❌tragedi ke-9❌

28 7 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























Minhyun berlatih basket hari ini, namun tiba-tiba matanya mengalami sebuah kendala, membuatnya harus berhenti dan segera pergi ke toilet.

Sedangkan Ong baru saja keluar dari toilet terheran-heran karena Minhyum berlari dan hampir menubruknya. Jadilah Ong menyusul Minhyun ke toilet.

"Hyun..., kau kenapa?"

Minhyun menggeleng pelan, namun kepalanya masih tertunduk.

Saat Minhyum menghadap ke arah cermin, betapa terkejutnya ia, matanya yang sebelah kanan memerah.

"Kau menggunakan softlens?" Tanya Ong.

"Iya, baru saja ku lepaskan dan ternyata merah."

"Mau ku temani ke dokter?" Tawar Ong.

"Boleh deh."














Kini keduanya telah berada di dokter mata, menunggu beberapa antrian.

"Kau mau kopi? Aku mau membuatnya," tawat Ong, Minhyun menggeleng.

"Tak perlu, aku tidak suka kopi," Ong mengangguk, kemudian berjalan ke arah mesin kopi.

Akhirnya yang ditunggu pun tiba, nama Minhyun segera dipanggil.

"Hwang Minhyun!"

Minhyun bangkit, kemudian menatap ke arah Ong dan mengisyaratkan kalau ia mau masuk, Ong hanya mengangguk paham.

"Jadi, ada masalah apa?" Tanya sang dokter.

"Aku tadi latihan basket, karena mataku minus, jadi aku menggunakan softlens, tapi beberapa saat mataku terasa perih dan menjadi merah," Minhyun menunjuk ke arah matanya yang sebelah kanan.

"Ah begitu, mari kita periksa dahulu."

Minhyun membaringkan dirinya di atas kasur, kemudian di samping-sampingnya ada alat-alat. Pertama-tama dokter berusaha melihat ada apa dengan mata Minhyun, namun sepertinya hasilnya nihil.

"Aku tidak bisa melihat ada masalah apa di matamu, tapi aku bisa menggunakan alat pendeteksi ini," dokter itu menyentuh alat yang berada di sebelah kanan Minhyun.

"Ya lakukan saja, hal ini benar-benar membuatku risih," balas Minhyun.

"Oke. Tapi pemeriksaan ini memakan waktu kurang lebih sekitar setengah jam.
















Ong menyeruput kopinya sambil menonton televisi, klinik dokterpun sudah tidak terlalu ramai.

Karena sudah setengah jam lebih Minhyun di dalam, Ong merasa khawatir dan segera bertanya pada resepsionis.

"Apakah pasien yang bernama Hwang Minhyun masih di dalam?"

"Iya, tuan. Pasien melakukan sebuah pemeriksaan yang memakan waktu setengah jam, itu belum termasuk hasilnya."

destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang