16 - Masalah yang semakin menjadi

2K 161 4
                                    

-16-

‘seharusnya aku memberitahumu lebih awal jika aku tau semuanya akan berakhir menyedihkan’
-Ara-

Dalam sibuknya negara Jepang, ramainya lalu lintas ibukota, memenuhi jalanan negri sakura tersebut. Di tengah kota, sebuah cabang perusahaan milik Jeon Corp berdiri tegak dikeramaian kota Tokyo.  Meskipun bangunan tak semegah gedung utama di Korea, keuntungan dari perusahaan tersebut mengalir cukup deras. Alasan ia memilih kota Tokyo sebagai cabang ke 2 perusahannya ialah kerena kota itu lebih padat penduduknya dan sudah sangat metropolis.

Tak sampai disitu, tak lupa cabang perusahaan milik keluarga Jeon berdiri mewah di Los Angles dibawah pimpinan ayahnya sendiri. Betapa kayanya Jungkook saat ini. Apa pun yang ia inginkan, pasti akan terealisasikan. Kecuali istri kedua.
Ara : thor, jangan pancing jungkook!
Di sebuah ruangan tersebut, sesekali ia menyesap secangkir kopi yang ia pesan sebelumnya sebelum ia lembur seperti saat ini. Ia pikir, setelah ia bertugas di Jepang, tidak akan sesibuk sebelumnya. Namun nyatanya masih sama. Dibukanya kancing jas yang membuat tubuhnya penat dan melonggarkan dasinya.

“hash.” Ia manarik nafas gusar. Lelah benar-benar lelah. Shit! Ia mengumpat dalam hati. Ia lupa mengabari istrinya. ia mengambil ponsel yang sedari tadi ia letakkan sembarangan belum sempat ia menelfon, Ara telah menelfonnya dahulu. Sejenak ia tersenyum. Pikiran dan beban pekerjaannya sejenak ringan.
Ia masih mendengarkan Ara berbicara di balik sambungan telepon dan mengakhirinya.

Tok..tok..tok..

“masuk.” Jungkook mempersilahkan seseorang itu masuk. Pria bertubuh jakung itu bernama Avaron Hisao patner kerjanya dari Hinoto Corp.

“hei! Come on. You need rest, jung!” Ia menyapa rekannya itu dengan sangat santai tanpa bahasa formal disana. Benar apa yang dikatakan Ron, jungkook tak pernah berhenti bekerja. Ia selalu menjadi seorang yang ambisius saat duduk di kursi pemimpin.

“ayo kita jalan-jalan. Aku ingin mengajakmu mengitari Tokyo.” Ia mendudukkan pantatnya di sudut meja kerja jungkook.

“aku sudah beberapa kali kesini. Jadi untuk apa aku meng’iya’kan ajakanmu?” ia menyisir rambutnya kebelakang.

“tapi, selama dua bulan kau disini. Hari-hari hanya kau habisnya didepan layar, bung.”

Jungkook tak menggubris ajakan temannya itu. sebenarnya Ron juga ada benarnya. Ia butuh istirahat karena dua bulan penuh ia telah bergelut dengan kertas dan computer. Ia mematikan computernya dan berdiri berjalan mendahului Ron. Ron hanya tersenyum singgung melihat temannya yang begitu cepat merubah pikiran.

Kini mereka sudah berada di dalam mobil Ron yang cukup mewah. Jungkook mengikuti kemauan Ron untuk sejenak merefresh pikiranya yang penat.
Cukup lama mobil yang membawa dua pria tampan itu dan berhenti di sebuah club malam. Jungkook melihat jam di tangannya pukul 11 malam ia baru keluar dari kantornya.

“kau gila! Hiburan malam?” jungkook bertanya dengan kesal. Pasalnya terakhir ia di hiburan malam saat ia pernah perpisah dengan Ara dulu. Dan semenjak ia memiliki Ara ia sudah insaf. Tapi sekarang?

“sekali-kali kau juga harus merasakan nikmatnya dunia.” Temanya itu memang sangat bebas. Tidak seperti dirinya yang sudah memiliki istri dan tidak berguna jika ia memasuki tempat terlaknat itu.
Mau tak mau ia harus masuk. Sebelum mereka masuk, jungkook menahan tangan temannya.

“no whore!” jungkook mengingatkan sekali lagi bahwa ia tak ingin ada wanita penggoda disamping mereka nanti.

“aku tidak akan janji. Hey! Kita butuh hiburan juga.” Ia tak menyangka jika temannya akan segila ini. Apa dirinya tidak tau jika jungkook sudah beristri. Tak masalah dengan Ron karena ia masih perjaka. Tidak! Sudah berapa wanita yang rela ia tiduri sebelumnya. Heol! Jungkook memiliki teman yang sangat bejad.

I Gotta Be A Bad Boy 2 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang