2. Alden

33 8 2
                                    

Don't forget your Vote and Comment✨

***

Pulang sekolah, hal yang dinanti-nanti oleh semua kalangan siswa, tak tekecuali Nou.

Dia akan menonton pertandingan basket yang diadakan di lapangan indoor sekolahnya.
Katanya ini merupakan pertandingan besar, antar sekolah.

Nou bergegas merapikan tasnya.

"Lo bakal nonton juga?"

"Engga ah Nou. Hari ini gue ada les."

"Huffttt. Gapernah ada yang mau nemenin gue."

Keysha terkekeh.

"Makanya Nou, cari pacar."

Nou mendelik.

"Hati-hati lo! Jangan pecicilan!" teriak Keysha saat Nou berjalan menjauh.

"Siaappp!" Nou berlari sambil mengangkat tangannya membentuk hormat.

Ia berlari tergesa ke arah kantin. Nou akan membeli minuman dingin dulu sebelum menuju lapangan indoor sekolahnya.

Setelah selesai membeli minuman dan beberapa camilan, nou berlari kembali menuju lapangan indoor.

Ternyata pertandingannya sudah dimulai. Banyak murid lain yang sudah pw ditempatnya masing-masing, menyaksikan pertandingan basket didepannya.

Beberapa diantaranya merupakan murid sekolah lain yang sedang bertanding melawan sekolahnya.

Nou mengambil tempat duduk yang paling depan-paling bawah. Menurutnya tempat ini strategis karena dari sini ia dapat melihat anak basket yang kece-kece dengan jelas.

Rasa haus menghampirinya, ia terengah, segera membuka tutup botol minumannya.

"Akh--"

Baru dua tegukan, ia kaget setengah mati karena tiba-tiba sebuah benda bulat yang keras membentur kepalanya dengan sangat kencang. Minumannya terjatuh, kepalanya terasa pening sekali.

Ia sempat mendengar teriakan gaduh penonton lainnya, lalu rasanya dingin-bajunya basah.

Hingga semuanya mulai menghitam, "Lo gapapa?" satu pertanyaan dingin yang sempat tertangkap. Hingga semuanya berubah gelap, seluruh teriakan gaduh itu pun lenyap.

....

"Anjir! Kena penonton!"

"Cewe! Kena cewe!"
Pemain basket yang ada dilapangan pun panik.

Salah satu diantara mereka, memilih bertindak, ia berlari menghampiri perempuan tersebut.

"Lo gapapa?" tanya laki-laki tersebut.

Ia tercekat saat tubuh didepannya mulai ambruk. Dengan sigap ia menahannya, lalu menariknya kedalam pangkuannya.

Tanpa ba-bi-bu ia membawa perempuan tersebut ke UKS.

Sesampainya di UKS, untunglah ada dokter yang berjaga, karena anggota PMR rata-rata sudah pulang. Ia lalu membaringkan tubuh perempuan tersebut di salah satu ranjang.

"Aduh, kenapa ini?" sang dokter pun mendekat.

"Kepalanya kebentur bola basket pas lagi pertandingan."

"Yasudah, kamu keluar sebentar, biar saya obati."

Alden menunggu diluar dengan sedikit cemas.

Tunggu, mengapa ia harus cemas? Kan bukan dia yang melempar bola hingga mengenai perempuan itu. Kenal juga tidak. Seharusnya ia tidak peduli. Namun melihat wajahnya yang menahan sakit dan tampak pucat, membuatnya tak sampai hati.

NOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang