2

6 4 0
                                    



26 Maret (Hari pertama bagi Touma)


Touma membuka matanya.

Dia kembali ke keadaan tidak tahu apa-apa.

Touma duduk di tempat tidurnya, menoleh ke kiri dan ke kanan. Dia menemukan kertas yang ditempel di lemari. Dahinya mengernyit membaca isinya.

"Namaku Ishikawa Touma. Aku bekerja di Coffe Shop Kalimeris, tepat di bawah kamarku. Pria yang rambutnya dikucir adalah pamanku, Saotome Ryo. Memoriku terhapus setiap pagi."

Touma menggaruk kepalanya, jemarinya tersangkut di rambut kusutnya. Touma menarik nafas dan meregangkan tubuhnya. Dia berjalan ke jendela, membuka tirai dan kacanya.

Wushh!

Angin dingin segera menembus pakaiannya yang tipis. Udara-nya segar, namun dingin menusuk hingga Touma menggigil. Touma terbatuk-batuk sambil menutup jendelanya. Kakinya tersandung meja saat berusaha menutup jendelanya.

Dug!

"Aduh!" serunya tertahan.

Gara-gara itu, pulpen dan pensil di mejanya menggelinding jatuh ke bawah tempat tidur. Touma membungkuk sambil memegangi kelingkingnya yang membentur meja. Rasanya sakit sekali.

"Touma? Kau sudah bangun?"

Suara serak di luar membuat Touma mendongak.

"Aku baru bangun," sahut Touma terbatuk-batuk.

"Kau batuk? Jangan buka jendela pagi-pagi, anginnya dingin sekali belakangan ini. Nanti kupasang note di meja-mu ya. Oh ya, ini pakaianmu yang baru siap di laundry. Cepat bersiap ya, hari ini bakal sibuk loh," kata suara serak itu.

"Baik," sahut Touma.

Dia buru-buru mengambil pulpen dan pensilnya yang jatuh. Diletakannya secara asal di meja. Dia pun mengambil handuknya dan pergi mandi dengan air hangat.

Touma turun begitu dia selesai memakai seragamnya. Dia sudah membaca semua note yang diberikan pamannya, Saotome Ryo. Di bawah kamarnya ada coffee shop bernama Kalimeris. Ada tiga pegawai yang bekerja di sana.

Kou, si yankee. Miyo-san, satu-satunya pegawai perempuan dan orang yang dingin. Dan yang terakhir Ono-san, pria tua yang bekerja sebagai pengantar barang di Kalimeris.

Touma mengingat-ingat nama mereka ketika turun ke bawah. Dia disambut bunyi gedubrakan dan seruan dari dalam gudang. Aroma kopi yang hangat sudah menguar di dalam coffee shop bernuansa cokelat ini.

"Ohayo, Touma-kun. Kami semua sudah sarapan, jadi kau sarapan sendiri ya. Ada sandwich tuna. Ambil saja kopi dan teh-nya di teko ya," kata Saotome, sibuk membolak-balik kertas yang dipegangnya.

"Sachou, dimana tali untuk mengikat kardus bekasnya? Oh ya, jangan lupa hari ini aku bekerja hingga jam 12 ya," seru suara yang melengking kasar.

"Kou-kun, sudah kubilang tali-nya ada di pintu gudang, di belakang pintu gudang, astaga," kata Saotome, menyusul ke gudang.

Oh, jadi itu Inoue Kou, mantan yankee yang bekerja disini. Wuah, rambutnya dicat oranye cerah. Semoga dia tidak sekasar penampilannya. Batin Touma.

"Sachou, ada telepon dari Ono-san. Dia sudah sampai di tempat Pak Nakajima tapi barangnya baru datang siang nanti. Jadi bagaimana?" tanya suara dingin yang melewati belakang Touma.

"Waduh, bisa gawat kalau sampai siang. Ah, tolong bilang pada Ono-san untuk pergi ke Nishimura Washi Craft. Tadi pagi beliau bilang pesananku sudah bisa diambil hari ini. Aku pesan cukup banyak kemarin. Kira-kira dua kotak?" kata Saotome.

24 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang