TAIWAN GHOST *PART 1

334 12 0
                                    

Di rumah sakit, dibalik ruang operasi ada satu ruang khusus untuk para dokter ganti pakaian dan sebagainya. Umumnya ruangan tersebut juga terdapat loker. Nah cerita kita kali ini menyangkut dengan loker tersebut…

Tahukah kalian di ruang operasi sebetulnya masih ada satu ruangan lagi? Sebetulnya tidak ada yang aneh dengan ruangan tersebut. Biasanya di situ ada sofa untuk para staf medis duduk istirahat dan ada ruang ganti pakaian. Nah karena begitu umumnya ruangan ini penuh dengan loker-loker dokter. Setelah selesai ganti baju, mereka bisa ke toilet untuk cuci muka. Toilet dan kamar mandi biasanya nyambung. Karena itu biasanya kita bisa ganti baju lalu langsung masuk ke ruang operasi. Nah, cerita kali ini akan seputar tempat ruang ganti baju di dalam ruang operasi.

Kejadiannya bukan di rumah sakit gua, ini tempat lain. Rumah sakit ini tidak gede. Jadi loker yang ada di dalam ruang ganti pakaian juga tidak banyak. Hanya ada empat deret. Dua deret nempel ke dinding, dan dua di tengahnya berdempetan. Jadi hanya ada dua jalur untuk jalan saja. Tidak seperti Rumah Sakit Universitas Taiwan Nasional yang gede.

Biarpun rumah sakitnya kecil, tapi dokter spesialisnya lumayan lengkap. Makanya jumlah loker di situ sebetulnya kurang memadai. Pada saat gua ke situ, ternyata gua harus saling berbagi dengan salah satu dokter tetap di situ. Betul-betul merepotkan.

Namun ternyata, di seberang gua ada satu loker yang ternyata kosong dan gak digunakan. di situ tertera “Loker Cadangan”. Gua hanya bisa menggerutu dalam hati. Loker ini kan gak terpakai, kenapa gak buat gua pakai aja. Mau buat siapa pakai yah? Gua pergi tanya ke kepala perawat, jawabannya malah bikin gua lebih kesal “Ini dipakai untuk dokter luar negeri yang berkunjung ke sini, jadi dokter dalam negeri gak boleh pakai.”

Sepertinya gua harus benar-benar mendapat pembelajaran seperti di kasus di ruang operasi, baru gua bisa insyaf. Saya sengaja melanggar aturannya. Bagaimana mungkin gua mau berbagi loker dengan orang lain. Udah pasti langsung gua pakai loker itu saja. Setiap kali mau ganti pakaian sehabis operasi, gua masih curi-curi tertawa melihat loker tertanda “Loker Cadangan” itu.

Kejadiannya di salah satu malam jam 10, waktu itu ada operasi darurat. Selesai operasi sudah hampir jam 2. Setelah mengantar pasien ke ruangan ICU, gua ke ruangan ganti pakaian. Sampai di situ, muncul pemandangan yang membuat gua hanya bisa melongo…

Pintu loker gua, eh maaf, pintu “Loker Cadangan”-nya sudah terbuka. Semua pakaian gua dibuang ke lantai (tapi komik dan buku Hentai saya masih tetap di loker). Siapa yang begitu keterlaluan!?

Ketika saya sedang kebingungan, asisten senior yang membantu operasi gua tadi pun masuk. “Beres-bereskan barang kamu, jangan pakai loker itu” Aneh sekali, ada orang yang mengobrak-abrik loker gua, mungkin ada pencurinya, tapi dia malah bisa setenang itu?

Kebanyakan minum teh kah dia? (kalau gak mengerti, teh itu anti-depresan alami, jadi mampu menenangkan) Seperti merasakan kejengkelan saya, si kakak senior itu akhirnya membantu memungut pakaian saya. Dia kemudian tepuk-tepuk tangan saya, “Yuk, kita minum kopi saja”.

Di dekat sofa ada mesin kopi. Di dalam kulkas juga ada sisa Yakult. Kita dua pria duduk berhadap-hadapan, dia minum kopinya, gua minum Yakult. Suara jarum jam yang berdetak di dinding terdengar lebih jelas di malam yang sunyi ini.

“Sudah lama gak kejadian seperti begini…” si kakak senior mulai bercerita.

Dulu, di sini ada seorang dokter bedah yang lumayan ahli. Tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari sini. Jadi pada saat jaga shift, dia selalu ada di rumah. Kalau ada sesuatu, baru bawa mobil ke sini. Suatu malam, ada panggilan operasi darurat. Dia pun kebut ke rumah sakit. Namun pada saat di tengah jalan dia mengalami kecelakaan. Operasi darurat akhirnya harus ditangani oleh asisten dan direktur rumah sakit sendiri. Sang dokter sendiri tidak berhasil bertahan hidup…

Semenjak itu, loker tempat dia menyimpan barang sering muncul kejadian aneh. Pada saat malam, tutup loker bisa terbuka dengan sendirinya, dan barang-barang di dalamnya dibuang keluar. Biarpun dikunci, juga tetap sama. Awalnya dikira perbuatan pencuri, sampai suatu malam, ada satu asisten yang masuk ke ruang ganti pakaian, mendengar ada suara tutup loker dibuka.

Tentu saja aneh saja, soalnya hanya dia sendirian saja di ruangan itu. Ruangan ganti baju juga tidak gede. Kalau ada orang yang masuk pun seharusnya ketahuan. Akhirnya si asisten pun berputar untuk melihat. Yang terlihat hanyalah barang-barang berceceran di lantai. Ketika dia mencoba mendekat untuk mengecek lebih jelas dia melihat ke dalam cermin yang ada di dalam loker tersebut. Di bayangan cermin ada sesosok yang sekujur tubuhnya berlumuran darah! Dia langsung kalang kabut dan kabur dari ruangan itu.

Semenjak kejadian itu, akhirnya loker itu pun dibiarkan kosong. Dikarenakan kejadiannya selalu terjadi di tengah malam jam satu dua, makanya dianggap cocok kalau loker ini dipakai untuk dokter tamu luar negeri. Karena mana ada tamu yang mungkin berada di sini sampai tengah malam?

“Sungguh! Orang baik gak ada yang berumur panjang! Gak perlu tebak pun kamu bisa tahu, tengah malam jam 1 itu sebetulnya adalah waktu dia kecelakaan karena kebut datang ke rumah sakit ini. Sungguh kasihan. Sudah tiada tetapi masih belum bisa meninggalkan tempat ini.”

Setelah menggoyang-goyang gelas kosong, sang kakak senior pun melempar gelasnya ke dalam tong sampah.

Demikianlah cerita mengenai loker di rumah sakit itu. Mungkin sang dokter itu begitu terikat dengan rumah sakit ini sehingga dirinya masih bertahan di situ. Mungkin saja dia tidak sadar dirinya sudah tiada…

One Shot Creepy PastaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang