Chapter 7

8 0 2
                                    

Devina, Nia, dan Stefanus sampai duluan dan sudah memilih meja makan. Reza, Ria, Fano, dan Dea datang hampir bersamaan. Saat masih di parkiran, Reza melihat Stefanus melambai dan memanggil mereka.

"Mau mesen apa?" tanya Nia saat mereka semua sudah duduk di kursi masing-masing.

"Gue ngidam sate." ucap Ria.

"Baru juga dibonceng, udah hamil aja." ledek Nia yang langsung dibalas dengan pukulan oleh Ria yang duduk di depannya.

"Bisa ngga omongannya di kontrol wahai kawanku?" ucap Ria masih sambil memelototi Nia.

Satu meja panjang itu tertawa melihat tingkah laku Ria dan Nia.

"Yaudah berarti Ria sate. Yang lain?" tanya Nia sekarang berdiri agar ia bisa melihat teman-temannya lebih jelas.

"Gue nasi goreng, telurnya di dadar, ngga pake sayur dan acar." ucap Stefanus lancar seperti sudah terbiasa.

"Banyak banget mau lo. Nyusahin aja." jawab Nia dengan raut muka serius, namun semua orang tahu ia bercanda.

Stefanus tertawa dan mengangguk sambil beranjak ingin berdiri. "Iya iya, gue pesen sendiri deh."

"Eh, eh, gue bercanda." ucap Nia panik sambil berusaha membuat Stefanus duduk kembali.

"Yaudah gue ngga mesen sendiri. Tapi gue bantuin lo ya."

Ria, Alya, dan teman-teman yang sedang duduk langsung saling lihat-lihatan dan mengeluarkan gestur meledek. 

"EERKKHEEMMM..." ucap Reza sambil pura-pura batuk.

Stefanus melirik Reza dengan sinis dan langsung ditanggapi Reza dengan menundukkan kepala sambil tersenyum sendiri.

"Lucu deh lo semua." ucap Nia lalu langsung pergi, disusul oleh Stefanus dibelakangnya.

***

Suara sendawa datang dari mulut Reza yang langsung disambut gelak tawa oleh teman-temannya dan satu jitakan di kepala dari Stefanus.

"Jorok banget sih lo. Heran gue orang kayak gini banyak yang suka."

"Susah." ucap Reza lalu meneguk minumannya.

"Apanya susah?" tanya Stefanus.

Reza meneguk tegukan terakhir dari minumannya dan mengelap kasar daerah mulutnya yang sedikit basah karena minuman.

"Orang ganteng. Susah. Ada karismanya gitu." jawab Reza dengan enteng yang langsung disambut oleh ekspresi jijik teman-temannya, kecuali Ria.

"Iya sih emang ganteng. Mau gimanapun juga ganteng." ucap Ria ngelantur sampai ia tidak sadar bahwa teman-temannya mendengar.

Alya yang mendengar lanturan Ria langsung membuka mulut. "Hah? Tadi ngomong apa, Ri? EMANG GANTENG?!" ucap Ria sambil menaikkan suaranya di kata-kata akhirnya.

Ria langsung tersadar dan menggeleng panik. "Hah? Ih kagak kagak. Salah denger lo, Al."

"Udah sih ngaku aja, Ri." ucap Reza.

"Ngaku apaan sih?" tanya Ria sedikit nyolot tapi terlihat jelas raut wajahnya bahwa ia panik.

Tiba-tiba Reza yang tadinya duduk di serong kanan Ria, ia bertukar tempat dengan Devina yang berada di depan Ria, dan duduk disitu sambil melihat ke Ria dengan kepala sedikit maju.

"Gue ganteng kan?"

Ria terdiam melihat Reza yang menatap matanya begitu intens. Dunia seakan berhenti sesaat bagi Ria. Mata Reza yang coklat tua sangat pekat dan indah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hope [ Repost ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang