Chapter 2

22 6 0
                                    

Alya memasuki ruang kelasnya dengan muka yang sangat lesuh. Padahal kemarin ia tidur lebih awal, tapi tetap saja ia merasa mengantuk. Bahkan saat di angkot pun ia hampir tertidur.

Dengan malas, ia membanting tas punggungnya di tempat duduknya dan menyendarkan dirinya. Ia melihat sekeliling kelasnya, belum ada orang. Tidak lama setelah itu, beberapa temannya berdatangan dari pintu kelasnya. Alya menaruh kepalanya diatas tangannya yang bersila diatas meja dan menutup matanya.

Belum lama Alya menutup matanya, ia terbangun karena suara nyanyian yang dilontarkan Ria. Dengan dahi yang berkerut, ia mengangkat kepalanya untuk melihat Ria yang sedang berjalan setengah melompat menuju tempat duduknya, yang berada di sebelah Alya.

Ria menggebrak meja Alya. "Bangun oi! Masih pagi udah ngantuk aja nih si ibu."

Alya tersenyum malas lalu kembali menaruh kepalanya diatas meja. Ria hanya menggeleng melihat Alya yang kembali memejamkan matanya.

Alya tertidur selama sekitar 10 menit, sampai Ria membangunkannya karena bel masuk sudah berbunyi. Sesaat setelah itu, Pak Adi masuk ke ruang kelas yang menandakan pelajaran matematika akan segera di mulai.

***

Bel istirahat pertama berbunyi. Para murid langsung menutup bukunya dan berhamburan ke kantin. Sama seperti murid pada umumnya, Alya, Ria, dan Nia juga berlari ke kantin untuk menandai meja makan mereka. Alya sudah duduk di tempat biasa mereka menyantap makanannya. Sudah dari tahun pertama mereka duduk di deretan bangku itu, tepatnya di pojok kanan sebelah tukang mie ayam bakso. Dan dari tahun pertama juga Alya tidak pernah jajan makanan berat. Ia selalu membawa bekal. Maka, ia bertugas untuk menandai bangku mereka, agar tidak ada yang mengambil tempat mereka.

"Al, jangan lupa!" kata Ria sambil berdiri melihat ke mata Alya dengan berapi-api.

"Kalau ada yang mau ambil bangku, bilang semuanya ada yang dudukin. Iya sip deh." Alya mengacungkan jempolnya lalu mengusir teman-temannya agar cepat membeli makanan karena Alya sudah lapar.

Tidak lama setelah itu, Nia dan Ria sudah datang dengan siomay di tangan Nia dan soto daging di tangan Ria. Setelah mereka semua sudah duduk di bangku, mereka berdoa lalu langsung melahap makanan yang ada di depan mereka.

"Eh, menurut lo pada, anak barunya bakal ganteng gak?" tanya Ria dengan mulut setengah penuh.

"Kalaupun ganteng, dia gak akan suka sama cewe yang ngomong sambil makan kayak lo." balas Nia sambil tersenyum meledek.

"Bahan cuci mata doang kok. Gak akan mau jadian sama anak baru itu." Mata Ria melirik ke Alya. "Kan anak barunya buat Alya."

Alya melongo menatap Ria dan Nia bingung. "Loh kok gue dibawa-bawa?"

"Gak papa. Kita sayang sama lo jadi kita bawa nama lo." kata Ria sambil merangkul Alya.

Dengan cepat, Alya menepis tangan Ria. "Sweet talker."

Tidak lama setelah mereka makan, bel berbunyi menandakan jam pelajaran akan segera dimulai

***

"Selamat siang, Bu. Terima kasih, Bu." ucap murid XI IBB serentak.

Sesaat setelah bu guru keluar, satu kelas mengulet dan membereskan meja mereka.

Adit berdiri di depan kelas sambil memegang secarik kertas. "Teman-teman, tolong perhatiannya sebentar."

Namun, semua sudah sibuk sendiri. Adit berseru lebih keras, "Teman-teman! Perhatiannya sebentar!"

Hope [ Repost ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang