keluar pintu kelas.
Syella berjalan menuju gerbang sekolah, tadi papahnya sudah menelfon bahwa ia sudah di sekolah Syella. Koridor masih cukup ramai, masih banyak murid yang berlalu lalang.
Syella segera menuruni tangga, sesampainya di lapangan dia melihat,rupanya lapangan masih ramai oleh anak ekskul basket.
Syella berjalan dipinggir lapangan, tak menghiraukan sekitar. Ia terus menunduk sambil memegang tali tas. Langkahnya harus terhenti karna tiba-tiba bola basket menggelinding tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RASYELLA ✔
Teen FictionMenceritakan tentang Rasyella Liana Hendrian, gadis cantik yang terjebak anti sosial karna kisah kelam dimasa lalunya. Tidak mau bersosialisasi, hingga sulit mendapatkan teman. Sampai ketika datang seorang yang mampu merubah Syella menjadi pribadi y...