Part 9

139 1 0
                                    

Gadis yang ku sukai tersenyum dan tertawa tanpa ada sedikit pun ke sedihan di wajahnya, ia benar-benar tertawa lepas dan itu bukan karna diriku
***

Mereka duduk di ruang tengah sambil menonton film kartun sore ini, setelah shilla melepaskan rindunya dengan gabriel.
Cakka, rio, gabriel duduk di bawah sedangkan di sofa ada shilla, sivia, ify, mereka menikmati setiap adegannya, tertawa dan bercanda bersama.
Ada tangan yang terus merangkul leher gabriel, seolah berkata gabriel adalah punyanya, siapa lagi kalau bukan shilla, gadis itu benar-benar tidak melepas gabriel sedikit pun. Cakka yang melihat itu hanya mengusap dadanya, mau bagaimana lagi, setidaknya shilla bisa bahagia karena bertemu gabriel dan jika ia bahagia aku pun akan bahagia, sesederhana itu.

"Iel, besok temenin aku ke kebun teh" bisik shilla ke teliga iel.
"Iel mendonggakan kepalanya, tersenyum, siiap gadisku"
"Ehhmm, disini banyak nyamuk kayaknya" teriak rio yang menyadari tingkah mereka berdua, yang lain hanya tertawa dengan apa yang rio katakan"
"Apa sih yo, gua kirain lo deket sama ify, noh ify lagi chat sama doinya tuh dari tadi senyum-senyum mulu depan hp" kata iel dan rio memperhatikan ify dengan mata elangnya.
"Ihh nggak ko yo, ini tu chat sivia doang, nih kalau nggak percaya"
"Cieeee Cieeee"
"Ambil nih hp lo, lo chat sama yang lain juga nggak masalah" jawab rio ketus.
"Cieeee rio cieeee"
"Apasih kalian, nggak banget"

Semua tertawa dengan tingkah rio yang salah tingkah itu dan ya mereka melanjutkan nontonnya kembali, meski pun masih ada cekikikan nggak jelas.

***

Gabriel masuk ke kamar yang di tempatinya dengan cakka dan rio, hanya tinggal cakka saja yang masih terjaga, rio jangan di tanya ia sudah lama berada di alam mimpinya.
Gabriel memperhatikan cakka yang memainkan gitar ukulele miliknya.
"Lo bisa maininnya juga ?"
Cakka yang mendengar itu hanya mengangguk.
"Itu ukulele punya shilla, dia jago mainin itu, tapi dia ngasih itu sebagai hadiah ulang tahun gua dan itu bakal selalu gua bawah ke mana-mana"
"Lo beruntung iel, shilla sangat menyayangi lo"
Gabriel tersenyum mendengar apa yang di katakan cakka.
"Gua boleh minta satu permintaan ?"
"Apa ?"
"Jagain shilla buat gua, ray, dan alvin"
"Why ? shilla gadis yang susah di taklukin, mungkin cuma kalian yg bisa bikin dia senang seperti tadi, jujur gua baru liat dia sesenang itu tanpa ada rasa sedih yang terpancar di matanya"
"Karena gua nggak bakal selalu ada di samping dia, gua kembali sekarang hanya untuk nepatin janji gua ke dia, makanya gua nitip dia sama lo, gua tau lo suka sama shilla, gua liat lo nutup gorden saat shilla tidur di sofa, gua harap lo mau berusaha."
"Gua akan berusaha iel"
"Makasih bro, gua tidur duluan"
Cakka hanya mengangguk mendengar perkataan gabriel.

***

Jam masih menunjukkan pukul 05.30 tapi shilla sudah terbangun dari tidurnya, hari ini iya berencana berjalan-jalan bersama gabriel, dulu ia selalu melakukan hal ini, meskipun hanya mengelilingi komplek rumahnya asalkan ia dapat berjalan-jalan bersama gabriel, dulu sivia juga selalu ikut tapi sekarang kayaknya shilla tak tega membangunkan sivia yang tertidur sangat lelapnya, ia pun keluar dari kamar dan mendapatkan gabriel yang baru saja turun dari tangga, ia tersenyum begitu pun gabriel, mereka pun keluar dari rumah dan berjalan menuju kebun teh.
"Shilla shilla kau tak berubah ya"
"Apanya ?"
"Tetap saja keluar hanya menggunakan baju tidur, pakailah ini jaket ku"
"Hehehhe makasihh, aku nggak tau udah berapa banyak jaket yang selalu kau kasih padaku"
"Iel aku mau cerita, tentang papa"
" Cerita aja, aku siap dengerin"
"Papa mau nikah lagi dan aku nggak setuju dengan itu, karena menurutku papa menghianati mama"
"apa yang papa katakan kepada mu ?"
"Dia ngelakuin ini untuk kebaikanku, agar ada yang urusin aku di rumah"
"Yasudah, mungkin papa memang bermaksud seperti itu, kamu udah dewasa, kamu juga harus ngertiin papa, papa pasti masih sayang sama mama tapi papa juga butuh orang bisa urusin dia, jadi kamu harus berpikir berulang kali apa keputusan mu itu udah baik untuk mu dan papa mu"
"Iya iel, makasih karena udah mau dengerin shilla"
"Iya gadisku, apapun kalau kamu aku akan selalu dengerin"
"Aku bahagia kamu kembali iel meski pun tidak untuk selamanya, aku nggak mau egois lagi, tapi kamu harus janji akan selalu hubungin aku dan selalu kesini kalau kamu ada waktu luang"
"Kamu udah dewasa ternyata, maaf karena selama ini aku nggak pernah ngehubungin kamu, tapi aku janji setelah ini aku akan selalu ada buat kamu meski pun aku jauh tapi kamu harus cerita apa pun itu"
"Siiapppp kapten 🤣🤣"
"Jadi setelah ini kamu harus bicara sama papa, oke"
"Okeee 👍"

