15 - Ara mengandung lagi

2.2K 181 6
                                    

"Besok aku akan pergi ke Jepang. Mari kita pulang. Kau harus istirahat. Jaga kesehatanmu. Aku tak ingin kau sakit karna ini." Ia menuntun ara yang masih terisak karna ini. Bahkan kebahagaiannya pun hanya dirasakan kemarin dan sebentar saja. Apa suaminya tak merasakan hal sama? Mengapa ia bersikap seperti ini?!

-15-

Sepanjang malam itu, ia tak henti-hentinya berdoa pada tuhan. Ia sangat berharap bahwa kegugurannya ialah mimpi buruk. Kesedihan masih menyelimuti hantinya.

Malam berganti pagi, jungkook sudah menyiapkan kopernya sejak malam itu. Ia harus bergegas sekarang sebelum pesawat meninggalkannya.

"Sayang, aku pergi dulu. Jaga dirimu dan bibi nim akan merawatmu selama aku pergi." Ia mengecup pipi ara sebelum melangkah meninggalkan rumah itu.

"Hati-hati, jika sudah sampai sana kabari aku, jung!"

"Tentu saja." Roda mobilnya berputar meninggalkan tempat itu yang hanya tersisa lambaian ara pada suaminya.

Ia menghela nafas kasar berbalik menutup pintu untuk kembali beristirahat. Menjernihkan pikirannya yang lelah.

"Hhmkk..." perutnya kembali tak enak. Rasanya ia ingin muntah. Apa ada yang salah dengan makanannya tadi.

Ia berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi sambil memegang perutnya.

"Ara! Ada apa dengan mu? Kau baik-baik saja?" Kekhawatiran jelas tecetak diwajah bibi nim. Ara hanya mengangguk menandakan bahwa ia baik-baik saja.
Bibi nim menunggu ara yang sedang mengeluarkan sesuatu dari mulutnya di toilet. 
"Apa kau baik-baik saja? Aku akan menelfon tuan jung." Ia menahan tangan bibi nim.
"Tidak usah, jungkook pasti akan sangat khawatir." Ia menolak, akan lebih sulit lagi jika ia melibatkan jungkook. Ia tak mau menyulitkan suaminya.

***

Lalu lalang mobil yang mengantarkan tuannya menyibukkan bandara. Jungkook melangkahkan kakinya menuju kabin pesawat. Disamping tempat duduknya terdapat Shi yan yang sudah menunggu.  Semuanya tampak tenang saat pesawat. Seperti yang terlihat saat ini. Shi yan masih memandangi jungkook yang sedang tertidur. Waktu berlalu begitu cepat hingga beberapa minggu lamanya. Selama itu juga, jungkook dan Ara saling melepas rindunya dengan video call.
Sebenarnya Ara juga tidak akan menduga bahwa jungkook akan pergi selama ini. Hari-hari sekarang, hanya bisa ia habiskan dengan bibi Nim. Namun, setiap minggunya, jungkook akan mengirim uang untuk Ara. Tapi bagi Ara, percuma saja uang itu ia miliki. Toh, selama 5 bulan ini ia tak pernah keluar rumah hanya ibu dan mertua Ara yang sering menengoknya setelah insiden tergugurnya kandungan pertama Ara.

Dihari yang sama dengan waktu yang berbeda. Dilain sisi Ara sibuk mondar-mandir menompang dagu dengan tangan kanannya tak jelas. ia merasa ada yang aneh dengan dirinya. Dirinya juga semakin sensitive dan suka memilih makanan. Sebelumnya, perutnya tak pernah sesesak ini. Apakah ini efek dari keguguran? Tidak mungkin.

Ia ingin menghubungi jungkook. Tapi ia juga tak mau merepotkan suaminya. Ia sangat bingung sekarang apa yang harus ia lakukan. "bibi Nim! Temani aku kerumah sakit." Ujarnya sambil menuruni tangga.

"kerumah sakit? Apa yang terjadi padamu? Apa kau sakit?" Tanyanya penuh kekhawatiran. Bagaimana tidak, bibi Nim telah menganggap Ara sebagai anaknya sendiri. Begitu juga dengan Ara yang menganggap bibi Nim sebagai ibu kandungnya sendiri. Karena sudah lebih dari 5 tahun bibi Nim mengurus Ara hingga ia menikah.

"tidak. Aku hanya ingin periksa saja. Badanku sedikit tak enak." Sebelum ia bersiap, ia mengambil sesuatu di laci kamar tidurnya. Ia segera menuju kamar mandi dan menggunakan test pack dengan perasaan takut.

Prangg.

Suara vas pecah terjatuh memecah keheningan kamar Ara. "apa yang terjadi?" Tanya bibi Nim dengan penuh khawatir. Ia melihat Ara berdiri di depan pintu kamar mandi sambil membawa sebuah test pack.

I Gotta Be A Bad Boy 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang