#. DAY 3

3.6K 691 125
                                    

#. DAY 3┊Kita, Afeksi, dan Peluk.

✦✦✦

"Tidak akan pulang bersama kami?" tanya Haechan yang disambut gelengan tegas Renjun.

Kebimbangan tampak kentara meliputi air muka kedua sahabat karibnya, Haechan dan Jaemin. Melihat Renjun yang tengah berjibaku dengan tas kertas coklat beserta rentetan isinya membuat dua pemuda yang akrab dengan Renjun pun mengerutkan kening.

"Isotonik? Handuk? Untuk apa, Ren?"

"Minhyung Sunbae. Dia ada latihan basket hari ini."

Penuturan Renjun mampu membuat Haechan dan Jaemin bungkam seutuhnya. Membiarkan rongga jeda antar ketiganya, Jaemin pun menepuk puncak kepala Renjun dengan halusㅡmencoba mengalihkan atensi Renjun agar terporos ke arahnya. "Play Date mengharuskanmu membawakan Minhyung Sunbae semua hal itu?"

"Tidak. Tantangan hari ini sebenarnya hanya menunggu partner menuntaskan kegiatan ekstrakurikulernya. Kebetulan hari ini tidak ada jadwal klub seni ataupun jurnalistik. Jadi, aku yang akan menunggu Minhyung Sunbae latihan basket," sergah Renjun seraya membenahi letak ranselnya dan mendekap tas kertas coklat berisikan sebotol air mineral dingin, minuman isotonik, kotak bekal makanan berisikan semangka beku, dan handuk kecil.

Jaemin dan Haechan bertukar pandang untuk beberapa sekon, esem simpul pun terpantik setelahnya. Ini adalah kali pertama keduanya melihat Renjun mencurahkan afeksinya melalui perihal sederhana tanpa diminta.

Bukan apa-apa, namun menilik fakta bahwa apa yang Renjun lakukanㅡberinisiatif untuk membawakan bekal dan berbagai kebutuhan Minhyungㅡtidak didasari tuntutan Play Date, melainkan atas kehendaknya sendiri membuat keduanya yakin bahwa Minhyung telah mengukuhkan tempat tersendiri dalam hati Renjun.

"Hati-hati. Gedung sarana olahraga ada di seberang kantin. Siapa tahu kamu lupa arah karena sudah lama tidak ke sana," timpal Haechan yang tak pelak membuat Renjun mendelik tak suka.

Tidak ada dusta yang Haechan imbuh dalam gurauannya. Renjun tidak pernah menjejakkan kedua kakinya lagi di gedung sarana olahragaㅡfasilitas sekolah yang dikhususkan untuk klub-klub olahragaㅡselama satu tahun penuh. Setelah kandasnya hubungan romansa antara dirinya dan Jeno, Renjun tak lagi memiliki alasan kuat untuk menyambangi tempat terlaknat itu.

Sekedar informasi, Jeno mengawali dan mengakhiri hubungan romansa antar keduanya di sana.

"Kamu akan ke sana sendirian? Mau kami temani?" tawar Jaemin dengan gurat kekhawatiran yang tak mampu ia sembunyikan.

Renjun terkekeh samar sembari menggelengkan kepala. "Aku baik. Kalian pulanglah."

Meringis samar, Jaemin pun mendekap pundak Renjun; mencoba menyalurkan energi positif pada sang pemuda Huang. "Hubungi kami jika ada sesuatu hal terjadi, hm? Jika ada He-Who-Must-Not-be-Named mengganggumu, segera kirim pesan, kami akan langsungㅡ"

"Iya, iya! Aku akan langsung menghubungi kalian nanti. Dasar cerewet!" pangkas Renjun sembari mendengus sebal.

✦✦✦

"NICE SHOT, MARK!"

Semua anggota tim bertepuk tangan, salah satu kebiasaan setelah latihan selesai. Markㅡnama yang disematkan pada Minhyung kala dirinya berada di lapanganㅡmelesatkan bola tepat ke dalam ring di detik-detik terakhir; sang penyandang titel 'ace' selalu beraksi sebagai pahlawan di injury time.

PLAY DATE ( MARKREN. )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang