Aira's Curse : Terrors of Shoes

405 26 1
                                    

"Bayu tewas!" , ucap Pak Doni menyeka air matanya yang mulai menetes di balik kaca matanya. Intan dan Ramon kaget dan tak percaya akan semua kenyataan ini. Lelaki tumbun dan doyan makan itu telah tewas terbakar dalam tragedi kebakaran sekolah mereka. 

"Pak! Tim pemadam menemukan sejumlah berkas, satu kotak amal yang berisi uang dan ini Pak....." ucap Oak Juna selaku ketua pimpinan pemadam kebakaran seraya memberikan barang barang yang berhasil ditemukan dalam keadaan utuh. 

"Ini sepatu siapa Pak ?" Tanya Alya keheranan. 

"Bapak gak tahu, mungkin ini punya murud lain yang menjadi korban" , jawab Pak Anton mengukuhkan milik siapa sepasang sepatu kulit yang masih utuh itu. 

"Korban hanya Bayu Pak! Lagian sepatu ini ditemukan si ruangan Osis kan Pak ? Seharusnya terbakar ! Sisa berkas dan kotak amal pun mengalami sedikit kerusakan. Kenpa sepatu ini tidak Pak ? ", sanggah Ramon lalu menanyakan keanehan yang terjadi di sepatu itu. 

"Entahlah Ramon, Bapak juga gak ngerti", ujar Pak Anton denngan dahinya yang mengerut. 

Seminggu berlalu. Sekolah sudah selesai diperbaiki. Hanya ruang aula, ruang OSIS dan Kantin saja yang direnovasi. 

"Aku di lorong atas nih! Nanti Aku turun kesana ya !", ucap Intan lewat ponselnya. Perlahan Intan menuruni anak tangga dari lantai dua sekolahnya. 

"Aaaa....", Intan berteriak kala kakinya terpeleset dari anak tangga. Tubuhnya tergelincir dan jatuh tergopoh - gopoh. 

BRAKKK!!!!

Raganya menabrak tiang penyangga dengan kerasnya. Tubuhnya yang ramping dan lumayan tinggi meringkuk seketika. darah mengalir dikepalanya. 

"Astaghfirullah....", teriak Bu Shinta diikuti gemuruh panik siswa lainnya. Beberapa menit berlalu. Intan dilarikan ke Rumah Sakit terdekat. Nampak hadir kedua orangtua, guru dan beberapa teman dekat Intan. Dokterpun keluar dengan raut penyesalan. Sambil membetulkan kaca matanya. Dokter pun menjawab pertanyaan ibu intan yang menderu panik. 

" Maaf! nyawa putri nada udah tak bisa ditolong! Benturan yang keras dikepalanya melenyapkan sel sel syaraf dan putri anda tewas ditempat", ucap Dokter itu dengan menyesal lalu pergi melalui kerumunan yang perlahan larut dalam tangisan. 

"Sepatu itu!", gumam Ramon mengingat ingat kejanggaln dan tragedi kematian Intan beberapa mingu yang lalu. 

"Sepatu itu milik Aira!", ucap Dena dari arah belakang Ramon sehingga mengagetkan Ramon. 

"Ini salah kita semua Ram. Aira marah!", Dena berucap membuat Ramon kembali kaget. 

"Maksud kamu? itu kuktukan dari aira untuk balas dendam sama orang orang yang sudah menyakitinya?", tanya Ramon dengan tatapan penuh tanya. Dena mengangguk ringan tanpa memandang wajah Ramon . Ramon menarik pandangannya dari wajah Dena. Dahinya mengereyit, Tanganya mengusap wajahnya yang terlihat gusar. 

"Aku menyesal Ram!", ujar Dena kemudian meneteskan air matanya. 

"Aku... Aku.... Aku juga Den, Aku sempat membuat dia tersakiti karena sikapku!" tambah Ramon membuat Dena memalingkan pndangannya ke wajah Ramon. 

DRETT!!DRETT!!

Getar ponsel Ramon membuyarkan pandangnan Dena. Segera Ramon menjawab panggilan masuk itu. 

"Apa?", ujar Ramon setengah berteriak. Tak lama ia mengakhiri panggilan ponselnya itu. 

"Kenapa Ram? Ada apa?", tanya Dena keheranan. 

Rombongan Tim Camping grup G kecelakaan, Semua Tewas", jawab Ramon lesu lalu menyandarkan tubuhnya ke dinding. 

"Hah.... Gak mungkin Ram! Gak mungkin", sanggah Dena tak percaya akan hal itu. 

One Shot Creepy PastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang