"Yuk, Nin." Ajak Leon menuju gazebo.
"Yuk."
Mereka berdua berjalan menuju gazebo di taman belakang rumah Leon.
"Nin, gue bawa peralatannya dulu ya, lo tunggu disini."
Leon meninggalkan Anin sendiri di gazebo tamannya. Dan tidak lama, Dila menghampiri Anin yang sedang mengutak-atik ponselnya sambil membawa beberapa toples cemilan dan dua cup jus mangga.
"Anin, ini makanannya. Dimakan ya cantik." Ucap Dila sambil menyimpan baki yang berisi toples-toples di meja.
"Oh iya makasih ya, Bun. Jadi ngerepotin." .
"Ah gapapa kok. Nin, Bunda mau tanya sesuatu sama Anin, boleh gak?"
"Boleh, Bun."
"Anin punya perasaan khusus ke Leon?"
"A ... apa, Bun?"
"Jawab jujur aja, gapapa kok. Bunda gak akan gigit kamu."
"Anin cuma temen Leon, Bun. Nggak lebih, kok."
"Sebenernya Leon itu suka sama kamu. Dia sering ceritain kamu ke Bunda. Katanya pertama kali Leon lihat kamu, dia langsung suka sama kamu, dia bilang ini cinta pada pandangan pertama, hahaha. Dia ngaku jadi pacar kamu ke Bunda. Bunda kira Leon ngarang cerita, tapi pas Bunda ketemu kamu dan Leon bilang pacarnya, Bunda percaya deh omongan Leon."
"Leon beruntung ya, Bun. Punya Bunda yang perhatian sama dia."
"Sini, sini." Ucap Dila sambil membuka tangannya untuk memeluk Anin. Dan Anin pun bergegas menerima pelukan hangat dari Dila.
"Aku bisa ngerasain punya ibu lagi, karena Bunda." Anin memeluk Dila dengan erat dan meneteskan air matanya.
"Ada Bunda disini, anggap aja Bunda itu Bunda kamu." Jawab Dila dengan nada menenangkan.
Dibalik pohon, terdapat Leon yang sedang memperhatikan kejadian menyentuh itu dan ia pun bergumam dalam hati. "Semoga lo gak akan pernah sedih, Nin." Leon pun menghampiri Anin dan Dila.
"Permisiiii." Kata Leon.
"Yaudah, sekarang kalian kerjain organigram nya biar cepet selesai. Bunda tinggal ya."
"Iya, Bun."
"Oke, Nin, kita bagi-bagi tugas ya. Lo buat tulisan nama-namanya. Dan gue bagian potong-potong, oke?"
"Oke." Jawab Anin sambil mengacungkan ibu jarinya.
***
"Akhirnyaaa beres juga."
"Lo mau main dulu atau langsung pulang, Nin? Gue harap sih lo mau main dulu bareng gue, keliling-keliling komplek atau ke pasar kuliner gitu?"
"Maaf, Leon. Aku mau langsung pulang aja, takut keburu ujan udah mendung gini."
"Yaahh, gue kecewa."
"Gapapa lah, kamu ini yang kecewa, bukan aku hahaha. Yaudah yuk."
"Karena gue baik, gue bakalan nganterin lo walaupun lo udah ngecewain gue."
"Mau lo baik kek, mau lo dermawan kek, terserah, gue gak peduli."
"Lo emang pinter ya, baru gue ajarin langsung nempel."
"Hah? Maksudnya?"
"Lo-gue."
Anin yang menyadari ucapannya, dengan cepat menutup mulut dengan kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUBBLEGUM
Teen FictionMemang, pada akhirnya semua akan seperti Bubblegum. Semakin kau merasakan manisnya, semakin besar pula kesempatanmu untuk kehilangannya. ••• Ini adalah sebuah cerita dari seorang perempuan cantik bertubuh mungil yang ketika gugup, pertolongan pertam...