Pagi itu mereka menghabiskan waktu bercerita mengenang masalalu mereka, mengelilingi kebun teh dan mengabadikan semua itu di kamera dan memory masing-masing. Shilla sangat senang karena setidaknya satu masalahnya sudah terpecahkan dan dia tak akan bersedih karena gabriel meninggalkannya tampa pamit karena sekarang gabriel telah kembali menepati janjinya, menemuinya dan pastinya akan berpamitan kepada shilla nantinya.
"Kau harus berjanji padaku, setelah ini kau harus kembali menjadi shilla yang ku kenal, shilla yang ceria dan selalu tertawa, shilla yang selalu bermain alat musik, shilla yang mengajari ku bermain ukulele, dan shilla yang selalu bisa menularkan ke bahagiaan ke setiap orang"
"Baiklah, aku janji iel" Ucapku sambil menempelkan jari kelingkingku di hidungnya dan dia hanya tertawa atas apa yang telah ku lakukan"

Lama sekali tak melihat tawa itu, terakhir ku liat tawa itu saat kelas 2 smp dan sekarang aku sudah lulus SMA, sungguh aku sangat merindukan senyum itu, sungguh aku sangat bahagia hari ini sampai tak tau harus berkata apa pun lagi, Terimakasi Tuhan.

***

Gadisku tak henti-hentinya tertawa karena kejailanku, aku senang bisa melihatnya seperti itu, setidaknya aku sudah menebus kesalahan ku untuk beberapa tahun yang lalu, bertapa bodohnya aku menghilangkan senyum itu, tawa itu, padahal andai saja mereka di luar sana tau bahwa gadisku ini adalah pembawah kebahagian, semoga saja Cakka bisa mengantikan posisiku nanti, menjaga mu dan selalu membuatmu bahagia seperti sekarang ini, Shilla aku sayang kamu seperti adik perempuan ku meski pun kita seumuran tapi bagiku kamu adalah anak kecil yang selalu akan seperti itu jika bersamaku.

Sekarang dia dengan seenaknya melompat di punggungku, dia meranjuk agar aku mengendongnya sampai di villa dan dia tertawa-tawa karena aku terus-terus mengeluh karena dirinya sangat-sangat berat.
"Kau melebihi karung beras"
"Hahhahaha, rasakan aku memang suka makan, katamu aku harus terus-terus makan agar aku sehat" tawanya dalam gendonganku.

Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 saat kami sampai di villa tempat kami menginap, baru saja masuk sudah ada bau makanan yang sangat lezat, langsung saja aku dan shilla ke meja makan, benar saja di sana sudah berkumpul ify, rio, sivia dan cakka tentunya.

Kalian udah pulang, duduk sini ikut sarapan terus beresin pakaian kalian, pukul 10 kita bakal balik ke jakarta. kata sivia dan anak dua itu hanya mengangguk sebagai tanda mengiyakan perkataan via.
"Bagaimana jalan-jalannya ?" tanya cakka dengan senyum manisnya.
"Sangat menyenangkan, kalian harus tau tadi iel ku paksa mengendongku dari puncak kebun teh ke villa ini sebagai hukuman karena dia menjailiku terus menerus" jawab shilla dengan bola mata yang berbinar.
"Kalian juga harus tau ada yang sangat takut dengan ulat, bahkan ulat yang sebesar lidih pun" sambung gabriel sambil tertawa.

Semua yang ada di situ ikut tertawa, apalagi rio yang tak henti-hentinya meledek shilla, meja makan hari ini sangat berbeda karena banyak tawa yang tercipta hari ini dan mereka bersyukur karena adanya gabriel bisa membuat shilla menjadi sangat ceria hari ini.

Terkadang berkumpul dengan sahabat lama bisa membuatmu menghilangkan sejenak masalah mu, jika kau tak percaya, cobalah sendiri•

Bersambung...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RASA YANG TERPENDAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang