Seperti biasa, kantin penuh dengan kegaduhan dan hiruk pikuk para siswa siswi. Namun, ditengah-tengah keramain itu, ada satu daerah tempat duduk yang benar-benar penuh, dikelilingi oleh para perempuan yang ceritanya sedang membeli makanan di dekat situ.
"Paling Reza." ucap Alya setelah Nia menanyakan mengapa tempat itu sangat ramai.
"Ribetin aja! Tempat duduk kita deket situ lagi." Nia mendengus kencang.
"Kayaknya akhir-akhir ini lo bete mulu." ucap Alya sambil menengok ke Nia yang berada di sebelah kanannya.
Nia menggeleng. "Nggak. Biasa aja gue."
Alya hanya mengangguk pelan sambil mengembalikan posisi kepalanya menghadap depan.
Ria, Nia, Alya, dan Devina, dengan sangat cuek, duduk di dekat kerumunan orang-orang tersebut. Mereka terpaksa karena memang itulah tempat duduk mereka dari dulu. Kalau pindah, mereka tidak enak karena biasanya bangku-bangku di kantin sudah di tag.
Ria dan Alya duduk bersebelahan, dan disebrangnya ada Nia dan Devina, yang sekarang sepertinya sudah lumayan akrab.
"Rame banget sih elah." ucap Ria dengan nada sedikit tinggi, menyindir orang-orang disekitarnya.
Alya langsung menyikut pinggang Ria pelan, mengisyaratkan Ria untuk menjaga omongan.
"Ih apaansih, Al. Gue ngomong gitu biar mereka pada minggir sedikit." balas Ria sambil sedikit berbisik.
"Tetep aja jangan begitu ngomongnya. Kalau dilabrak sekantin gimana?"
Ria hanya bisa mendengus sambil memasang muka cemberut setelah mendengar ucapan Alya.
"Eh, lo mau makan apa? Gue beliin sekalian." tawar Nia tiba-tiba sambil menghadap ke Ria dan Alya.
"Gue siomay deh." jawab Alya.
Nia langsung mengganti posisi kepalanya menghadap ke Ria.
"Samain aja."
Nia langsung mengangguk mendengar jawaban Ria. "Okay, lo soto kan Dev?"
"Iya. Nggak pake jeruk nipis, ya." ucap Devina sambil tersenyum yang dibalas anggukan oleh Nia.
"Wait a minute. Asik nggak tuh gue pake bahasa Inggris." ucap Nia lalu langsung melipir ke tempat makanan yang dituju.
Alya hanya menggeleng dan tertawa.
"Dev," sontak Devina langsung menghadap Ria yang tiba-tiba memanggilnya. "gimana first impression lo terhadap siswa siswi disini?"
"Baa...ik.. kayaknya hehe. Belum kenal banget sih jadi bingung juga."
"Ohh. Terus, anak baru yang satu lagi gimana?"
Kali ini Ria tampak lebih bersemangat dan sangat antusias menantikan jawaban dari Devina.
"Kayaknya anak nakal gitu sih. Kurang tahu juga, tapi tadi dia udah deket sama itu, siapa deh namanya." Devina mengerutkan dahinya menandakan ia sedang berpikir.
"Reza nih pasti." gumam Alya namun Devina mendengarnya.
Devina menepuk tangannya sekali lalu menunjuk Alya. "Nah itu tuh, Reza Reza."
Ria langsung membelalakkan matanya. "Sama Reza temenannya? Ya Tuhan, mengapa Engkau mempertemukan cogan cogan ini di satu geng?" ucap Ria sambil mengadah ke atas, seakan berbicara kepada Tuhan, yang langsung dihentikan oleh Alya dengan satu pukulan di lengan Ria.
Setelah mengerang kesakitan, Ria kembali fokus ke Devina yang sedang tertawa melihat tingkahnya. "Terus, si anak baru ini ganteng ngga?"
"Hmm.. kalau menurut gue sih biasa aja. Yaaaa, standart lah." ucap Devina sambil sedikit memikirkan muka anak baru itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope [ Repost ]
Teen FictionAlya Nabila Tara atau yang akrab dipanggil Alya merupakan siswa SMA biasa yang mengalami masalah remaja pada umumnya, yaitu cinta. Ditengah-tengah usahanya menyelesaikan masalah itu, datang seseorang yang mungkin bisa membantu masalahnya dan merubah...