31 Maret (Hari pertama bagi Touma)
Klining.
"Ossu, konnichiwa, Ojou-chan," sapa Saotome ketika bel di pintu berdenting.
"Konnichiwa, Saotome-san," sapa perempuan yang baru masuk itu.
Dia berpenampilan menarik. Blus putih berlengan karet di bawah siku, midi skirt warna peach lembut, dan heels 4cm dengan hak lebar yang terlihat nyaman. Bukan hanya penampilannya yang terlihat menarik, wajahnya juga.
"Selamat datang," sapa Touma sopan, seperti biasa.
Perempuan itu mengangguk, tersenyum pada Touma.
"Touma-kun, aku baru teringat. Seharian ini rasanya ada yang mengganjal pikiranku, dan sekarang aku baru ingat," kata Saotome, menggaruk kepalanya dengan ujung pulpen.
"Ada apa Paman?" tanya Touma.
"Tadi pagi aku menemukan sapu tangan yang sudah dicuci. Ada kertas note darimu yang bertuliskan 'tolong taruh di kamarku' di atas sapu tangan itu. Seingatku kau tidak punya sapu tangan tuh," kata Saotome.
"Sapu tangan?" Touma menautkan dahinya. Lalu dia mengatupkan kedua tangannya. Mulutnya membentuk huruf o ketika dia mengingat sesuatu.
"Aku menemukan catatan di meja-ku tadi pagi, 'kembalikan sapu tangan milik pengunjung yang datang pukul tiga sore'," ucap Touma spontan.
Dia menoleh ke arah perempuan itu, lalu menunjuknya dengan ragu.
"Ano... maaf, namun, apakah kemarin anda memberikan sapu tangan pada saya?" tanya Touma takut-takut, dia benar-benar kehilangan kepercayaan diri kalau sudah menyangkut soal ingatan.
Di luar dugaan, perempuan itu malah mendengus geli sambil menutup wajahnya.
"Aku bilang untuk simpan saja, namun ternyata kau lupa mencatatnya ya," ucap perempuan itu.
"Maafkan saya! Mohon tunggu sebentar, akan saya ambil," kata Touma buru-buru.
"Paman, dimana kau taruh sapu tangannya?" tanya Touma.
"Eeeh? Di kamarmu sih, tapi, memangnya ada apa sih?" tanya Saotome bingung.
"Iie," sahut Touma, berlari ke lantai atas.
"Touma-san kenapa?" tanya Kou, baru keluar dari dapur dengan nampan penuh pastry beraneka macam. Belum sempat dijawab, Kou sudah diseret Miyo kembali ke dapur.
Saotome menatap perempuan itu.
"Ojou-chan, memangnya apa yang terjadi? Kau menjatuhkan sapu tangan-mu?" tanya Saotome.
"Eh... itu... sedikit sulit untuk dijelaskan..."
Sementara itu, Touma benar-benar berlari menuju kamarnya. Dia membuka pintu kamarnya dengan gedubrakan. Touma menghambur ke meja belajarnya. Dengan segera dia menemukan sapu tangan biru muda yang sudah dilipat rapi. Catatannya tersampir lengkap di samping sapu tangan itu.
Touma tersenyum sambil menggenggam sapu tangan itu. Dia kembali turun sambil berlari. Di bawah, perempuan itu telah berdiri di depan rak buku. Dia sedang membaca manga Black Jack sambil menggeleng-gelengkan kepala, mungkin merespon ucapan Saotome tentang manga itu.
"Anu, permisi," panggil Touma.
Perempuan itu menoleh, dan membalikkan tubuhnya.
"Ya?" ucapnya.
"Ini sapu tangan anda bukan? Anu, terima kasih sudah meminjamkannya padaku," ucap Touma, membungkuk 90 derajat sambil menyerahkan sapu tangan itu.
Perempuan itu menerima sapu tangannya dengan senyuman. Dia menghela nafas dan menggenggam sapu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
24 Hours
RomanceSebuah catatan harian Ishikawa Touma. Dengan kondisi anterograde amnesia-nya, Touma terlahir kembali setiap 24 jam dalam dua tahun terakhir. Terbangun tanpa ingatan, hidup Touma berputar di sebuah coffee shop kecil bernama Kalimeris. Touma mungkin t...