✔tragedi ke-5✔

14 6 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















Setelah mendengar kabar yang menimpa Guanlin dan Woojin, Daniel dan Ong jadi memutuskan untuk mendatangi Jinyoung.

Tidak ada percakapan di antara mereka berenam, sampai Jisung membuka suara, "Jaehwan?"

"Ada apa dengannya?"

"Bukankah dia juga selamat? Kita harus menghubunginya supaya ia tidak terjadi apa-apa," kata Jisung.

Daehwi langsung menghubungi Jaehwan.

"Katanya ia akan sampai sepuluh menit lagi," kata Daehwi.

"Sebenarnya, aku masih bertanya-tanya bagaimana urutan dari kematian gila ini," Jinyoung membuka suara.

"Kursi yang kita duduki? Entahlah, tapi apakah kalian masih mengingat kursi kalian waktu itu?" Tanya Jinyoung.

Mereka semua mengangguk.

"Aku punya foto seluruh tiket waktu itu," kata Jaehwan, akhirnya ia datang.

"Ohyah? Bisakah kau tunjukkan," tanya Ong.

"Ya, tunggu sebentar," sahutnya.

Hebatnya, Jaehwan seperti sudah tahu tentang hal ini.

"Ya, dari daftar orang yang meninggal kemarin, kursi mereka saat di pesawat berbentuk sebuah garis seperti rasi bintang, namun tidak terlalu berurut," jelas Jaehwan.

"Lalu? Siapa setelah Woojin?" Tanya Daniel.

Jaehwan terdiam, kemudian matanya fokus kepada keras di atas mejan.

"Ong."












"Aku harus bagaimana!?" Pekik Ong, Daniel berusaha untuk menenangkannya.

"Tenanglah Ong, kita pasti bisa melalui ini semua," kata Daniel.

"Aku tidak bisa!" Ong terduduk, kemudian dirinya menangis.

"Yak Ong! Tenanglah! Aku akan menjagamu!" Tegas Daniel.

Ong menangis, "Jangan menangis, ayo kita pergi makan, akan aku traktir."

Setelah dipaksa oleh Daniel, akhirnya mereka berdua makan di tempat favorit meresa saat masih bersama dengan Sungwoon dan Minhyun.

"Biasanya ada yang tertawa sampai ngakak," kata Ong, dirinya mengaduk-aduk teh yang di pesannya.

"Sudahlah, mereka sudah tenang di sana."

Tidak ada jawaban dari Ong, mereka berdua hanya terfokus dengan pikiran masing-masing.

Daniel duduk menghadap tepat ke arah jalanan, kemudian dirinya seperti bengong.

Daniel menatap jalanan, dia melihat beberapa mobil berlalu lalang yang menurutnya mencurigakan.

Benar apa yang Daniel pikirkan, tiba-tiba ada salah satu mobil terserempet dengan motor, hal itu membuat sebuah kecelakaan beruntun dan ada salah satu mobil yang terlempar ke arah Daniel.

Ya. Mobil tersebut tepat mengenai Daniel.












"Niel? Niel? Kau tidak apa-apa?" Tanya Ong khawatir, karena Ong melihat Daniel yang sedang melamun.

"Ah? Iya?" Sahut Daniel gelagapan.

"Ayo makan, makanan sudah sampai," kata Ong, Daniel mengangguk pelan, namun ia tak bisa menghilangkan pikirannya yang tadi. Daniel kembali melirik ke arah jalanan, sekarang apa yang ia lihat sama persis seperti apa yang ia rasakan tadi.

"Ong, kita harus segera pergi dari sini," Daniel menarik tangan Ong, padahal Ong sedang makan, lalu Daniel langsung menaruh uang seratus ribu dua lembar di atas meja.

Daniel berlarih sekencang mungkin, ia mencari tempat yang tidak terkena kecelakaan tadi namun masih bisa melihat kejadian dengan sangat jelas.

Dan benar saja, baru beberapa detik Daniel menghentikan langkahnya, kecelakaan beruntun pun terjadi, bahkan saat itu, mobil memang benar-benar terlempar dan mengenai tempat makan mereka tadi.

"D-daniel?" Ong menoleh ke arah Daniel dengan wajah terkejutnya.

"Ya. Tadi itu hampir saja," balas Daniel, kemudian mereka berdua berpelukan sambil menangis.

Jika saja tadi Daniel tidak memaksa Ong, maka Ong benar-benar akan menjadi korban selanjutnya.



















"Katakanlah hal sejujurnya yang berada dipikiranmu, karena hal itu bisa merubah...,


Segalanya."













"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang